Busana Adat Madura di Pasongsongan: Cermin Cinta dan Kebanggaan terhadap Kota Keris Sumenep

Opini apoy madura suriyanto hasyim

Ada pemandangan yang begitu indah dan membanggakan di Kecamatan Pasongsongan. 

Sejak pagi, setiap lembaga pendidikan—baik negeri maupun swasta—tampak semarak dengan warna-warni busana adat Madura. 

Para siswa dari tingkat PAUD hingga SMA, lengkap dengan para guru dan tenaga kependidikan, mengenakan pakaian tradisional khas Madura yang jadi simbol kebanggaan terhadap budaya lokal dan kecintaan mendalam pada tanah kelahiran: Kabupaten Sumenep, Kota Keris yang kita banggakan.

Momentum ini bukan sekadar seremonial. Lebih dari itu, ia merupakan wujud nyata betapa masyarakat Pasongsongan memiliki kepedulian tinggi terhadap pelestarian budaya. 

Melalui langkah sederhana namun bermakna—mengenakan busana adat—mereka menunjukkan bahwa modernitas tidak harus menghapus jati diri daerah. 

Justru, nilai-nilai budaya harus menjadi dasar dalam setiap langkah kemajuan.

Yang tak kalah menarik, di setiap sekolah dilaksanakan upacara bendera dengan nuansa yang sangat khas. Para pembina upacara menggunakan Bahasa Madura dalam penyampaian amanatnya. 

Bahkan, di beberapa sekolah, petugas upacara pun turut menggunakan Bahasa Madura mulai dari aba-aba hingga pembacaan doa.

Salah satu contoh nyata adalah SDN Panaongan 3, yang melaksanakan seluruh rangkaian upacara dengan menggunakan Bahasa Madura secara penuh. 

Mulai dari amanat pembina upacara, aba-aba komando, hingga pembacaan doa—semuanya dilakukan dengan bahasa daerah yang halus dan penuh makna. 

Hal ini jadi bukti kuat bahwa pendidikan di Pasongsongan tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan, tapi juga menanamkan kecintaan terhadap bahasa dan budaya lokal.

Inisiatif ini layak diapresiasi dan dijadikan teladan bagi kecamatan lain. 

Pasongsongan telah memberi contoh bagaimana pendidikan bisa jadi media strategis dalam menumbuhkan rasa cinta daerah dan kebanggaan budaya sejak dini. 

Ketika generasi muda tumbuh dengan kecintaan terhadap identitas lokalnya, maka masa depan kebudayaan Sumenep akan tetap terjaga, meskipun zaman terus berubah.

Selamat Hari Jadi Kota Sumenep yang ke-756. Semoga semangat masyarakat Pasongsongan jadi inspirasi bagi seluruh warga Sumenep untuk terus menjaga, merawat, dan mencintai warisan budaya kita — karena dari Madura-lah jati diri dan kebanggaan itu tumbuh. [sh]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Soa-soal Bahasa Madura Kelas III

Soal-soal Bahasa Madura Kelas IV SD

Amazing! Siswa SDN Soddara 1 Pasongsongan Raih Juara III se-Madura

MWC NU Pasongsongan Hadirkan Kiai Said Aqil Siradj: Menyambut Hari Santri dengan Pencerahan untuk Umat

SDN Soddara 1 Pasongsongan Turunkan 4 Atlet di Skill and Sport Competition 03 se-Madura

Mitos Uang Bernomer 999

Dua Siswi SDN Padangdangan 2 Ikuti Ajang ISCO MIPA 2025 di SDN Pasongsongan 2

Soal dan Kunci Jawaban Bahasa Madura PAS Kelas IV SD

Semua Guru dan Siswa SDN Padangdangan 2 Kenakan Busana Serba Putih Peringati Hari Santri Nasional

Prestasi Siswa SDN Panaongan 1 dalam Spelling Bee Competition Kabupaten Sumenep