Langsung ke konten utama

Keprihatinan Kades Padangdangan Terhadap Warganya

Maskon, Kades Padangdangan Kecamatan Pasongsongan-Sumenep (Foto: Yant Kaiy)

Apoy Madura, Sumenep – Kepala Desa Padangdangan Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep sangat prihatin dengan kenyataan yang terjadi di bawah. Keprihatinan itu karena ada banyak warganya yang tidak mendapatkan BLT DD. Tak terakomodirnya sebagian besar warga miskin disebabkan terbatasnya prosentase dari penerimaan Dana Desa yang ada.

“Prosentase dari DD untuk BLT cukup terbatas. Dan saya akan tetap berpatokan pada petunjuk teknis dari pemerintah. Saya tak mungkin melabrak aturan yang ada. Bisa jadi saya yang terjerat sangsi hukum,” terang Maskon, Kades Padangdangan kepada Apoymadura.com. Kamis (7/5/2020).

Lebih jauh Maskon menerangkan, BLT DD tentu akan disalurkan secara transparan kepada mereka yang bernar-benar miskin. Hal itu mengacu pada beberapa parameter yang sudah ada.

“Saya sudah menginstruksikan kepada semua Kepala Dusun untuk cermat, teliti, berhati-hati dan jujur dalam melakukan pendataan. Semua itu bertujuan agar tidak timbul persoalan. Sebab kita tahu kalau namanya bantuan sering terjadi kisruh di tengah masyarakat. Mengantisipasi semua itu perlu adanya sebuah pengertian,” tandas Maskon yang sudah dua periode terpilih jadi Kades Padangdangan.

Yang dimaksud kisruh di sini adalah orang-orang yang merasa dirinya lebih pantas menerima bantuan. Mereka lalu menggalang suara untuk menghujat kepemimpinan Kepala Desa.

“Padahal setelah ditelisik ada yang lebih miskin dan lebih pantas dari dirinya. Maka timbullah fitnah kalau saya selaku Kades tidak becus dan tidak adil. Sengaja fitnah itu dihembuskan untuk memojokkan saya,” terang Maskon dengan senyum tipis.


Maskon juga menambahkan, akibat pandemi virus korona dampaknya luar biasa terhadap daya beli masyarakat. Harga jual hasil pertanian rakyat teramat murah di pasaran, otomatis daya beli menjadi lemah. Dirinya berharap agar virus corona segera hilang dari muka bumi, terutama di Indonesia. (Yant Kaiy)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nasib Guru Honorer PAI di Sumenep tidak Terurus

Catatan: Yant Kaiy Tidak adanya rekrutmen PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) bagi guru PAI (Pendidikan Agama Islam) di lingkungan Dinas Pendidikan Sumenep, menambah panjang penderitaan mereka. Karena harga dari profesi mulia mereka sebagai pendidik dibayar tidak lebih dari Rp 300.000,- per bulan. Rupanya pihak pemangku kebijakan masih belum terketuk hatinya untuk mengangkis mereka dari lembah ketidak-adilan. Sekian lama guru PAI terjebak di lingkaran mimpi berkepanjangan. Impian para guru PAI ini untuk menjadi PPPK menyublim seiring tidak adanya jaminan kesejahteraan. Namun mereka tetap berkarya nyata walau kesejahteraan keluarganya jadi taruhan. Mereka tetap tersenyum mencurahkan keilmuannya terhadap murid-muridnya. Animo itu terus bersemi karena ada janji Allah, bahwa siapa pun orang yang mendermakan ilmu agamanya, maka jaminannya kelak adalah surga. Barangkali inilah yang membuat mereka tidak bergolak dalam menyampaikan aspirasinya. Mereka tidak turu

Panji Gumilang Pesohor Akhir Kekuasaan Jokowi

Catatan: Yant Kaiy Emosi rakyat Indonesia berpekan-pekan tercurah ke Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Panji Gumilang. Episode demi episode tentangnya menggelinding bebas di altar mayapada. Akhirnya, lewat tangan-tangan penguasa ketenangan dan kenyamanan Panji Gumilang mulai terusik. Telusur mereka berdasar pernyataan dirinya tentang beberapa hal yang dianggap sesat oleh sebagian besar umat Islam di tanah air. Cerita tentangnya menenggelamkan beraneka berita krusial dalam negeri. Isu ketidakadilan, kasus besar menyangkut hajat hidup orang banyak menyublim di dasar laut Al Zaytun. Banyak orang bertanya-tanya, seberapa perkasa Panji Gumilang di mata hukum Indonesia. Ia bertakhta atas nama kebenaran walau kadang berseberangan jalan dengan organisasi Islam yang ada. Mungkin baginya, berbeda itu indah. Sekarang tugas penguasa menyembuhkan suasana negeri ini menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur. Tidak ada nilai tawar.[] - Yant Kaiy, Pimred apoymadura.com

SDN Panaongan 3 Layak Menyandang Predikat Sekolah Terbaik di Pasongsongan

Agus Sugianto (kanan) bersama Kepala Dinas Pendidikan Sumenep Agus Dwi Saputra. [Foto: Sur] apoymadura.com  - SDN Panaongan 3 terletak di Dusun Campaka Desa Panaongan Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Lokasinya masuk pelosok dengan jalan rusak ringan. Warga masyarakatnya sebagai besar bekerja di ladang sebagai petani. Musim penghujan mereka bercocok tanam jagung. Musim kemarau masyarakat lebih banyak menanam tembakau.  Ada pula sebagian dari mereka merantau ke kota lain. Bahkan ada yang bekerja di Malaysia, mengadu peruntungan agar kesejahteraan hidup lebih baik. Etos kerja warga masyarakat cukup tinggi. Mereka sadar, putra-putri mereka paling tidak harus punya pondasi keilmuan yang cukup. Agar dalam mengarungi hidup lebih indah, sesuai impiannya. Kendati perekonomian mereka rata-rata lemah, namun masalah pendidikan anak-anaknya menjadi sebuah prioritas. Karena mereka sadar, hidup bahagia itu lebih lestari dengan ilmu. Mereka menginginkan pendidikan putra-putrinya ke tingkat p