Langsung ke konten utama

Tantangan dan Kontroversi Rekrutmen PPPK 2023 di Kabupaten Sumenep: Kurang Transparan, Aturan Berubah-ubah, dan Ketidakpastian Hasil Perankingan

Rekrutmen pppk sumenep 2023 yang tidak transparan

Catatan: Yant Kaiy

Polemik rekrutmen Pegawai Pemerintah Dengan Perjanjian Kerja (PPPK) 2023 di Kabupaten Sumenep semakin tergali dengan adanya isu perankingan yang menjadi sumber kekecewaan lebih lanjut bagi para pelamar, terutama di kalangan guru Sekolah Dasar Negeri (SDN).

Awalnya, sistem perankingan diumumkan sebagai mekanisme yang diharapkan dapat memberikan kejelasan dan keadilan dalam menentukan siapa yang berhak menjadi PPPK.

Namun, setelah pengumuman kelulusan, terungkap bahwa nilai rendah sekalipun dapat memungkinkan seseorang lolos menjadi PPPK.

Pada fase awal rekrutmen, sistem perankingan dijelaskan sebagai langkah yang transparan dan objektif. Para pelamar diinformasikan bahwa mereka akan dinilai berdasarkan peringkat tertinggi hingga terendah, dengan harapan bahwa kualitas dan kinerja terbaik akan ditempatkan pada posisi teratas.

Namun, setelah hasil perankingan diumumkan, kejanggalan mulai terlihat ketika beberapa pelamar dengan nilai rendah mampu mengalahkan pesaing dengan nilai lebih tinggi.

Keputusan ini memunculkan pertanyaan serius tentang keberlanjutan transparansi dan keadilan dalam proses rekrutmen. Para pelamar yang sebelumnya telah menghabiskan waktu dan upaya untuk mempersiapkan diri, dengan harapan bahwa kualitas mereka akan tercermin dalam nilai yang diperoleh, merasa tidak adil ketika hasil perankingan menunjukkan sebaliknya.

Adanya ketidaksesuaian antara aturan awal peringkat dan hasil akhir menyoroti perlunya konsistensi dalam sistem rekrutmen. Para pelamar berhak mengetahui bahwa kriteria yang diumumkan pada awal seleksi akan diterapkan secara konsisten dan adil untuk semua peserta.

Ketidakpastian ini memberikan dampak negatif tidak hanya pada semangat para pelamar tetapi juga pada kepercayaan masyarakat terhadap integritas proses rekrutmen di Kabupaten Sumenep.

Dalam mengatasi kontroversi ini, pihak terkait harus segera memberikan klarifikasi terperinci tentang alasan perubahan hasil perankingan dan memastikan bahwa kebijakan tersebut benar-benar merujuk pada kepentingan penyelenggaraan pemerintahan yang lebih baik.

Pemberian penjelasan ini akan membantu memulihkan kepercayaan para pelamar dan memastikan bahwa proses rekrutmen selanjutnya dilakukan dengan lebih transparan dan konsisten.

Tantangan dan kontroversi yang muncul selama rekrutmen PPPK di Kabupaten Sumenep menjadi panggilan bagi pihak terkait untuk bersikap tegas dan proaktif dalam menanggapi masalah ini.

Hanya dengan langkah-langkah konkret dan transparan, dapat diharapkan bahwa proses rekrutmen ini akan memberikan kontribusi positif bagi pengembangan sumber daya manusia dan pendidikan di daerah tersebut.[] 
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nasib Guru Honorer PAI di Sumenep tidak Terurus

Catatan: Yant Kaiy Tidak adanya rekrutmen PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) bagi guru PAI (Pendidikan Agama Islam) di lingkungan Dinas Pendidikan Sumenep, menambah panjang penderitaan mereka. Karena harga dari profesi mulia mereka sebagai pendidik dibayar tidak lebih dari Rp 300.000,- per bulan. Rupanya pihak pemangku kebijakan masih belum terketuk hatinya untuk mengangkis mereka dari lembah ketidak-adilan. Sekian lama guru PAI terjebak di lingkaran mimpi berkepanjangan. Impian para guru PAI ini untuk menjadi PPPK menyublim seiring tidak adanya jaminan kesejahteraan. Namun mereka tetap berkarya nyata walau kesejahteraan keluarganya jadi taruhan. Mereka tetap tersenyum mencurahkan keilmuannya terhadap murid-muridnya. Animo itu terus bersemi karena ada janji Allah, bahwa siapa pun orang yang mendermakan ilmu agamanya, maka jaminannya kelak adalah surga. Barangkali inilah yang membuat mereka tidak bergolak dalam menyampaikan aspirasinya. Mereka tidak turu

Panji Gumilang Pesohor Akhir Kekuasaan Jokowi

Catatan: Yant Kaiy Emosi rakyat Indonesia berpekan-pekan tercurah ke Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Panji Gumilang. Episode demi episode tentangnya menggelinding bebas di altar mayapada. Akhirnya, lewat tangan-tangan penguasa ketenangan dan kenyamanan Panji Gumilang mulai terusik. Telusur mereka berdasar pernyataan dirinya tentang beberapa hal yang dianggap sesat oleh sebagian besar umat Islam di tanah air. Cerita tentangnya menenggelamkan beraneka berita krusial dalam negeri. Isu ketidakadilan, kasus besar menyangkut hajat hidup orang banyak menyublim di dasar laut Al Zaytun. Banyak orang bertanya-tanya, seberapa perkasa Panji Gumilang di mata hukum Indonesia. Ia bertakhta atas nama kebenaran walau kadang berseberangan jalan dengan organisasi Islam yang ada. Mungkin baginya, berbeda itu indah. Sekarang tugas penguasa menyembuhkan suasana negeri ini menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur. Tidak ada nilai tawar.[] - Yant Kaiy, Pimred apoymadura.com

SDN Panaongan 3 Layak Menyandang Predikat Sekolah Terbaik di Pasongsongan

Agus Sugianto (kanan) bersama Kepala Dinas Pendidikan Sumenep Agus Dwi Saputra. [Foto: Sur] apoymadura.com  - SDN Panaongan 3 terletak di Dusun Campaka Desa Panaongan Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Lokasinya masuk pelosok dengan jalan rusak ringan. Warga masyarakatnya sebagai besar bekerja di ladang sebagai petani. Musim penghujan mereka bercocok tanam jagung. Musim kemarau masyarakat lebih banyak menanam tembakau.  Ada pula sebagian dari mereka merantau ke kota lain. Bahkan ada yang bekerja di Malaysia, mengadu peruntungan agar kesejahteraan hidup lebih baik. Etos kerja warga masyarakat cukup tinggi. Mereka sadar, putra-putri mereka paling tidak harus punya pondasi keilmuan yang cukup. Agar dalam mengarungi hidup lebih indah, sesuai impiannya. Kendati perekonomian mereka rata-rata lemah, namun masalah pendidikan anak-anaknya menjadi sebuah prioritas. Karena mereka sadar, hidup bahagia itu lebih lestari dengan ilmu. Mereka menginginkan pendidikan putra-putrinya ke tingkat p