Langsung ke konten utama

Dusta Membuat Celaka



Opini: Yant Kaiy

Sepandai-pandainya orang menyimpan bangkai, baunya akan tercium juga. Hanya tinggal menunngu waktu saja. Begitu pula, serapi-rapinya sikap dan tutur kata menutupi dusta, pun pada masanya akan terbongkar pula. Begitulah hukum alam yang berlaku pada makhluk bernyawa. Hukum alam yang tak punya nilai tawar lagi.

 Kalau pelaku dusta itu anak kecil dibawah umur, barangkali hanya akan memperoleh sangsi dari beberapa orang keluarganya. Meski demikian, risikonya tetap luar biasa dan itu bergantung pada apa ia berdusta. Mungkin uang jajannya akan dikurangi oleh kedua orang tuanya. Atau bisa jadi dapat hukuman tertentu yang sifatnya mendidik.

Akan tetapi bila seorang pemimpin berdusta pada berjuta-juta manusia, jelas skenario ceritanya berbeda dan dampaknya sangat dahsyat ke masyarakat luas.

Bisa jadi pemimpin itu akan didepak dari kursi jabatannya. Dan sejarah akan mencatatnya sebagai pemimpin keji yang pantas mendapat karangan tahi di kuburannya kelak.

Dengan dalih, argumen, opini sebagus apa pun takkan mungkin melunturkan kecewa di hati rakyatnya. Umpama tubuh tergores luka, banyak obat penyembuh dijual di apotek. Namun bila hati tercabik luka, barangkali selama nafas di kandung badan kecewa itu takkan hilang.

Bagaimana mungkin seseorang akan dihormati orang lain sedangkan dirinya berperilaku dusta. Dusta pula yang menjatuhkan harga dirinya ke jurang kehinaan sehingga orang lain menganggap ia tak ubahnya binatang paling buruk di alam fana ini.

“Dan mereka menetapkan bagi Allah apa yang mereka sendiri membencinya, dan lidah mereka mengucapkan kedustaan, yaitu bahwa sesungguhnya merekalah yang akan mendapat kebaikan. Tiadalah diragukan bahwa nerakalah bagi mereka, dan sesungguhnya mereka segera dimasukkan (ke dalamnya)” (QS An-Nahl:62).

Dari Ibnu Mas’ud r.a., Nabi Muhammad SAW bersabda: “Sesungguhnya jujur itu menunjukkan kepada kebaikan, sedangkan kebaikan menuntun menuju surga. Sungguh seseorang yang membiasakan jujur niscaya dicatat di sisi Allah sebagai orang jujur. Dan sesungguhnya dusta itu menunjukkan kepada kemungkaran, sedangkan kemungkaran  menjerumuskan ke neraka. Sungguh orang yang selalu berdusta akan dicatat sebagai pendusta.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Dusta adalah dosa besar yang pada akhir jaman dianggap sudah biasa karena dicampur-aduk dengan jurus politik. Tapi hati takkan mungkin bisa dikelabui.  Nurani mampu mencium bau dusta pada setiap gerak dan ucap makhluk bernyawa.[]

Yant Kaiy, penjaga gawang apoymadura.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nasib Guru Honorer PAI di Sumenep tidak Terurus

Catatan: Yant Kaiy Tidak adanya rekrutmen PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) bagi guru PAI (Pendidikan Agama Islam) di lingkungan Dinas Pendidikan Sumenep, menambah panjang penderitaan mereka. Karena harga dari profesi mulia mereka sebagai pendidik dibayar tidak lebih dari Rp 300.000,- per bulan. Rupanya pihak pemangku kebijakan masih belum terketuk hatinya untuk mengangkis mereka dari lembah ketidak-adilan. Sekian lama guru PAI terjebak di lingkaran mimpi berkepanjangan. Impian para guru PAI ini untuk menjadi PPPK menyublim seiring tidak adanya jaminan kesejahteraan. Namun mereka tetap berkarya nyata walau kesejahteraan keluarganya jadi taruhan. Mereka tetap tersenyum mencurahkan keilmuannya terhadap murid-muridnya. Animo itu terus bersemi karena ada janji Allah, bahwa siapa pun orang yang mendermakan ilmu agamanya, maka jaminannya kelak adalah surga. Barangkali inilah yang membuat mereka tidak bergolak dalam menyampaikan aspirasinya. Mereka tidak turu

Panji Gumilang Pesohor Akhir Kekuasaan Jokowi

Catatan: Yant Kaiy Emosi rakyat Indonesia berpekan-pekan tercurah ke Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Panji Gumilang. Episode demi episode tentangnya menggelinding bebas di altar mayapada. Akhirnya, lewat tangan-tangan penguasa ketenangan dan kenyamanan Panji Gumilang mulai terusik. Telusur mereka berdasar pernyataan dirinya tentang beberapa hal yang dianggap sesat oleh sebagian besar umat Islam di tanah air. Cerita tentangnya menenggelamkan beraneka berita krusial dalam negeri. Isu ketidakadilan, kasus besar menyangkut hajat hidup orang banyak menyublim di dasar laut Al Zaytun. Banyak orang bertanya-tanya, seberapa perkasa Panji Gumilang di mata hukum Indonesia. Ia bertakhta atas nama kebenaran walau kadang berseberangan jalan dengan organisasi Islam yang ada. Mungkin baginya, berbeda itu indah. Sekarang tugas penguasa menyembuhkan suasana negeri ini menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur. Tidak ada nilai tawar.[] - Yant Kaiy, Pimred apoymadura.com

SDN Panaongan 3 Layak Menyandang Predikat Sekolah Terbaik di Pasongsongan

Agus Sugianto (kanan) bersama Kepala Dinas Pendidikan Sumenep Agus Dwi Saputra. [Foto: Sur] apoymadura.com  - SDN Panaongan 3 terletak di Dusun Campaka Desa Panaongan Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Lokasinya masuk pelosok dengan jalan rusak ringan. Warga masyarakatnya sebagai besar bekerja di ladang sebagai petani. Musim penghujan mereka bercocok tanam jagung. Musim kemarau masyarakat lebih banyak menanam tembakau.  Ada pula sebagian dari mereka merantau ke kota lain. Bahkan ada yang bekerja di Malaysia, mengadu peruntungan agar kesejahteraan hidup lebih baik. Etos kerja warga masyarakat cukup tinggi. Mereka sadar, putra-putri mereka paling tidak harus punya pondasi keilmuan yang cukup. Agar dalam mengarungi hidup lebih indah, sesuai impiannya. Kendati perekonomian mereka rata-rata lemah, namun masalah pendidikan anak-anaknya menjadi sebuah prioritas. Karena mereka sadar, hidup bahagia itu lebih lestari dengan ilmu. Mereka menginginkan pendidikan putra-putrinya ke tingkat p