CERPEN: Bila Hujan tak Mau Turun

Cerita singkat Tona dan Debur

By: Suriyanto Hasyim

Debur duduk di teras rumah Tona, menatap perempuan itu. Dalam. 

Ada raut letih di wajahnya, tapi juga keteguhan yang sulit digoyahkan.

Sejak perceraian itu, Tona memilih hidup sendiri. 

Mantan suaminya telah meninggalkan luka di hatinya. 

Pukulan demi pukulan, makian demi makian, telah memberangus kepercayaan Tona pada kata cinta.

"Aku cuma nggak mau mengulang hidup di neraka yang sama," ujar Tona pelan ketika Debur mencoba membicarakan pernikahan.

Debur mengangguk, walau hatinya sesak. Ia paham rasa takut itu, tapi juga prihatin melihat Tona menutup rapat pintu hatinya. 

"Kalau aku carikan calon yang baik, yang bisa jaga kamu, mau?" tanyanya hati-hati.

Tona menggeleng tanpa menoleh.

Debur terdiam sejenak, lalu memberanikan diri. "Bagaimana kalau aku?"

Perempuan itu tak menatapnya, tak juga menjawab. Hanya angin sore yang menyapu hening di antara mereka.

Debur tersenyum pahit. Kadang, luka masa lalu terlalu dalam untuk dijangkau oleh tangan siapa pun.[]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Inkanas Ranting Banyu Urip Sinduadi Sering Raih Juara Umum di Kejurda

Penutupan MPLS di SDN Soddara 2 Ditandai dengan Pelepasan Balon dan Makan Bersama

Kiai Ali Akbar Syamsul Arifin: Jejak Wali Pesisir dan Raja yang Menjawab Salam dari Rahim

Juan Dali Tampilkan "La Rose" dalam Pameran Bhavana Loka di SMSR Yogyakarta

Regulasi PPPK Bikin Pusing, Honorer Sumenep Tambah Bingung

Transparansi Anggaran HUT RI ke-80 Pasongsongan, Jangan Bungkam Kritik dengan Nama Nasionalisme!

Cegah Pengaruh Negatif Sejak Dini, SMA Islam Darunnajah Gelar Sosialisasi Anti Judi Online dan Napza

Pengumuman Pemenang Lomba Seni HUT RI ke-80 Kecamatan Pasongsongan Berlangsung Meriah

Pengumuman Pemenang Lomba Kaligrafi HUT RI ke-80 Kecamatan Pasongsongan

SMA Islam Darunnajah Gelar Workshop Penyusunan Modul Ajar Berbasis Deep Learning dan AI