Langsung ke konten utama

Mengenal Ramuan Gondo Wangi yang Mendunia

Supriyadi bersama keluarga dalam sebuah acara. (Foto: Yant Kaiy)

BONDOWOSO, apoymadura.com – Ramuan tradisional kini menjadi pengobatan yang paling dicari akhir-akhir ini. Seiring pemakaian obat instan yang tak jarang menimbulkan efek samping dan gejala negatif lainnya, bahkan seringkali berakibat fatal bagi kesehatan. Saat ini masyarakat internasional pun mulai kembali pada pengobatan herbal. Pengobatan tradisional warisan nenek moyang.

Kalimat “back to nature” tersebut rupanya sudah lama dikampanyekan oleh pegiat kesehatan dunia. Kenyataannya pengobatan bersumber dari bahan-bahan alam pada zaman dulu menjadi penyembuh sangat luar biasa.

Namun setelah perang dunia ke-2, pergeseran pengobatan beralih dunia kedokteran. Seiring itu pula pendidikan ilmu kedokteran terus mengalami kemajuan cukup pesat di dunia. Bangsa-bangsa di Eropa terus mendewakan pengobatan modern dengan menciptakan alat-alat canggih sebagai sarana penyembuhan penyakit.

Pada akhirnya pengobatan tradisional kalah publikasi. Dan bangsa-bangsa Eropa memang sengaja mendiskreditkan penyembuhan dalam negeri, terutama ketika penjajah Belanda berkuasa di Indonesia.

Nah, tatkala pengobatan kedokteran itu tidak mampu menyembuhkan suatu penyakit sampai ke akar-akarnya, barulah mereka sadar, bahwa bahan-bahan herballah yang bisa memberangus sebuah penyakit.

“Pengobatan tradisional dengan bahan-bahan dari alam nusantara saat sekarang di luar negeri menjadi sesuatu yang paling dicari. Saya katakan, ini bukan berita isapan jempol belaka. Terbukti ramuan kami sering dipesan oleh para bule,” terang Supriyadi di rumahnya, Desa Mengok RT.04/RW.01 Pujer Bondowoso. Kamis (11/11/2022).

Supriyadi adalah seorang terapis. Saban hari di rumahnya sekaligus jadi kliniknya itu selalu dibanjiri pasien. Agar pasien mendapat kesembuhan optimal, ia menyarankan untuk melakukan perawatan mandiri di rumahnya masing-masing.

“Kita menyadari, kebanyakan pasien ingin cepat sembuh. Merawat diri dengan ramuan yang saya bikin menjadi faktor penting menuju sembuh sempurna. Seperti halnya orang pergi ke dokter, pasien pulang diberi obat untuk dikonsumsi. Hal itu tidak jauh beda dengan pasien yang datang pada kami,” terang Supriyadi.

Ketika ditanya tarif berobat di kliniknya.

“Anda bisa tanya kepada pasien kami. Sangat terjangkau bagi masyarakat tak berpunya. Sebab setiap pasien saya beri ramuan untuk dikonsumsi,” tegasnya.

Selama ini Supriyadi yang ahli meracik ramuan itu tidak tertarik untuk menaikkan tarif bagi para pasiennya. Kadati sebagian besar teman-temannya bilang, bahwa tarif pengobatannya terlalu murah. Tidak sebanding dengan penyakit yang disembuhkannya.

Supriyadi tetap fokus melayani pasien semaksimal mungkin tanpa membeda-bedakan si kaya dan si miskin.

“Paling tidak saya bisa beramal dalam pengobatan. Saya amat puas bila ada pasien yang sembuh dari penyakitnya setelah berobat pada kami,” ujarnya merendah.

Produk rumahan dari Supriyadi bernama Herbal Gondo Wangi ini telah teruji waktu dan ribuan orang sembuh dari penyakitnya setelah minum ramuan ini. Herbal Gondo Wangi bisa menyembuhkan hypertensi, diabetes, lambung, batu ginjal, infeksi saluran kemih, prostat, haid tidak teratur, kista pada perempuan. [Kay]


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nasib Guru Honorer PAI di Sumenep tidak Terurus

Catatan: Yant Kaiy Tidak adanya rekrutmen PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) bagi guru PAI (Pendidikan Agama Islam) di lingkungan Dinas Pendidikan Sumenep, menambah panjang penderitaan mereka. Karena harga dari profesi mulia mereka sebagai pendidik dibayar tidak lebih dari Rp 300.000,- per bulan. Rupanya pihak pemangku kebijakan masih belum terketuk hatinya untuk mengangkis mereka dari lembah ketidak-adilan. Sekian lama guru PAI terjebak di lingkaran mimpi berkepanjangan. Impian para guru PAI ini untuk menjadi PPPK menyublim seiring tidak adanya jaminan kesejahteraan. Namun mereka tetap berkarya nyata walau kesejahteraan keluarganya jadi taruhan. Mereka tetap tersenyum mencurahkan keilmuannya terhadap murid-muridnya. Animo itu terus bersemi karena ada janji Allah, bahwa siapa pun orang yang mendermakan ilmu agamanya, maka jaminannya kelak adalah surga. Barangkali inilah yang membuat mereka tidak bergolak dalam menyampaikan aspirasinya. Mereka tidak turu

Panji Gumilang Pesohor Akhir Kekuasaan Jokowi

Catatan: Yant Kaiy Emosi rakyat Indonesia berpekan-pekan tercurah ke Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Panji Gumilang. Episode demi episode tentangnya menggelinding bebas di altar mayapada. Akhirnya, lewat tangan-tangan penguasa ketenangan dan kenyamanan Panji Gumilang mulai terusik. Telusur mereka berdasar pernyataan dirinya tentang beberapa hal yang dianggap sesat oleh sebagian besar umat Islam di tanah air. Cerita tentangnya menenggelamkan beraneka berita krusial dalam negeri. Isu ketidakadilan, kasus besar menyangkut hajat hidup orang banyak menyublim di dasar laut Al Zaytun. Banyak orang bertanya-tanya, seberapa perkasa Panji Gumilang di mata hukum Indonesia. Ia bertakhta atas nama kebenaran walau kadang berseberangan jalan dengan organisasi Islam yang ada. Mungkin baginya, berbeda itu indah. Sekarang tugas penguasa menyembuhkan suasana negeri ini menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur. Tidak ada nilai tawar.[] - Yant Kaiy, Pimred apoymadura.com

SDN Panaongan 3 Layak Menyandang Predikat Sekolah Terbaik di Pasongsongan

Agus Sugianto (kanan) bersama Kepala Dinas Pendidikan Sumenep Agus Dwi Saputra. [Foto: Sur] apoymadura.com  - SDN Panaongan 3 terletak di Dusun Campaka Desa Panaongan Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Lokasinya masuk pelosok dengan jalan rusak ringan. Warga masyarakatnya sebagai besar bekerja di ladang sebagai petani. Musim penghujan mereka bercocok tanam jagung. Musim kemarau masyarakat lebih banyak menanam tembakau.  Ada pula sebagian dari mereka merantau ke kota lain. Bahkan ada yang bekerja di Malaysia, mengadu peruntungan agar kesejahteraan hidup lebih baik. Etos kerja warga masyarakat cukup tinggi. Mereka sadar, putra-putri mereka paling tidak harus punya pondasi keilmuan yang cukup. Agar dalam mengarungi hidup lebih indah, sesuai impiannya. Kendati perekonomian mereka rata-rata lemah, namun masalah pendidikan anak-anaknya menjadi sebuah prioritas. Karena mereka sadar, hidup bahagia itu lebih lestari dengan ilmu. Mereka menginginkan pendidikan putra-putrinya ke tingkat p