Postingan

Menampilkan postingan dengan label Utama

Seleksi LKBB Pasongsongan 2025: PARUGA Bentuk Disiplin dan Karakter Siswa untuk Talenta Daerah Sumenep

Gambar
Para siswa sedang mengikuti arahan. [sh] SUMENEP — Berlokasi di Lapangan Futsal Ainur Ridwan Desa Panaongan, Kecamatan Pasongsongan, para pelajar sedang mengikuti seleksi Lomba Keterampilan Baris-Berbaris (LKBB) tingkat kecamatan. Sabtu (1/11/2025).  Kegiatan ini digelar oleh Paguyuban Guru Olahraga (PARUGA) Pasongsongan, bertujuan memilih satu regu putra dan satu regu putri untuk mewakili Pasongsongan pada ajang Talenta Daerah Kabupaten Sumenep 2025. Koordinator Non Akademik KKKS Pasongsongan, Miftahul Ulum, M.Pd, menjelaskan bahwa lomba ini tidak hanya mencari tim terbaik, tapi juga membentuk karakter disiplin, kerja sama, dan tanggung jawab siswa.  "Penilaian dilakukan oleh juri berpengalaman dari kalangan pelatih Paskibra dengan kriteria kekompakan, ketegasan, dan kerapian," ucap Miftahul Ulum.  Koordinator Pelatih Hariyanto, S.Pd berharap tahun ini Pasongsongan bisa memperbaiki prestasi setelah tahun lalu meraih juara Harapan II.  Kegiatan berlangsung meriah, me...

Guru SDN Panaongan 3 Gunakan Bahasa Madura dalam Upacara Hari Jadi Sumenep ke-756

Gambar
Upacara Hari Jadi Sumenep di SDN Panaongan 3. [sh] SUMENEP – Suasana berbeda tampak di halaman SDN Panaongan 3, Kecamatan Pasongsongan, saat pelaksanaan upacara bendera memperingati Hari Jadi Kabupaten Sumenep ke-756.  Dalam upacara yang berlangsung khidmat itu, seluruh petugas upacara berasal dari para guru dan menggunakan Bahasa Madura dalam seluruh rangkaian acara. Jumat (31/10/2025).  Mulai dari pembacaan doa, amanat pembina upacara, hingga aba-aba barisan, semuanya disampaikan dengan Bahasa Madura yang halus dan santun.  Hal ini menjadi daya tarik tersendiri sekaligus bentuk nyata kecintaan warga sekolah terhadap bahasa daerah dan budaya lokal. “Kami ingin memberi contoh kepada semua peserta didik, kita tidak boleh minder menggunakan Bahasa Madura,” ungkap Agus Sugianto, S.Pd, Kepala SDN Panaongan 3, saat ditemui seusai upacara. Menurutnya, penggunaan Bahasa Madura dalam kegiatan resmi seperti upacara bendera adalah cara efektif menanamkan rasa bangga terhadap identi...

Busana Adat Madura di Pasongsongan: Cermin Cinta dan Kebanggaan terhadap Kota Keris Sumenep

Gambar
Ada pemandangan yang begitu indah dan membanggakan di Kecamatan Pasongsongan.  Sejak pagi, setiap lembaga pendidikan—baik negeri maupun swasta—tampak semarak dengan warna-warni busana adat Madura.  Para siswa dari tingkat PAUD hingga SMA, lengkap dengan para guru dan tenaga kependidikan, mengenakan pakaian tradisional khas Madura yang jadi simbol kebanggaan terhadap budaya lokal dan kecintaan mendalam pada tanah kelahiran: Kabupaten Sumenep, Kota Keris yang kita banggakan. Momentum ini bukan sekadar seremonial. Lebih dari itu, ia merupakan wujud nyata betapa masyarakat Pasongsongan memiliki kepedulian tinggi terhadap pelestarian budaya.  Melalui langkah sederhana namun bermakna—mengenakan busana adat—mereka menunjukkan bahwa modernitas tidak harus menghapus jati diri daerah.  Justru, nilai-nilai budaya harus menjadi dasar dalam setiap langkah kemajuan. Yang tak kalah menarik, di setiap sekolah dilaksanakan upacara bendera dengan nuansa yang sangat khas. Para pembina ...

Cinta Budaya Madura, Cinta Sumenep: Potret Semangat Kebersamaan di Pasongsongan

Gambar
Ada pemandangan yang begitu memikat di seluruh lembaga pendidikan se-Kecamatan Pasongsongan pada peringatan Hari Jadi Kota Sumenep ke-756.  Sejak pagi, suasana penuh warna dan semangat terpancar dari setiap sekolah, baik negeri maupun swasta.  Para peserta didik, guru, hingga tenaga pendidik kompak mengenakan busana adat Madura — simbol kebanggaan dan cinta yang mendalam terhadap tanah kelahiran, Kota Keris Sumenep. Kegiatan ini bukan sekadar seremonial belaka. Lebih dari itu, menjadi bentuk nyata kepedulian masyarakat Pasongsongan terhadap pelestarian budaya dan jati diri Madura.  Wujud Cinta Busana tradisional yang dikenakan para siswa dan guru jadi lambang penghormatan terhadap nilai-nilai lokal yang telah diwariskan para leluhur.  Dengan mengenakan pakaian adat, generasi muda diajak untuk tidak melupakan akar budaya mereka di tengah derasnya arus modernisasi. Hal ini bertujuan supaya mereka tidak latah dan menganggap pakaian adat orang lain lebih baik.  Upac...

SDN Padangdangan 2 Gelar Upacara Bendera Peringati Hari Jadi Sumenep ke-756

Gambar
Upacara Hari Jadi Kota Sumenep. [sh] SUMENEP — Suasana khidmat terasa di halaman SDN Padangdangan 2, Kecamatan Pasongsongan, saat seluruh guru dan siswa mengikuti upacara bendera memperingati Hari Jadi Kota Sumenep ke-756. Jumat (31/10/2025).  Di bawah langit cerah, peserta upacara berdiri rapi penuh semangat untuk mengenang sejarah panjang Kota Keris. Kepala SDN Padangdangan 2, Madun, S.Pd.SD, yang bertindak sebagai pembina upacara, menyampaikan amanatnya dalam Bahasa Madura.  Dalam pidatonya, ia menegaskan pentingnya menumbuhkan rasa bangga sebagai warga Sumenep yang lahir dan tumbuh di tanah yang sarat dengan nilai budaya, moral, serta kearifan lokal. “Kita patut bangga dilahirkan di bumi Sumenep yang memiliki warisan budaya luhur. Dari Sumenep ada tokoh besar seperti Adipati Arya Wiraraja, inspirator berdirinya Kerajaan Majapahit,” ujar Madun dalam sambutannya. Dengan menggunakan Bahasa Madura halus, Madun berpesan agar para siswa meneladani kebijaksanaan para leluhur sert...

Unik! SDN Panaongan 3 Gelar Upacara Peringatan Hari Jadi Sumenep Pakai Bahasa Madura Halus

Gambar
Agus Sugianto (kanan). [sh] SUMENEP — Suasana berbeda tampak di halaman SDN Panaongan 3 Kecamatan Pasongsongan, saat sekolah tersebut menggelar upacara bendera memperingati Hari Jadi Kabupaten Sumenep ke-756. Jumat (31/10/2025).  Keistimewaan upacara ini terletak pada penggunaan Bahasa Madura halus di seluruh rangkaian kegiatan, menciptakan nuansa khidmat dan penuh tata krama khas budaya Madura. Para guru sebagai petugas upacara, sementara siswa jadi penggerek bendera — sebuah simbol sinergi antara pendidik dan peserta didik.  Kepala SDN Panaongan 3, Agus Sugianto, S.Pd., dalam amanatnya menegaskan pentingnya kebersamaan antara guru dan murid dalam membangun pendidikan yang hidup dan bermakna.  Ia juga mengingatkan generasi muda agar terus menumbuhkan semangat perjuangan bangsa. "Penggunaan Bahasa Madura halus dalam kegiatan resmi merupakan bagian dari upaya pelestarian bahasa daerah," ucap Agus Sugianto.  Menurutnya, anak-anak perlu dibiasakan berbahasa halus agar t...

SDN Panaongan 3 Rayakan Hari Jadi Sumenep ke-756 dengan Bahasa Madura Halus

Gambar
Kepala sekolah dan guru SDN Panaongan 3. [sh] SUMENEP — SDN Panaongan 3, Kecamatan Pasongsongan, menggelar upacara bendera memperingati Hari Jadi Kabupaten Sumenep ke-756 dengan menggunakan Bahasa Madura Halus. Jumat (31/10/2025).  Upacara berlangsung khidmat, sebagai pembina adalah kepala sekolah tersebut, Agus Sugianto, S.Pd. Ia menekankan pentingnya kerja sama guru dan murid dalam menciptakan pendidikan yang berkualitas serta menanamkan nilai kebersamaan.  "Penggunaan Bahasa Madura halus, jadi wujud pelestarian budaya dan pembiasaan bahasa ibu bagi siswa," ucapnya.  Dalam kesempatan itu, sekolah juga menerima penghargaan untuk Sulaiman, siswa kelas VI yang meraih Juara I Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) tingkat kabupaten dan akan mewakili Sumenep di tingkat provinsi. [sh]

SDN Soddara 1 Gelar Upacara dan Tasyakuran Peringati Hari Jadi Sumenep ke-756

Gambar
Upacara Hari Jadi Kota Sumenep. [sh] SUMENEP — Dalam rangka memperingati Hari Jadi Kota Keris Sumenep ke-756, SDN Soddara 1 Kecamatan Pasongsongan menggelar upacara bendera yang berlangsung khidmat di halaman sekolah tersebut. Jumat (31/10/2025).  Seluruh guru dan siswa turut serta dengan penuh semangat dan rasa bangga terhadap sejarah panjang Kabupaten Sumenep. Kepala SDN Soddara 1, Sarkawi, S.Pd, menyampaikan bahwa kegiatan tersebut merupakan bentuk rasa syukur sekaligus upaya menumbuhkan kecintaan peserta didik terhadap daerahnya.  Tasyakuran SDN Soddara 1. [sh] “Ada yang spesial pada hari ini. Setelah upacara Hari Jadi Kabupaten Sumenep, kami melanjutkannya dengan acara tasyakuran dan makan bersama,” ujarnya. Menurutnya, kegiatan sederhana tapi bermakna itu jadi momentum mempererat kebersamaan antara guru dan siswa, sekaligus menanamkan nilai-nilai lokal serta semangat gotong royong. “Kami ingin anak-anak tidak hanya tahu sejarah, tapi juga bangga jadi bagian dari Sumenep...