Dua Dekade Mengabdi, Bu Mia Gagal Jadi PPPK🔥
Bu Mia (nama samaran), seorang guru Pendidikan Agama Islam (PAI) di salah satu SD Negeri di Kecamatan Pasongsongan, Kabupaten Sumenep, tak kuasa menahan kecewa.
Usianya sudah 45 tahun. Memiliki dua putri. Suaminya buruh lepas.
Setelah 20 tahun mengabdi sebagai guru honorer, Bu Mia harus menerima kenyataan pahit: Namanya tidak lolos dalam seleksi kompetensi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) Tahap 2 tahun 2025.
Padahal, selama dua dekade, Bu Mia bukan hanya mengajar, tapi juga menjadi sosok ibu, sahabat, dan pembimbing spiritual bagi murid-muridnya.
Tapi, rupanya masa pengabdian yang panjang tak cukup kuat menjadi syarat kelolosan.
Yang lebih menyakitkan, Bu Mia tergolong dalam kategori honorer R4; kategori guru honorer yang tidak masuk dalam database Badan Kepegawaian Negara (BKN).
Status ini membuatnya seperti “tidak dianggap” meskipun telah bertahun-tahun mendedikasikan hidupnya untuk dunia pendidikan.
“Saya hanya ingin diakui. Bukan soal gaji besar, tapi soal penghargaan atas pengabdian,” ujar Bu Mia lirih.
Bagi Bu Mia dan ribuan guru honorer R4 lainnya, seleksi PPPK 2025 seperti mimpi yang tak pernah benar-benar dijanjikan.
Pemerintah memang membuka seleksi, namun tetap saja meninggalkan banyak yang merasa tak pernah diberi ruang yang adil. [Surya]
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan agar kita bisa memberikan pengalaman yang baik untuk pengunjung. Terima kasih.