Jadah (II)



Jadah (II)

Puisi: Yant Kaiy

 

aku sendiri juga tak tahu

tanggal dan bulan berapa dilahirkan

aku berangkat dewasa pada kesunyian

sementara kesendirianku kian abadi,

berkaribkan mimpi-mimpi

tidak ada orang ambil peduli

selebihnya hanya cemooh melanda nurani

oi perjalanan diri

 

hingga detik ini pun, aku dibikin bingung

nyut... nyut... nyut... pusing tujuh keliling

pada siapa seharusnya aku memanggil ayah

karena ibu menghidupiku

dari peluh-peluh lelaki brengsek,

aku juga sudah berjanji untuk terus mencari

di antara semak-semak berduri, meski

nantinya semua itu adalah ilusi

aku takkan pernah peduli

 

cerita banyak orang, ibuku seorang pelacur

jadi; tulang, daging, dan darah yang mengalir

di sekujur tubuhku telah dilumuri noda-dosa

najis, menjijikkan

tapi ibu sudah memberikan yang terbaik buatku

tak pantas kiranya aku menyalahkan beliau

tidak juga lelaki penyebabkan aku lahir

atau mereka yang telah berbuat semena-mena

terhadap diriku, dan kubiarkan semuanya

berjalan apa adanya, sesuai arah mata angin

yang mengabarkan musim

 

kuakui, di mata mereka diri ini hina. kerdil, bahkan tidak ada artinya sama sekali. tidak ubahnya sampah menjijikkan harus dimusnahkan. tidak ubahnya debu berterbangan, menempel pada kaca - kaca rumah orang. aku pun harus rela disingkirkan kapan saja, dari kumpulannya orang teraniaya oi, perjalanan nasib

 

Pasongsongan, akhir 1994 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Soal-soal Bahasa Madura Kelas IV SD

Soa-soal Bahasa Madura Kelas III

KB-PAUD Sabilul Rosyad Desa Pagagan Menerima Kunjungan Asesor Akreditasi

Kekecewaan Guru Honorer Pasongsongan: Lama Mengabdi tapi Tak Lolos PPPK

PB Elang Waru Jalin Persahabatan dengan PB Indoras Sumenep

Mitos Uang Bernomer 999

Soal dan Kunci Jawaban Bahasa Madura PAS Kelas IV SD

Sekolah Hebat, SDN Padangdangan 2 Gelar Program Bersase Setiap Sabtu

KH Kamilul Himam Isi Tausiah Maulid Nabi Muhammad SAW di SDN Panaongan 3 Pasongsongan

498 Guru Honorer Sumenep Gagal Terjaring PPPK, Bagaimana Nasib Mereka?