Antologi Puisi “Suram Bertirai Gelap” (5)
Karya: Yant Kaiy
Dewi Penolong
ketika kutertikam tajam fitnah
kau datang mengobati
aku pun mulai
simpatik
hanya sebatas itu
ketika hatiku mulai gundah
kau berikan saputanganmu
diriku hanyut dalam belaimu
tak lebih dari
kasih sahabat
begitu kata nuraniku
ketika aku
dipemainkan cinta
spontan hiburmu menyentuhku
kidungmu mampu menembus dinding asmara
sebelum diriku terlena
masih membekas pengkhianatanmu dulu
dan masih tampak jelas di lensa mataku
haruskah aku membencimu lagi?
setelah kau berkorban hanya buatku
aku bingung, kekasih.
Pasongsongan,
17/01/96
Menawarkan Hasil Cipta
kepada mila karmila
banyak cerita yang
kita kemukakan
tentang sebuah penderitaan
tentang perjalanan karier
tentang rumah tangga
semua kita kupas
habis
tak bersisa pada sepotong curiga
padahal kita masih dalam
perkenalan
namun cukup dekat
segampang itukah jalinan rasa
percaya?
aku sendiri juga terbelenggu tanya
mengapa itu bise terjadi
atau memang nasib yang mempertemukannya?
entahlah, aku
sendiri masih ragu
pantaskah itu jadi milikku
setelah sekian lama terpisah
janji kerinduan
menghampar tiba-tiba
mungkinkah aku mampu mendustai diri sendiri
bahwa aku masih ingin menapaki perjalanan nasibmu
yeng pernah kau banggakan walau
terasa pahit kau
rasa
namun itulah nikmat
kita sesungguhnya
bahkan sering
juga kita pertaruhkan
dalam menawarkan hasil karya.
Pasongsongan,
19/01/96
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan agar kita bisa memberikan pengalaman yang baik untuk pengunjung. Terima kasih.