Antologi Puisi “Riak Sungai Debur Hati” (5)
Karya: Yant Kaiy
Halimun Asmara
siapa akan nyana. cinta kita
amat cepat tumbuh
dalam lingkaran gelap
sesekali halimun
merenda resahku
tertimbun debu
nyaliku. kau menjauh,
kusarungkan emosi
membara
kini kau hadir
kembali lewat
percikan sesal. kau paparkan sebisanya
dari kedepresian
mengisi lembah luka
deraikan air mata. segampang itu?
angin mengabari
hujan wajah malam
lunturkan dendamku
padamu
dan melapuklah
seiring detik ceria
menyambut fajar. datang pada
kesetiaan yang kita
pegang.
Pasongsongan, 02/12/90
Kakakku
memang kau telah memberiku pelita di tangan
dan darimulah
kudapat berjalan,
mengarungí laut
kemiskinan menyiksa harga diri
tapi kau begitu
tega merebut kasih ibu kita
seharusnya tak begitu.
menyadari akan
keberadaan diriku
terkatung oleh ombak nasib
darimulah aku kau
ajarkan kemalasan
keapatisan melekat,
tidur seenak perut
bertentangan dengan
prinsip juangku
mau menang sendiri.
tak mempan
untaian pelajaran
orang tua
lebih ironis; kau
teganya membangkang
seakan beliau adalah
babu rumah tangga.
Pasongsongan, 03/12/90
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan agar kita bisa memberikan pengalaman yang baik untuk pengunjung. Terima kasih.