Tembang Kemarau



Puisi: Yant Kaiy

Arah jitu kemarau semakin tidak menentu. Sesekali tercurah hujan diantara elegi kemarau. Menjerit petani tembakau dan garam. Acapkali tanpa sadar kufur pun ternatal pada hati mereka yang kerontang embun iman. Tangis, tawa… Sudah biasa menjadi milik makhluk bernyawa. Mereka terbius gemerlap dunia, lupa akan ayat-ayat Tuhan tentang syukur.

 

Pada panas menyengat terhampar impian hujan segera datang. Kerinduan itu seolah mengalahkan uang dan jabatan. Dari sudut-sudut tempat ibadah bergema lantunan doa, barharap khusyuk tetapi melupakan sejati insyaf penyembuh angkara murka. Tidak cukupkah dosa-dosa kita dalam memperkosa alam ini? Sehingga keseimbangan musim tersamarkan bahwa bencana bukanlah ulah manusia semata. Lalu siapa?

 

Ketika tetes air terakhir habis. Sumur, sungai dan laut mengering. Tatkala tumbuh-tumbuhan tak lagi hidup. Akankah uang dan jabatan menolongnya?

 

Pasongsongan, 3/9/2021




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Soa-soal Bahasa Madura Kelas III

Soal-soal Bahasa Madura Kelas IV SD

Madura Breaking News💥 BKN Resmi Tunda Pelaksanaan Seleksi PPPK Tahap II😭 Peserta Wajib Tahu😭🆘

KKG Gugus 02 SD Pasongsongan Gelar Rapat Rutin Bulanan

Praktik Korupsi BSPS di Sumenep Terungkap, Kades 🅱️🅾️ngkar Sistem Jual Beli yang Merugikan

Besok‼️ Penyerahan SK CPNS dan PPPK di Sumenep, Momentum Awal Pengabdian bagi Ratusan Calon ASN

Soal dan Kunci Jawaban Bahasa Madura PAS Kelas IV SD

Inspirasi Kepala Sekolah: Agus Sugianto Bangun Kedekatan dengan Murid SDN Panaongan 3😁

Workshop Deep Learning untuk Guru SD Pasongsongan👍👌 Tingkatkan Kualitas Pembelajaran🏆

Amazing‼️ SDN Panaongan III Buktikan Keterbatasan Bukan Penghalang Prestasi