"Raja Kecil" Miskin Gagasan, BUMDes Jadi Pajangan
Hampir di seluruh penjuru negeri, pengangguran masih jadi wajah nyata desa.
Ironisnya, para "raja kecil" (kepala desa) seolah nyaman duduk di balik meja tanpa solusi.
Padahal pemerintah pusat sudah berkali-kali mengucurkan anggaran besar ke desa, bukan untuk dibagi-bagi dalam bentuk proyek mercusuar, tapi untuk membangun kesejahteraan melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
BUMDes sejatinya adalah senjata pamungkas untuk menggairahkan ekonomi lokal, membuka lapangan kerja, dan membuat desa tak lagi tergantung pada kota.
Tapi apa yang terjadi? Banyak BUMDes justru mati suri, tidak punya arah, bahkan ada yang hanya numpang nama di baliho kantor desa.
Kegagalan ini tak lain karena mayoritas "raja kecil" miskin gagasan dan takut mengambil risiko.
Mereka hanya menjalankan roda pemerintahan sebagai rutinitas, bukan sebagai ladang inovasi.
Dana desa yang melimpah tak diolah jadi kekuatan ekonomi, tapi dihabiskan untuk proyek jangka pendek yang tak menyentuh inti persoalan, yakni pengangguran.
Sudah saatnya kita bersuara lantang, "raja kecil" yang tak mampu menghidupkan BUMDes berarti gagal menjalankan mandatnya.
Jika desa masih dibiarkan stagnan, maka urbanisasi akan terus terjadi, dan cita-cita kemandirian desa hanya akan jadi dongeng nina bobo. [Surya]
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan agar kita bisa memberikan pengalaman yang baik untuk pengunjung. Terima kasih.