Langsung ke konten utama

Resep S.Yohana; Cara Mudah Bikin Kerupuk Singkong

Kerupuk singkong buatan S.Yohana dari Desa Paberasan Kecamatan Kota Sumenep

SUMENEP, apoymadura.com – Membuat kerupuk singkong ternyata lebih mudah ketimbang membuat kerupuk dari bahan dasar tepung terigu dan tapioka. proses pembuatannya hampir lebih cepat dan jarang sekali gagal.

Penulis berkesempatan mengunjungi kediaman S. Yohana di Dusun Padaringan Timur Desa Paberasan Kecamatan Kota Sumenep. S. Yohana membeberkan secara detail tentang resep dan cara pembuatan kerupuk singkong.

“Berbagi ilmu tidak akan mengurangi rejeki kita. Justru ini termasuk ibadah karena dengan ilmu itu orang lain dapat mengambil manfaat. Dari kebaikan itu akan mengalir pahala kepada kita,” terangnya kepada apoymadura.com. Minggu (26/4/2020).

Berikut resep kerupuk singkong S.Yohana:
Bahan:  -Singkong              1,5 kg
              -Tepung terigu        ¼ kg
              -Bawang Putih        1 ons
              -Vetsin                     1 sendok teh
              -Garam                    1 sendok makan
Cara membuatnya :
Pertama-tama parut singkong yang sudah dikupas kulitnya. Disarankan agar menggunakan parut mesin biar tidak capek. Hasil parutan singkong tersebut diperas. Air perasan ini dibiarkan beberapa saat lamanya. Setelah mengendap sagunya, airnya dibuang. Kemudian sagu singkong dicampurkan dengan hasil parutan singkong.

Bawang putih dihaluskan terlebih dahulu. Kemudian campurkan semua bahan-bahan tadi dan diuleni serta dikasih air sampai encer. Selesai itu adonan dimasukkan kedalam plastik memanjang lalu direbus sampai matang.

Untuk mengetahui matang tidaknya adonan kerupuk, kita ambil lidi. Kalau tidak ada putihnya menempel di lidi, berarti kerupuk sudah matang. Kemudian adonan kerupuk itu didiamkan sampai dingin. Setelah  itu masukkan dalam kulkas.


“Jangan letakkan adonan kerupuk di freezer karena akan membeku. Sekira 6 jam di dalam kulkas, kerupuk sudah siap diiris tipis-tipis. Lalu dijemur sampai kering. Diamkan sekitar 1 jam setelah dijemur, baru digoreng di atas api sedang,” terang S. Yohana mengakhiri perbincangan. (Yant Kaiy)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nasib Guru Honorer PAI di Sumenep tidak Terurus

Catatan: Yant Kaiy Tidak adanya rekrutmen PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) bagi guru PAI (Pendidikan Agama Islam) di lingkungan Dinas Pendidikan Sumenep, menambah panjang penderitaan mereka. Karena harga dari profesi mulia mereka sebagai pendidik dibayar tidak lebih dari Rp 300.000,- per bulan. Rupanya pihak pemangku kebijakan masih belum terketuk hatinya untuk mengangkis mereka dari lembah ketidak-adilan. Sekian lama guru PAI terjebak di lingkaran mimpi berkepanjangan. Impian para guru PAI ini untuk menjadi PPPK menyublim seiring tidak adanya jaminan kesejahteraan. Namun mereka tetap berkarya nyata walau kesejahteraan keluarganya jadi taruhan. Mereka tetap tersenyum mencurahkan keilmuannya terhadap murid-muridnya. Animo itu terus bersemi karena ada janji Allah, bahwa siapa pun orang yang mendermakan ilmu agamanya, maka jaminannya kelak adalah surga. Barangkali inilah yang membuat mereka tidak bergolak dalam menyampaikan aspirasinya. Mereka tidak turu

Panji Gumilang Pesohor Akhir Kekuasaan Jokowi

Catatan: Yant Kaiy Emosi rakyat Indonesia berpekan-pekan tercurah ke Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Panji Gumilang. Episode demi episode tentangnya menggelinding bebas di altar mayapada. Akhirnya, lewat tangan-tangan penguasa ketenangan dan kenyamanan Panji Gumilang mulai terusik. Telusur mereka berdasar pernyataan dirinya tentang beberapa hal yang dianggap sesat oleh sebagian besar umat Islam di tanah air. Cerita tentangnya menenggelamkan beraneka berita krusial dalam negeri. Isu ketidakadilan, kasus besar menyangkut hajat hidup orang banyak menyublim di dasar laut Al Zaytun. Banyak orang bertanya-tanya, seberapa perkasa Panji Gumilang di mata hukum Indonesia. Ia bertakhta atas nama kebenaran walau kadang berseberangan jalan dengan organisasi Islam yang ada. Mungkin baginya, berbeda itu indah. Sekarang tugas penguasa menyembuhkan suasana negeri ini menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur. Tidak ada nilai tawar.[] - Yant Kaiy, Pimred apoymadura.com

SDN Panaongan 3 Layak Menyandang Predikat Sekolah Terbaik di Pasongsongan

Agus Sugianto (kanan) bersama Kepala Dinas Pendidikan Sumenep Agus Dwi Saputra. [Foto: Sur] apoymadura.com  - SDN Panaongan 3 terletak di Dusun Campaka Desa Panaongan Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Lokasinya masuk pelosok dengan jalan rusak ringan. Warga masyarakatnya sebagai besar bekerja di ladang sebagai petani. Musim penghujan mereka bercocok tanam jagung. Musim kemarau masyarakat lebih banyak menanam tembakau.  Ada pula sebagian dari mereka merantau ke kota lain. Bahkan ada yang bekerja di Malaysia, mengadu peruntungan agar kesejahteraan hidup lebih baik. Etos kerja warga masyarakat cukup tinggi. Mereka sadar, putra-putri mereka paling tidak harus punya pondasi keilmuan yang cukup. Agar dalam mengarungi hidup lebih indah, sesuai impiannya. Kendati perekonomian mereka rata-rata lemah, namun masalah pendidikan anak-anaknya menjadi sebuah prioritas. Karena mereka sadar, hidup bahagia itu lebih lestari dengan ilmu. Mereka menginginkan pendidikan putra-putrinya ke tingkat p