Surat Tanah: Aneh tapi Nyata
Catatan: Yant Kaiy
Pemerintah merupakan
pengelola bangsa ini. Sedangkan negara adalah organisasi kekuasaan yang
berdaulat dengan tata pemerintahan yang melaksanakan tata tertib atas
orang-orang didaerah tertentu. Dan rakyat merupakan bagian terpenting dari
suatu pemerintahan. Jadi pemerintah ibarat sopir, negara adalah kendaraan, dan
rakyat adalah penumpangnya. Definisi kebangsaan semacam ini orang sudah banyak
memahaminya.
Nah, ketika penumpang
bilang: “Stop!”. Maka sopir harus menginjak pedal rem untuk menghentikan
kendaraannya. Artinya penumpang punya hak meminta sopir berhenti, dan sopir
punya kewajiban mematuhinya.
Walau demikian dalam
implementasinya tidak tegak-lurus dengan realitas di lapangan. Pemerintah dalam
hal ini pejabat negara tak jarang sok “berkuasa” terhadap jabatan yang
disandangnya. Ada pula pejabat suka menindas rakyat, menyalahi sumpah
jabatannya. Mereka tidak sadar, dari mana seluruh fasilitas hidupnya didapat.
Aneh. Ia bukan menjadi pelayan rakyat, justru ia minta dilayani oleh rakyat.
Sebagai rakyat, kita
jangan ikut-ikutan aneh agar kehidupan berbangsa dan bernegara sesuai falsafah
para pendiri negeri ini.
Contoh kecil saja, pada
2019 lalu pernah saya mengurus surat tanah yang dibeli dari uang dapat arisan.
Bayarnya mahal, mengurusnya susah, dan prosesnya lama.[]
Yant Kaiy, penjaga gawang
apoymadura
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan agar kita bisa memberikan pengalaman yang baik untuk pengunjung. Terima kasih.