Interview PKBM Al-Islah Bakeong Guluk-Guluk Sumenep
Catatan: Yant Kaiy
Ada seorang teman yang baru kenal dengan saya meminta tolong untuk mengembangkan hasil wawancaranya di PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) Al-Islah Bakeong Kecamatan Guluk-Guluk Kabupaten Sumenep Madura. Dengan niat tulus membantunya yang insya Allah akan bermanfaat baginya dalam pembuatan tesis. Saya katakan kepadanya untuk diedit lagi.
Berikut hasil tulisan yang saya kembangkan:
- Pedoman wawancara untuk Pengelola PKBM di Al-Islah Bakeong Kecamatan Guluk-Guluk
Kabupaten Sumenep Madura
1.
Bagaimana sejarah
berdirinya PKBM di Al-Islah Bakeong Kecamatan Guluk-Guluk Kabupaten Sumenep Madura?
Sejarah bermula berdirinya PKBM Bina Insan Mandiri ialah pada tanggal 13 September 2010, awal berdirinya Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Al-Islah, yakni dengan mempertimbangkan unsur realita bahwa masih banyak warga masyarakat di wilayah Kecamatan Guluk-Guluk dan sekitarnya yang tidak mengenyam pendidikan formal, maka dengan semangat dedikasi dan berbakti pada masyarakat, dari, oleh dan untuk masyarakat, maka didirikanlah lembaga PKBM Al-Islah.
Sebelum berdirinya PKBM, sebuah catatan buruk tentang fenomena pendidikan masyarakat cenderung mengedepankan kerja dari pada berlama-lama di lembaga sekolah. Salah satu faktor urgen yaitu motivasi dari keluarga menjadi elemen tak terkendalikan yang mampu mematahkan harapan bagi seseorang untuk melanjutkan masa usia sekolah ke jenjang pendidikan selanjutnya. Apalagi ada tetangga di lingkungannya yang merantau ke beberapa daerah sukses dalam kesejahteraan, otomatis pihak keluarga akan mengarahkan mindsetnya, bahwa pendidikan formal tidak mutlak memberi garansi bagi seseorang hidup lebih baik dari sebelumnya. Perspektif inilah yang seringkali terjadi dan berlaku di tengah-tengah masyarakat di lingkungan PKBM Al-Islah sebelumnya.
Fenomena orang-orang perantau di lingkungan PKBM Al-Islah dengan segala performance luxnya, plus motivasi keluarga dan teman-teman terdekat tentang iming-iming hidup mapan di perantauan telah merubah haluan instan masyarakat tentang lifestyle. Pergeseran budaya inilah paling dominan menjajah alam pikiran masyarakat. Biarpun pendidikan seseorang tinggi, ujungnya-ujungnya akan berlabuh juga pada dunia kerja. Sedangkan lapangan pekerjaan di daerahnya tidak mampu mengakomodir mereka yang telah menamatkan pendidikannya. Kalaupun mendapatkan lapangan pekerjaan seringkali imbalan dari kerjanya masih di bawah standarisasi upah minimum yang ditetapkan pemerintah daerah setempat.
Selain hal tersebut di atas, banyak masyarakat yang tidak dapat melanjutkan pendidikannya lantaran berhenti (DO) yang didominasi oleh faktor ekonomi yang lemah. Sehingga mengharuskan bagi dirinya untuk segera bekerja apa saja supaya bisa terangkis dari lembah ketidak-mapanan. Maka ditinggalkanlah bangku sekolahnya karena masyarakat di lingkungannya yang lebih sejahtera masih mau bekerja membanting tulang, apalagi dirinya yang masih berkubang di perekonomian lemah.
Seiring perjalanan waktu, tidak selamanya mendung akan turun hujan. Tidak selamanya orang yang sudah bekerja dan memiliki penghasilan menjamin hidup bahagia. Bagi orang yang berilmu, bahagia itu bisa diatur. Dinamika kebahagiaan dari sekian banyak individu yang merengkuh sukses dalam profesinya menjadi tenaga kerja di perantauan tidak mutlak mengelilingi hidup seseorang, namun ada pula diantara masyarakat yang gagal meraih impiannya. Endingnya, ternatallah kesadaran dan perilaku insyaf. Bahkan ada diantara mereka yang berada dalam suasana irama penyesalan. Pada episode inilah, mulai ada gejala migrasi wawasan kalau orang yang berilmu akan lebih baik sistem pengetahuannya dalam mengarungi hidup yang kompleks dengan aneka problematikanya.
Kemudian kesadaran inilah yang mendorong masyarakat di sekitar PKBM berputar seratus delapan puluh derajat. Dulunya agak alergi berkutat di dunia pendidikan, tapi pada akhirnya masyarakat lalu antusias dan bergairah kembali untuk mengenyam pendidikan. Tidak ada kata terlambat, senyampang nyawa masih dikandung badan. Terlebih para orang tua yang belum mandapatkan pendidikan dasar. Lagi pula pemikiran masyarakat sekarang bercermin terhadap tetangganya yang telah sukses menempuh pendidikan dalam usia yang sudah tidak muda lagi dan membawanya pada kehidupan normal sesuai harapan. Diantara mereka ada yang berhasil melampaui tantangan yang sebelumnya tak mampu ia kalahkan.
Perlahan tapi pasti, masyarakat mulai terbangun dari tidur panjangnya. Ternyata PKBM di Kecamatan Guluk-Guluk telah memberikan pelangi manfaat masif bagi sendi-sendi kehidupan sosial budaya di tengah-tengah masyarakat luas. Wajar kalau kemudian animo masyarakat menerima kehadiran PKBM tanpa bisa depengaruhi pemahaman keliru.
2. Apa ada faktor pendorong
atau penghambat dalam pendirian PKBM
di Al-Islah Bakeong Kecamatan Guluk-Guluk Kabupaten Sumenep Madura?
Faktor pendukung: Adanya
antusiasme masyarakat yang putus sekolah untuk bisa mengenyam pendidikan
kembali. Mereka mulai merasakan kalau hidupnya masih belum lengkap setelah
dirinya bercermin dari beberapa daerah yang sumber dayanya lebih baik dari
lingkungan tempat tinggalnya. Tolak ukur ini pula yang menjadikan mereka
bersemangat kembali untuk melanjutkan
pendidikan formalnya. Ditambah
lagi injeksi motivasi dari beberapa pihak terkait, bahwa usia bukanlah hambatan
vital bagi seseorang hijrah dari paham keliru. Maka lahirlah inspirasi kalau
dunia pendidikan mampu mencerdaskan kehidupan berbangsa dengan kualitas dan
kuantitas sumber daya manusia seutuhnya.
Faktor Penghambat :
Kurangnya minat belajar warga karena banyaknya aktivitas keseharian yang
menguras waktu, tenaga dan pikiran. Rutinitas inilah yang menenggelamkan animo
mereka pada kedalaman samudera bisnis. Dan kurangnya suplai dana dan infra
struktur yang tidak memadai dari pemerintah menjadi pemicu signifikan tak
terbantahkan.
3.
Apa visi dan misi PKBM di Al-Islah Bakeong Kecamatan Guluk-Guluk Kabupaten Sumenep Madura?
Visi : Menjadi Lembaga Pendidikan Luar Sekolah Yang Melahirkan Warga Belajar
Berjiwa Pemimpin, Cerdas Dan Berakhlakul Karimah.
Misi
:
o
Menciptakan
Kegiatan Belajar Mengajar Yang Mengembangkan Nilai-Nilai Kepemimpinan.
o
Menjadikan
Warga Belajar mampu Mengembangkan Dasar Kemampuan Kognitif Psikomotorik dan
Terampil.
o
Menanamkan
Nilai-Nilai Kedisiplinan, Kemandirian, Bertanggung Jawab, Berjiwa Sosial,
Saling Menghargai dan Kerjasama.
o
Menjadikan
Warga Belajar Memiliki Kemampuan Dasar dan Wawasan yang Luas.
4.
Apa saja program maupun
kegiatan yang dilaksanakan di PKBM
di Al-Islah Bakeong Kecamatan Guluk-Guluk Kabupaten Sumenep Madura?
Program kegiatan yang
diterapkan adalah mengikuti kegiatan kompetisi edukatif, Bimsus, dan kegiatan ekstrakurikuler kreatif agar
tidak ada nuansa monoton pada suasana belajar. Ini penting karena dari sisi psikologi
dan faktor usia menjadikan alam pikiran dan daya nalarnya berbeda-beda dari
masing-masing individu.
5.
Berapa jumlah pengelola dan
pengurus PKBM di Al-Islah Bakeong Kecamatan Guluk-Guluk Kabupaten Sumenep Madura?
Jumlah Pengelola 1 orang
dan Pengurus 8 orang. Diantara kami senantiasa melakukan action via sosialisasi
berkesinambungan agar masyarakat yang belum mengenyam pendidikan formal bisa
masuk ke PKBM Al-Islah. Walau personil kami masih terbilang sedikit, tetapi
kami terus berbenah menyongsong hari demi hari agar keberadaan kami bisa
meyakinkan mereka.
Membangun keyakinan orang
lain itu membutuhkan waktu. Lama tidaknya itu relatif. Rekam jejak yang baik
sambil mengkampanyakan budaya pendidikan, bahwa seseorang yang menjalani hidup
ini akan lebih baik ketimbang mereka yang minus wawasan dan ilmu pengetahuan.
Kita tentu sudah banyak
tahu dan bisa membandingkan diantara hidup yang mengandalkan otak dan otot.
Contoh kongkritnya antara pekerja batu yang menggunakan otot dan dokter yang
mengoperasi pasien kencing batu yang menggunakan otak. Seorang pekerja batu
sehari paling banyak mendapatkan uang Rp 200.000,-. Sementara seorang dokter,
membedah pasien kencing batu tidak sampai
satu jam bisa mendapatkan uang lebih dari Rp 2.000.000,-. Inilah sebuah
fenomena perbedaan sangat mencolok dan riil.
6.
Apa saja persyaratan
menjadi pengelola dan pengurus PKBM
di Al-Islah Bakeong Kecamatan Guluk-Guluk Kabupaten Sumenep Madura?
Pertama: Berakhlakul
Karimah sesuai dengan prinsip dan kebutuhan yang diinginkan masyarakat.
Diutamakan pula tidak memiliki catatan tindak kriminal, baik itu tindak
kriminal korupsi dan kekerasan serta tidak terlibat penyalahgunaaan obat-obat
terlarang (narkotika).
Kedua: Kualifikasi Ijazah minimal S1 Keguruan. Ini
merupakan tuntutan dan kebutuhan dalam melahirkan lulusan mumpuni supaya
nantinya bisa berbicara banyak di tengah-tengah lingkungannya.
Ketiga: Mengabdi dengan
tulus dan berbakti tanpa pamrih sesuai dengan asas PKBM di Al-Islah. Bekerja
dan beramal memang tidak mudah dilakukan di era seperti sekarang. Apalagi
tuntutan hidup dan kebutuhan sehari-hari selalu mendesaknya agar tidak lebih
besar pasak dari pada tiang. Tapi masih ada saja orang-orang yang peduli dengan
dunia pendidikan walau tidak mendapat imbalan manusiawi.
7.
Apa ada keterampilan khusus
menjadi pengelola dan pengurus PKBM
di Al-Islah Bakeong Kecamatan Guluk-Guluk Kabupaten Sumenep Madura?
Tidak ada, Pak. Yang paling
penting aktif melaksanakan tugas mengajar dan disiplin waktu karena pada
umumnya peserta didik punya banyak agenda setiap harinya. Kita tentu tidak
menghendaki gara-gara satu orang kegiatan belajar mengajar di PKBM Al-Islah
menjadi berantakan. Tentu ini akan sangat merugikan banyak pihak, utamanya
kredibilitas kami yang menjadi taruhannya. Masyarakat mungkin tidak langsung
menegurnya, akan tetapi mereka akan punya penilaian negatif. Kami percaya akan
peribahasa: Karena nila setitik, rusak susu sebelanga. Peribahasa yang
mengilustrasikan betapa pentingnya menghindari wujud kesalahan di intern PKBM.
8.
Bagaimana kerjasama lembaga
dengan pihak lain?
Alhamdulillah solid, dan
take and give. Support dan atensi masyarakat terus mengalir kepada PKBM di
Al-Islah karena manajemen mengharuskan kebersamaan itu tetap terjaga marwahnya.
Dan kalau perlu terus ditingkatkan. Caranya dengan menampung aspirasi lewat
sosial media yang sudah tersedia, baik itu berupa kritik membangun atau
saran-saran inspiratif dan aktual. Langkah ini perlu diambil supaya
keberlangsungan belajar-mengajar sesuai harapan.
Melestarikan kebersamaan
dengan lingkungan akan memberi dampak luar biasa bagi eksistensi kami di
tengah-tengah masyarakat. Tanpa adanya kebersamaan mustahil keberadaan kami
tetap ada sampai sekarang.
Jalinan komunikasi dan
silaturrahmi dengan para tokoh agama dan tokoh masyarakat serta tokoh pemuda
menempati pilar utama dalam keberlangsungan aktivitas belajar-mengajar.
9.
Berdasarkan apa penetapan
kelompok belajar di PKBM di Al-Islah Bakeong Kecamatan Guluk-Guluk Kabupaten Sumenep Madura?
Ijazah dan Kartu Keluarga.
10. Berapa jumlah warga belajar di PKBM di Al-Islah
Bakeong Kecamatan Guluk-Guluk Kabupaten Sumenep Madura?
Tahun pelajaran (Tapel)
2019/2020: Kelas X ada10 siswa, Kelas XI ada 9 siswa, dan kelas XII ada11
siswa. Ini bukanlah jumlah yang sedikit bagi kami. Angka-angka tersebut menunjukkan
kalau tingginya angka putus sekolah di wilayah kami lumayan besar. Kami telah
melakukan monitoring ke tingkat masyarakat, bahwa keberadaan mereka yang putus
sekolah tiap tahunnya angkanya semakin mengecil karena kesadaran pihak keluarga
tambah membaik.
11. Apa tujuan diselenggarakannya berbagai program di PKBM di Al-Islah Bakeong Kecamatan Guluk-Guluk Kabupaten Sumenep Madura?
Ialah untuk meningkatkan
kualitas lembaga sehingga warga belajar bisa sinergi dengan siswa formal.
Tujuan tersebut akan tercapai maksimal bilamana satu elemen dengan elemen
lainnya dapat mengaplikasikan program awal yang telah dicanangkan sebelumnya.
Kekompakan tersebut akan mengeliminir segala model kegagalan dalam capaian
utama di dunia pendidikan, dimana lembaga pendidikan itu sebagai motor dalam
mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara.
12. Darimanakah sumber dana PKBM yang ada di PKBM di Al-Islah
Bakeong Kecamatan Guluk-Guluk Kabupaten Sumenep Madura?
Dari tahun 2013-2018
menggunakan dana Yayasan dan pada tahun 2019- 2020 BOP kesetaraan. Kami telah
berkomitmen menjalankan tugas dan fungsi dari lembaga sebaik mungkin. Karena
semua itu merupakan amanah yang mesti ditegakkan terus menerus. Kerja keras
dari semua elemen akan melahirkan output sesuai harapan.
13. Sarana belajar apa saja yang tersedia di PKBM di Al-Islah
Bakeong Kecamatan Guluk-Guluk Kabupaten Sumenep Madura?
Alat praktek keterampilan
dan alat penunjang lainnya yang bisa memberi warna baru tercapainya kualitas
pendidikan.
Gedung (Kelas) dan
Kantor sebagai aset sudah kami miliki.
Mustahil sebuah lembaga pendidikan yang baik tidak memiliki sarana dan
prasarana seperti itu.
14. Bagaimanakah hasil belajar yang dicapai oleh warga belajar setelah
mengikuti pembelajaran di PKBM di Al-Islah Bakeong Kecamatan Guluk-Guluk Kabupaten Sumenep Madura?
Selama ini 80% lulusan
begitu memuaskan. Kalau boleh dibandingkan dengan lembaga pendidikan sejenis
PKBM, tentu PKBM Al-Islah menempati rangking terbaik. Tapi semua itu tidak
membuat kami pongah. Sebab apalah artinya nama besar kalau hasil akhir dari
proses belajar mengajar tidak mendatangkan makna kebermanfaatan bagi segenap
masyarakat, utamanya para pegiat pendidikan di lingkungan PKBM Al-Islah.
15. Apakah Bapak pernah melaksanakan pembinaan di PKBM di Al-Islah
Bakeong Kecamatan Guluk-Guluk Kabupaten Sumenep Madura?
Itu tentu kami laksanakan
setiap semester. Ini penting karena kita akan mengerti sisi mana yang mesti
mendapat atensi dan perlu disetting sedemikian rupa agar semua dapat berjalan
sesuai dengan mekanisme yang ada.
16. Pendekatan apa saja yang dipergunakan dalam pembinaan PKBM di Al-Islah Bakeong Kecamatan Guluk-Guluk Kabupaten Sumenep Madura?
Pendekatan Persuasif.
Metode pendekatan ini secara perspektif akan bisa meleburkan dinamika persoalan
yang kapan saja bisa muncul ke permukaan. Pendekatan persuasif ini cukup
berhasil menetralisir gejolak yang pernah ada sebelumnya. Ini sebuah pengalaman
yang patut mendapat perhatian serius sehingga apabila terjadi lagi persoalan
sejenis akan mudah penanganannya.
17. Teknik apa saja yang diberikan dalam proses pembinaan di PKBM di Al-Islah Bakeong Kecamatan Guluk-Guluk Kabupaten Sumenep Madura?
Supervisi kelas dan
supervisi pembelajaran (guru). Kontinuitas dari supervisi ini senantiasa kita
agendakan, tidak harus menunggu adanya suasana tidak kondusif di lingkungan
PKBM.
18. Materi apa saja yang diberikan dalam proses pembinaan PKBM di Al-Islah Bakeong Kecamatan Guluk-Guluk Kabupaten Sumenep Madura?
Pembinaan mental dan
spritual. Sinergitas keduanya perlu dikedepankan karena sebaik apapun teori dan
praktek keagamaan dijalankan, tapi kalau mentalnya bobrok maka takkan pernah
ada maslahah yang bisa dipetik.
19. Potensi apa saja yang ada di wilayah kerja Bapak yang dapat dimanfaatkan
untuk menunjang pembelajaran di PKBM
di Al-Islah Bakeong Kecamatan Guluk-Guluk Kabupaten Sumenep Madura?
Keterampilan membuat
kerajinan dari bahan alam dan lainnya. Konkretnya keterampilan ini dapat
memberikan aneka manfaat terhadap mereka setelah lulus dari masa pendidikannya.
20. Bagaimana dampak program pembelajaran dari PKBM di Al-Islah
Bakeong Kecamatan Guluk-Guluk Kabupaten Sumenep Madura?
Sangat bagus. Wawasan
mereka tambah luas. Efeknya strata sosial mereka dalam keilmuan banyak
peningkatan. Tidak mengedepankan emosional dalam menyelesaikan persoalan hidup
yang mereka hadapi.
21. Bagaimana kondisi PKBM di Al-Islah Bakeong Kecamatan Guluk-Guluk Kabupaten Sumenep Madura?
Alhamdulillah berjalan baik
pada koridor tugas dan fungsinya.
22. Siapa saja yang terlibat dalam merencanakan program di PKBM di Al-Islah Bakeong Kecamatan Guluk-Guluk Kabupaten Sumenep Madura?
Pengelola, Pengurus, Tutor,
dan pihak terkait terus berkolaborasi maksimal agar hasil akhir sesuai dengan
harapan kita bersama.
23. Permasalahan apa saja yang sering dihadapi oleh PKBM di Al-Islah
Bakeong Kecamatan Guluk-Guluk Kabupaten Sumenep Madura?
Adanya warga yang sering
bolos belajar, dan kurangnya dukungan dari pihak-pihak terkait. Kendati begitu,
kami tidak bisa memvonis segala sesuatunya dengan sikap egosentris terhadap
mereka. Kami hanya bisa berdiskusi (menegur) mengapa mereka membolos.
- Pedoman wawancara untuk staff PKBM di Al-Islah
Bakeong Kecamatan Guluk-Guluk Kabupaten Sumenep Madura
1.
Apakah kendala yang Anda
hadapi selama bekerja di PKBM di Al-Islah Bakeong Kecamatan Guluk-Guluk Kabupaten Sumenep Madura?
Sarana pembelajaran yang
kurang memadai, termasuk warga yang kadang membolos.
2.
Berapa lama Anda bekerja di
PKBM di Al-Islah Bakeong Kecamatan Guluk-Guluk Kabupaten Sumenep Madura?
Sudah 7 tahun, Pak.
Perjalanan waktu cukup panjang ini kami tekuni dengan lapang dada. Profesi
apapun tidak akan memberikan kata sukses tanpa melalui proses step by step.
3.
Job
desk apa saja yang anda lakukan di PKBM di Al-Islah
Bakeong Kecamatan Guluk-Guluk Kabupaten Sumenep Madura?
Tenaga adminstrasi,
operator dapodik dan lain-lain.
4.
Kebutuhan biaya
pembelajaran selama ini dipenuhi?
Alhamdulillah kebutuhan itu
bisa diatasi dengan baik, Pak. Walau begitu bukan berarti semua kebutuhan biaya
terpenuhi keseluruhan. Adakalanya ada beberapa item kebutuhan yang dipending,
yakni dengan sistem mendahulukan kebutuhan utama dan menomer-duakan kebutuhan
yang tidak amat vital akhirnya semua dapat teratasi.
5.
Bagaimana evaluasi
pembelajaran yang selama ini dilakukan ?
Berjalan lancar sesuai
regulasi yang telah ditetapkan bersama lewat forum internal PKBM Al-Islah.
6.
Berapa jumlah tutor
pembelajaran selama ini?
Semuanya ada 11 orang
tutor, Pak.
7.
Bagaimana struktur
organisasi yang ada di PKBM di Al-Islah Bakeong Kecamatan Guluk-Guluk Kabupaten Sumenep Madura?
Kurang berjalan sesuai job.
8.
Siapa saja yang terlibat
dalam evaluasi program PKBM di Al-Islah Bakeong Kecamatan Guluk-Guluk Kabupaten Sumenep Madura?
Pengelola,
Pengurus, Tutor, dan Pihak terkait
9.
Apakah ada biaya
pendaftaran di PKBM di Al-Islah Bakeong Kecamatan Guluk-Guluk Kabupaten Sumenep Madura?
Tidak ada, Pak. Semua
gratis karena kita tahu banyak diantara mereka yang kurang beruntung dalam
hidupnya. Tujuannya kami tidak ingin memberatkan beban itu. Yang penting mereka
mau belajar dengan sungguh-sungguh
10. Jika ada berapa besarnya yang harus dikeluarkan oleh warga belajar?
11. Apakah setiap tahun ada penambahan warga belajar di PKBM di Al-Islah Bakeong Kecamatan Guluk-Guluk Kabupaten Sumenep Madura?
Terkadang bertambah dikelas
X tapi berkurang di kelas XI.
12. Rata-rata yang menempuh pendidikan di PKBM di Al-Islah
Bakeong Kecamatan Guluk-Guluk Kabupaten Sumenep Madura bekerja atau putus sekolah?
Ada sebanyak 85% yang drop
out pak dan sisanya 15% karena obsesi.
13. Bagaimana cara memotivasi warga belajar agar rajin mengikuti
pembelajaran?
Diadakan pembelajaran di
rumah warga belajar secara bergilir, dan menghargai yang berprestasi.
Penghargaan terhadap mereka yang berprestasi bertujuan menstimulan lainnya agar
juga bersaing.
- Pedoman wawancara
untuk warga belajar PKBM di Al-Islah Bakeong Kecamatan Guluk-Guluk
Kabupaten Sumenep Madura
1.
Berapa pendapatan anda per
bulan?
Kurang dari Rp 300.000,-
2.
Seberapa jauh domisili tempat tinggal Anda dengan PKBM (dalam km)?
Berjarak 2,5 km.
3.
Pendidikan yang pernah anda
tempuh?
Hanya sampai di bangku SMP.
4.
Bagaimana keadaan sarana
dan prasarana PKBM di Al-Islah Bakeong Kecamatan Guluk-Guluk Kabupaten Sumenep Madura?
Kurang lengkap, Pak. Tapi
semua itu tidak menjadikan suatu kendala berarti dalam belajar. Justru hal ini
memacu diri untuk terus meningkatkan minat agar
setelah tamat nanti menjadi manusia seutuhnya dengan rasa percaya diri
tinggi sehingga dapat mengarungi bahtera kehidupan di tengah-tengah lingkungan
sekitarnya.
5.
Apakah relevan penyampaian
materi oleh tutor dengan tema pembelajaran?
Sangat relevan. Semua tutor
begitu profesional menyampaikan materi pembelajaran. Tutor di sini begitu
fleksibel dalam menyampaikan materi pembelajaran sehingga tak ada jarak
diantara kami. Saling pengertian ini menebarkan keutuhan mengesankan.
6.
Apa saja materi yang
diberikan di PKBM di Al-Islah Bakeong Kecamatan Guluk-Guluk Kabupaten Sumenep Madura?
Banyak, Pak. Diantaratanya:
PPKn, IPS, Sosiologi, Matematika, Seni Budaya,
Bahasa Inggris, dan Bahasa Indonesia.
7.
Apakah metode pembelajaran
yang sering digunakan selama ini?
Ceramah dan diskusi, Pak. Saya
merasa nyaman dan betah belajar di PKBM Al-Islah.
8.
Lama waktu belajar per
minggu? (berapa jam dalam seminggu)
Selama 24 jam per minggu.
9.
Alat-alat dan sumber
pembelajara yang digunakan oleh PKBM
di Al-Islah Bakeong Kecamatan Guluk-Guluk Kabupaten Sumenep Madura?
Buku paket dan alat peraga.
10. Bagaimana kondisi kelas saat ini?
Cukup baik, Pak.
11. Bagaimana kemampuan tutor dalam pembelajaran?
Relatif, Pak. Ada yang pintar dan ada yang biasa-biasa
saja.
12. Apakah hasil belajar yang anda peroleh selama ini?
Ada Pak, akan tetapi tidak
semua mata pelajaran saya kuasai sepenuhnnya. Namun saya berikhtiar sekuat
tenaga untuk terus menggali apa saja yang belum saya pahami. Bahkan kadangkala
via sambungan telepon saya berkonsultasi dengan tutor. Maksud dari semua adalah
menepis citra buruk dari sebagian masyarakat kalau lulusan PKBM Al-Islah kurang
berkualitas.
13. Apakah tujuan anda mengikuti pembelajaran di PKBM di Al-Islah
Bakeong Kecamatan Guluk-Guluk Kabupaten Sumenep Madura?
Tentu ingin mencari ilmu
dan mendapatkan ijazah sebagai legalitas
formal. Dalam Islam, menuntut ilmu itu wajib hukumnya dari semenjak lahir
sampai jasad berkalang tanah. Tidak bergantung umur, latar belakang, dan strata
sosial dalam menimba ilmu.
Dengan diselenggarakannya
PKBM ini jelas memberi ruang kepada saya untuk belajar. Dan mimpi untuk bisa
kembali menimba ilmu menjadi kenyataan. Saya ingin menepis adagium usang yang
mengatakan, kalau lulusan PKBM tidak berkualitas.
- Pedoman wawancara
untuk Tokoh Masyarakat sekitar PKBM di Al-Islah
Bakeong Kecamatan Guluk-Guluk Kabupaten Sumenep Madura
1.
Bagaimana
menurut anda terkait adanya lembaga pendidikan non formal PKBM di Al-Islah
Bakeong Kecamatan Guluk-Guluk Kabupaten Sumenep Madura?
Bagus, Pak, keberadaannya sangat
membantu terhadap siswa yang putus sekolah. Atau mereka yang belum pernah
mendapatkan pendidikan setara sehingga ada peluang untuk belajar kembali.
2.
Bagaimana
dampaknya terhadap lingkungan di Kecamatan Guluk-Guluk Kabupaten Sumenep
Madura?
Cukup baik, Pak. Sumber daya manusia
di sini bisa berkembang meniscaya berkat keberadaan PKBM.
3. Bagaimana dampak pendidikan dengan adanya PKBM di Al-Islah
Bakeong Kecamatan Guluk-Guluk Kabupaten Sumenep Madura?
Bagus Pak, karena
lulusannya banyak yang kerja di luar kota dan di pemerintahan desa. Ini tentu
akan sangat bermanfaat bagi dirinya beserta keluarganya. Tapi ijasah sebagai
legal formal bukan untuk mendapatkan kerja semata, namun sejatinya menjadikan
kepribadian dirinya lebih baik.
4. Apa keunggulan dan kelebihan dari PKBM di Al-Islah
Bakeong Kecamatan Guluk-Guluk Kabupaten Sumenep Madura?
Keunggulan bisa bersinergi dengan
sekolah formal, dan kelebihannya adanyan pembelajaran yang aktif dan efektif
5. Apa saran Anda untuk PKBM di Al-Islah
Bakeong Kecamatan Guluk-Guluk Kabupaten Sumenep Madura untuk kedepannya?
Iya tetap lanjutkan semangat terus
untuk bisa membantu siswa yang drop out.
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan agar kita bisa memberikan pengalaman yang baik untuk pengunjung. Terima kasih.