Antologi Puisi “Kemarau Hati” (2)



Puisi: Yant Kaiy

Kampung Kemarau

terik menyengat tanah kelahiran

udara garing berhembus bawa debu

rumput liar terbakar api iri sesama

tersudut impian hijau kampungku

bergeming menyongsong hari tak bermega

sejumput hikmah teronggok di altar jiwa

 

kidung Sandur mengalun lirih

mengembara terbawa angin

merenda impian musim tak menentu

memilih bangkit ketimbang sakit

mencari setetes air di sumur kering

di sela-sela batu kapur

kambing pun dahaga di sana

meratap parau memanggil

nafasnya kembang-kempis

ini salah siapa, tentu ulah manusia

rakus, tak becus menjaga alam

 

hewan penjaga keseimbangan musim

senantiasa mengutuk kita

murka Tuhan memang tidak seketika

belum cukupkah bencana melanda

pelajaran buat manusia

 

di tengah dahaga menerkam tidur

kerontang segala lamunan

tembang Macapat menggauli langit

berharap hujan segera tercurah

diantara madah merayap

menyempurnakan nuansa hati

menyatu kembali ke mayapada

 

teringat kesombongan diri sekian lama

sikap paling berkuasa di muka bumi

melupakan baris firman-Nya

terlupa puji-syukur di atas keserakahan

mengaji diri penuh bijaksana

bahwa anak-cucu penerus cerita.

Pasongsongan, 7/9/2021



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Soa-soal Bahasa Madura Kelas III

Soal-soal Bahasa Madura Kelas IV SD

KB-PAUD Sabilul Rosyad Desa Pagagan Menerima Kunjungan Asesor Akreditasi

PB Elang Waru Jalin Persahabatan dengan PB Indoras Sumenep

Mitos Uang Bernomer 999

Sekolah Hebat, SDN Padangdangan 2 Gelar Program Bersase Setiap Sabtu

Soal dan Kunci Jawaban Bahasa Madura PAS Kelas IV SD

Di SDN Padangdangan 1 Digelar Isco Pediyah, Ajang Asah Kecerdasan dan Spiritual Siswa

SDN Padangdangan 2 Gelar Kegiatan Shoyama, Tanamkan Cinta Rasul dan Tolak Bullying

Dua Siswi SDN Padangdangan 2 Ikuti Ajang ISCO MIPA 2025 di SDN Pasongsongan 2