498 Guru Honorer Sumenep Gagal Terjaring PPPK, Bagaimana Nasib Mereka?
Sebanyak 498 tenaga guru honorer di Kabupaten Sumenep harus menerima kenyataan pahit tidak terjaring dalam rekrutmen PPPK Paruh Waktu.
Di balik angka itu, tersimpan kisah panjang pengabdian mereka yang telah mencurahkan tenaga dan waktu demi mencerdaskan generasi, meski dengan imbalan yang jauh dari kata layak.
Saat ini, memang belum ada regulasi yang benar-benar mampu menenangkan hati mereka.
Bahkan, para pemangku kebijakan pun tidak bisa memberikan kepastian karena persoalan ini erat kaitannya dengan kemampuan anggaran pemerintah daerah.
Situasi tersebut membuat guru honorer seolah berada dalam ruang tunggu panjang, penuh rasa was-was tanpa kepastian.
Tapi, harapan itu masih ada. Pada 2026 mendatang, banyak aparatur sipil negara yang akan memasuki masa purna tugas.
Kondisi tersebut bisa membuka peluang bagi guru honorer untuk mendapat kesempatan lebih luas.
Apalagi, Data Pokok Pendidikan (Dapodik) telah dikunci.
Artinya, tidak akan ada lagi “data siluman” yang bisa menggeser posisi guru honorer yang sudah bertahun-tahun mengabdi.
Kini, tugas pemerintah adalah memberikan solusi bijak yang humanis.
Bukan saling lempar tanggung jawab.
Guru honorer bukan hanya sekadar angka dalam data, melainkan manusia yang telah menyalakan pelita ilmu di pelosok desa hingga kota.
Jangan biarkan pengabdian mereka berakhir dengan kekecewaan, melainkan dengan penghargaan yang setimpal. [sh]
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan agar kita bisa memberikan pengalaman yang baik untuk pengunjung. Terima kasih.