Langsung ke konten utama

Menggali Potensi Siswa Unggul Lewat ISCO MIPA SD di Kecamatan Pasongsongan

 

Isco mipa
Haji Akhmad Busri (tengah) sedang menyampaikan beberapa tujuan ISCO MIPA dihadapan para guru dan murid SD. [Foto: Yant Kaiy]

apoymadura.com  - Adalah Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS) Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep yang memiliki komitmen kuat untuk meningkatkan mutu pendidikan, terutama dalam bidang Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), dan berbagai aspek kecerdasan lainnya. Kamis (21/9/2023). 

Salah satu upaya nyata untuk mencapai tujuan ini adalah melalui pelaksanaan ISCO (Intelligent Students Competition) MIPA tingkat SD Kecamatan Pasongsongan. 

"ISCO MIPA adalah kompetisi yang dirancang khusus untuk menguji kemampuan siswa dalam bidang studi Matematika dan IPA. Kejuaraan ini mengekspos siswa pada beragam soal yang memerlukan pemikiran kritis, pemecahan masalah, dan pemahaman konsep ilmiah," terang Agus Sugianto, ketua panitia ISCO MIPA Pasongsongan. 

Lebih jauh ia mengungkapkan, bahwa, sesungguhnya semua itu lebih dari sekadar kompetisi, tujuan pelaksanaan ISCO MIPA di Kecamatan Pasongsongan memiliki beberapa aspek utama, salah satunya mendorong minat dan prestasi siswa. 

Salah satu tujuan utama penyelenggaraan ISCO MIPA adalah untuk menumbuhkan minat siswa terhadap Matematika dan IPA sejak dini. 

Isco mipa Pasongsongan Sumenep
Agus Sugianto mengontrol langsung pelaksanaan ISCO MIPA Kecamatan Pasongsongan. [Foto: Yant Kaiy]

Dengan cara ini, diharapkan siswa akan lebih termotivasi untuk mempelajari kedua bidang ini dengan lebih serius dan tekun. 

Kejuaraan ini juga memberikan pengakuan bagi prestasi akademik siswa yang berprestasi dalam mata pelajaran ini.

"Melalui persaingan yang sehat dalam ISCO MIPA, siswa diajarkan tentang arti persiapan, kerja keras, dan dedikasi dalam mencapai tujuan. Mereka belajar untuk menghadapi tantangan dan mengembangkan kemampuan kompetitif yang akan bermanfaat dalam kehidupan mereka kelak," tegas Agus Sugianto. 

Memperkuat Kualitas Pengajaran

Sementara ketua KKKS Pasongsongan Haji Akhmad Busri ketika dimintai pendapatnya mengatakan, bahwa ISCO MIPA juga memberikan kesempatan bagi guru untuk memperbaiki kualitas pengajaran mereka. 

"Guru dapat mengevaluasi efektivitas metode pengajaran mereka dan mempersiapkan siswa dengan lebih baik untuk kompetisi semacam ini. Ini menghasilkan kualitas pengajaran yang lebih baik secara keseluruhan," terang Haji Akhmad Busri. 

Dengan memfasilitasi kompetisi seperti ISCO MIPA, KKKS Kecamatan Pasongsongan berusaha untuk melahirkan generasi muda yang unggul dalam bidang Matematika dan IPA. 

Isco MIPA Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep
Inilah daftar juara ISCO MIPA Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. [Foto: Yant Kaiy]

Generasi ini akan menjadi calon-calon pemimpin di berbagai sektor, yang memiliki pemahaman mendalam tentang ilmu pengetahuan dan teknologi.

"ISCO MIPA juga menjadi ajang yang menghubungkan berbagai pihak dalam komunitas pendidikan, termasuk sekolah, guru, orang tua, dan siswa. Hal ini mempererat kolaborasi dalam mendukung perkembangan pendidikan di Kecamatan Pasongsongan," ucapnya. 

Kejuaraan ISCO MIPA tingkat SD di Kecamatan Pasongsongan adalah langkah positif menuju meningkatkan mutu pendidikan dan menghasilkan siswa-siswa yang siap bersaing di tingkat yang lebih tinggi. 

Melalui minat, kerja keras, dan semangat persaingan yang diinspirasi oleh kompetisi ini, generasi masa depan akan lebih siap untuk menghadapi berbagai tantangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Dengan demikian, Kejuaraan ISCO MIPA bukan hanya tentang kompetisi, tetapi juga tentang mempersiapkan anak-anak untuk masa depan yang cerah dan peningkatan pendidikan yang berkelanjutan. [kaiy]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nasib Guru Honorer PAI di Sumenep tidak Terurus

Catatan: Yant Kaiy Tidak adanya rekrutmen PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) bagi guru PAI (Pendidikan Agama Islam) di lingkungan Dinas Pendidikan Sumenep, menambah panjang penderitaan mereka. Karena harga dari profesi mulia mereka sebagai pendidik dibayar tidak lebih dari Rp 300.000,- per bulan. Rupanya pihak pemangku kebijakan masih belum terketuk hatinya untuk mengangkis mereka dari lembah ketidak-adilan. Sekian lama guru PAI terjebak di lingkaran mimpi berkepanjangan. Impian para guru PAI ini untuk menjadi PPPK menyublim seiring tidak adanya jaminan kesejahteraan. Namun mereka tetap berkarya nyata walau kesejahteraan keluarganya jadi taruhan. Mereka tetap tersenyum mencurahkan keilmuannya terhadap murid-muridnya. Animo itu terus bersemi karena ada janji Allah, bahwa siapa pun orang yang mendermakan ilmu agamanya, maka jaminannya kelak adalah surga. Barangkali inilah yang membuat mereka tidak bergolak dalam menyampaikan aspirasinya. Mereka tidak turu

Panji Gumilang Pesohor Akhir Kekuasaan Jokowi

Catatan: Yant Kaiy Emosi rakyat Indonesia berpekan-pekan tercurah ke Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Panji Gumilang. Episode demi episode tentangnya menggelinding bebas di altar mayapada. Akhirnya, lewat tangan-tangan penguasa ketenangan dan kenyamanan Panji Gumilang mulai terusik. Telusur mereka berdasar pernyataan dirinya tentang beberapa hal yang dianggap sesat oleh sebagian besar umat Islam di tanah air. Cerita tentangnya menenggelamkan beraneka berita krusial dalam negeri. Isu ketidakadilan, kasus besar menyangkut hajat hidup orang banyak menyublim di dasar laut Al Zaytun. Banyak orang bertanya-tanya, seberapa perkasa Panji Gumilang di mata hukum Indonesia. Ia bertakhta atas nama kebenaran walau kadang berseberangan jalan dengan organisasi Islam yang ada. Mungkin baginya, berbeda itu indah. Sekarang tugas penguasa menyembuhkan suasana negeri ini menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur. Tidak ada nilai tawar.[] - Yant Kaiy, Pimred apoymadura.com

SDN Panaongan 3 Layak Menyandang Predikat Sekolah Terbaik di Pasongsongan

Agus Sugianto (kanan) bersama Kepala Dinas Pendidikan Sumenep Agus Dwi Saputra. [Foto: Sur] apoymadura.com  - SDN Panaongan 3 terletak di Dusun Campaka Desa Panaongan Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Lokasinya masuk pelosok dengan jalan rusak ringan. Warga masyarakatnya sebagai besar bekerja di ladang sebagai petani. Musim penghujan mereka bercocok tanam jagung. Musim kemarau masyarakat lebih banyak menanam tembakau.  Ada pula sebagian dari mereka merantau ke kota lain. Bahkan ada yang bekerja di Malaysia, mengadu peruntungan agar kesejahteraan hidup lebih baik. Etos kerja warga masyarakat cukup tinggi. Mereka sadar, putra-putri mereka paling tidak harus punya pondasi keilmuan yang cukup. Agar dalam mengarungi hidup lebih indah, sesuai impiannya. Kendati perekonomian mereka rata-rata lemah, namun masalah pendidikan anak-anaknya menjadi sebuah prioritas. Karena mereka sadar, hidup bahagia itu lebih lestari dengan ilmu. Mereka menginginkan pendidikan putra-putrinya ke tingkat p