Cerpen: Nasi Sudah Jadi Bubur

Cerpen terbaik 2025

By: Suriyanto Hasyim

Debur pulang dari Jakarta dengan hati penuh rindu. 

Seminggu terakhir, ia bekerja keras menjaga toko kelontong yang sedang berkembang. 

Wajah Tona dan tawa dua buah hati mereka selalu membayang di kepalanya. 

Ia membayangkan pelukan hangat keluarga saat pintu rumah dibuka.

Tapi, yang menyambutnya hanyalah sunyi. 

Pintu terkunci, tirai rumah tergerai kusam. 

Debur mengintip ke dalam, kosong. Tak ada suara, tak ada jejak.

Dari bisik tetangga, ia mendengar kabar pahit: Tona telah pergi. 

Ia tergoda oleh seorang lelaki berharta, yang bahkan sudah memiliki istri. 

Lelaki itu membawanya pergi jauh, meninggalkan segala yang pernah mereka bangun bersama.

Yang lebih menusuk hati, kedua anaknya ikut dibawa kabur Tona. 

Amarah Debur sempat mendidih, mengguncang dadanya. 

Tapi ia hanya bisa terdiam, menatap langit sore yang meredup. 

Semua sudah terjadi. Nasi sudah jadi bubur.

Bagi Debur, tak mungkin lagi merangkai cinta yang telah hancur.[]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Inkanas Ranting Banyu Urip Sinduadi Sering Raih Juara Umum di Kejurda

Penutupan MPLS di SDN Soddara 2 Ditandai dengan Pelepasan Balon dan Makan Bersama

Kiai Ali Akbar Syamsul Arifin: Jejak Wali Pesisir dan Raja yang Menjawab Salam dari Rahim

Juan Dali Tampilkan "La Rose" dalam Pameran Bhavana Loka di SMSR Yogyakarta

Regulasi PPPK Bikin Pusing, Honorer Sumenep Tambah Bingung

Transparansi Anggaran HUT RI ke-80 Pasongsongan, Jangan Bungkam Kritik dengan Nama Nasionalisme!

Cegah Pengaruh Negatif Sejak Dini, SMA Islam Darunnajah Gelar Sosialisasi Anti Judi Online dan Napza

Pengumuman Pemenang Lomba Seni HUT RI ke-80 Kecamatan Pasongsongan Berlangsung Meriah

Pengumuman Pemenang Lomba Kaligrafi HUT RI ke-80 Kecamatan Pasongsongan

SMA Islam Darunnajah Gelar Workshop Penyusunan Modul Ajar Berbasis Deep Learning dan AI