Transparansi Anggaran HUT RI ke-80 Pasongsongan, Jangan Bungkam Kritik dengan Nama Nasionalisme!
Perayaan HUT Kemerdekaan RI ke-80 di Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep, seperti di banyak tempat lain, adalah momen penting untuk menumbuhkan semangat kebangsaan.
Tapi sayangnya, semangat ini kadang dijadikan tameng untuk menutupi persoalan yang jauh lebih mendasar: Transparansi anggaran.
Saya bicara berdasarkan pengalaman pribadi. Tahun lalu, saya menjadi juri lomba baca puisi. Honor yang saya terima? Tidak lebih dari Rp20.000 per lomba.
Jumlah yang bahkan kalah jauh dari upah buruh harian.
Ketika saya mengkritisi ini kepada beberapa panitia, jawabannya sungguh mengejutkan: “Anda tidak berperang, saatnya Anda mencurahkan tenaga dan pikiran untuk kemerdekaan.”
Kalimat ini terdengar heroik, tapi sebenarnya adalah cara halus untuk membungkam kritik.
Nasionalisme dijadikan dalih untuk menutupi ketidakjelasan alokasi dana.
Ini bukan soal uang semata. Ini soal penghargaan terhadap tenaga, waktu, dan profesionalisme.
Pertanyaannya: Kemana sebenarnya lari dana perayaan yang digelontorkan setiap tahun itu? Kenapa honor juri bisa ditekan sedemikian rupa, sementara kemasan acara tetap mewah dan seremonial?
Jangan sampai semangat kemerdekaan yang kita rayakan justru menyuburkan ketimpangan dan ketertutupan.
Transparansi anggaran bukan hanya soal angka, tapi soal keadilan. Jangan bungkam suara yang bertanya dengan jargon nasionalisme.
Justru di momen kemerdekaan, kejujuran dan keterbukaan adalah wujud cinta tanah air yang paling nyata. ©hs
Berikut jadwal beberapa lomba yang bakal digelar di wilayah Kecamatan Pasongsongan:
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan agar kita bisa memberikan pengalaman yang baik untuk pengunjung. Terima kasih.