Terbakar Emosi
Pentigraf: Yant Kaiy
Tiba-tiba
darahku menggelegak demi kalimat kurang bijak darinya terlontar. Aku tak
sanggup menyembunyikan muntahan amarah di dada. Jantungku berdetak kencang,
menyapu bersih kesabaran di hati. Suaraku mulai bernada tinggi.
Sontak dia tercengang seperti yang lain. Tidak ada sepotong senyum mengiringi baris kata. Segera aku menyibukkan diri. Masih banyak tugas belum selesai. Tak ada waktu lagi mengontrol apa yang sudah kusikapkan.
Dalam hening malam aku menyesal. Tapi sudah terlanjur. Barangkali suasananya sudah tepat. Karena tidak hanya sekali mereka meremehkan apa yang aku kerjakan. Padahal aku tak pernah mau tahu urusan orang lain.[]
Pasongsongan, 12/11/2021
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan agar kita bisa memberikan pengalaman yang baik untuk pengunjung. Terima kasih.