Sungguh ironis. Kabupaten Sumenep yang dikenal sebagai lumbung migas terbesar di Madura justru jadi salah satu daerah dengan jumlah penduduk miskin terbanyak di Jawa Timur.
Berdasarkan data terbaru, dari 38 kabupaten/kota di Jawa Timur, Sumenep menduduki peringkat ketiga dengan jumlah penduduk miskin mencapai 206.100 jiwa, atau 18,70 persen dari total penduduknya.
Sebuah angka yang mencengangkan sekaligus menyedihkan.
Pertanyaannya: Kemanakah hasil kekayaan alam itu mengalir? Sumenep punya cadangan migas yang nilainya triliunan rupiah.
Bahkan jika dibandingkan dengan tiga kabupaten lainnya di Madura, Sumenep punya kontribusi terbesar dalam sektor migas.
Tapi anehnya, justru Sumenep yang mencatatkan angka kemiskinan paling tinggi di antara mereka.
Ada yang salah dengan tata kelola. Kekayaan sumber daya alam tidak otomatis mengangkat kesejahteraan rakyat jika dikuasai segelintir elit dan tidak dikelola dengan prinsip keadilan sosial.
Kemiskinan struktural di Sumenep adalah bukti bahwa rakyat hanya jadi penonton di tanah sendiri.
Hasil migas yang semestinya menjadi berkah, malah terasa seperti kutukan.
Sudah saatnya rakyat Sumenep bertanya lantang: Siapa yang menikmati hasil bumi ini? Mengapa kami tetap miskin di tengah sumber kekayaan yang melimpah? [Surya]
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan agar kita bisa memberikan pengalaman yang baik untuk pengunjung. Terima kasih.