Bersilat Lidah
Pentigraf: Yant Kaiy
Jujur, aku sebelumnya amat kasihan padanya. Dari keluarga biasa-biasa
saja. Ayahnya seorang petani di kampung. Ibunya berjualan kue keliling.
Saudara-saudaranya bekerja di kuli bangunan. Dialah satu-satunya yang kuliah
hingga mencapai magister berkat beasiswa perusahaan keluargaku.
Lalu dia bekerja di anak perusahaan keluarga sampai akhirnya menjadi
suamiku. Ketika kami dikarunia tiga anak, dia mulai berulah. Fakta menjelaskan
kalau dia mulai menjalin hubungan cinta dengan banyak gadis. Belangnya mulai
terkuak. Tapi aku tetap menyibukkan diri tanpa henti karena ada beberapa target
perusahaan belum terengkuh. Seolah tiada waktu untuk berdebat.
Dia terlihat sungkan ketika sikapku mulai berganti malam. Aku tidak
senang bersilat lidah terhadapnya yang jelas-jelas menikamku dari belakang. Aku
tidak kaku-kaku amat dalam urusan bercinta. Entah sampai kapan mahligai rumah
tangga kami bertahan di tengah ancaman badai.[]
Pasongsongan, 11/1/2021
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan agar kita bisa memberikan pengalaman yang baik untuk pengunjung. Terima kasih.