Waswas🔥 Akumulasi Masalah Multifaktor Pengaruhi Kasus Perceraian di Sumenep‼️
Berdasarkan data PA Sumenep, hingga Mei 2025, tercatat 810 perkara perceraian didaftarkan.
Dari jumlah itu, 525 di antaranya merupakan cerai gugat yang diajukan pihak istri.
Meningkatnya angka perceraian di Sumenep tidak bisa hanya dilihat dari satu sisi.
Masalah ekonomi, kesadaran gender, dan gaya hidup konsumtif saling berkaitan, menciptakan tekanan yang berujung pada perpecahan rumah tangga.
Menurut salah seorang pegawai PA Sumenep, jika ingin menekan angka perceraian, pendekatannya harus holistik.
1. Pemerintah perlu memperkuat program bantuan UMKM dan pelatihan finansial.
2. Lembaga agama harus lebih aktif memberikan bimbingan pranikah yang realistis.
3. Masyarakat perlu mengurangi stigma pada keluarga sederhana dan menghentikan budaya pamer yang tidak sehat.
Tanpa upaya kolektif, tren perceraian yang dipicu oleh konflik finansial akan terus meningkat.
Pernikahan butuh lebih dari sekadar cinta; butuh kesepakatan, pengelolaan uang yang bijak, dan kesadaran untuk hidup sesuai kemampuan.
Bagaimana pendapat Anda? Apakah gaya hidup konsumtif memang sedang memengaruhi stabilitas rumah tangga?
Atau faktor ekonomi tradisional (seperti pengangguran dan inflasi) tetap jadi penyebab utama? [Surya]
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan agar kita bisa memberikan pengalaman yang baik untuk pengunjung. Terima kasih.