Langsung ke konten utama

MS Arifin Tanggapi Ulasan Netizen di G-Maps Therapy Banyu Urip

MS Arifin (2 dari kiri) bersama mitra kerja. (Foto: Yang Kaiy) 

Yogyakarta - Setiap hari selalu saja ada ulasan dan komentar dari netizen masuk ke G-Maps Therapy Banyu Urip Pusat Yogyakarta. Demikian siaran pers yang diterima apoymadura.com dari CEO Therapy Banyu Urip International, MS Arifin. Selasa (18/10/2022).

MS Arifin senantiasa merespons semua komentar yang masuk. 

"Saya percaya, dengan begitu para pelanggan Therapy Banyu Urip di seluruh dunia tidak terjebak pada informasi keliru. Dari hati paling dalam saya mengucapkan banyak terima kasih kepada semua yang telah memberi kesan dan pesannya kepada kami," ucap MS Arifin di klinik Therapy Banyu Urip Pusat Yogyakarta. 

Berikut ini akan dilansir 5 komentar terbaik dari para pengguna Ramuan Banyu Urip. 

1. Suklis Romeo

Tuli dan mata kabur adalah proses alamiah dialami setiap insan di usia senja. Seperti nenek saya. Usia nenek hampir 81 tahun. Walau usianya sudah uzur, nenek tetap melakukan pekerjaan kesukaanya menanam sayur di belakang rumah.

Beratus-ratus kali ayah dan ibu saya melarangnya bekerja.

"Kalau saya tidak ngapa-ngapain justru nanti sakit. Aku tak ingin merepotkan anak-cucu," tolak nenek ketika paman saya melarangnya untuk tidak bercocok tanam.

Benar juga, pikir saya. Bercocok tanam baginya hiburan terbaik selama ini.

Suatu ketika nenek saya jatuh sakit. Tubuhnya panas. Hidungnya mengeluarkan cairan. Ketika saya suruh minum obat, dia menolak. Ia minta air hangat dan sedikit gula.

Biasanya nenek sembuh kalau minum air gula hangat. Tapi kali ini tidak. Penyakit nenek masih tidak mau pergi.

Tatkala ada bakti sosial di balai desa dekat rumah, saya bawa nenek ke situ. Nenek mau saja karena pengobatan herbal. Nenek sangat anti pil dan kapsul berbahan kimia.

Setelah giliran diterapi, kepala nenek disiram Ramuan Banyu Urip dan dibungkus plastik. Terakhir mata nenek ditetes tidak langsung.

Puji Tuhan, sampai di rumah nenek sangat bahagia. Sakit demamnya sembuh. Tidak hanya itu, pendengaran nenek mendekati normal karena saya kalau berbicara dengannya tidak perlu berteriak-teriak lagi.

Ditambah penglihatan nenek sudah membaik. Langkah kakinya agak gesit.

Ini benar kata pepatah, satu kali berlayar dua pulau terlampaui. Berobat demam, mata dan telinga nenek sembuh.

Terima kasih Therapy Banyu Urip. Semoga sukses selalu. 


2. Feby Rustina

Diusia 39 tahun suamiku mengalami impotensi dan ejakulasi dini. Aku sebenarnya cukup kecewa atas kenyataan tersebut. Tapi apa boleh buat. Ini adalah penyakit pemberian Tuhan.

Kami terus berjuang mencari pengobatan alternatif. Banyak penawaran dari pengobatan alternatif tersebut. Sampai pada akhirnya pilihan hati jatuh pada Therapy Banyu Urip Pusat Yogyakarta. Hati ini benar-benar yakin, karena banyak sekali pasien sembuh setelah pulang dari tempat ini.

Sekali terapi ternyata penyakit suamiku mulai membaik. Kunjungan ketiga ke Therapy Banyu Urip, suamiku sudah sembuh.

Berkat Therapy Banyu Urip hubungan badan suami-istri kami di atas kasur mulai bergairah.

Terima kasih kepada CEO Therapy Banyu Urip, Bapak MS Arifin yang telah melayani kami sangat baik.


3. Aisah Melati

Pengobatan herbal menjadi alternatif utama dalam penyembuhan berbagai penyakit di keluarga kami. Therapy Banyu Urip menjadi pilihan keluarga kami satu-satunya. 

Awal kecintaan saya pada Ramuan Banyu Urip karena ada anak tetangga saya yang sembuh dari buta warna. Sampai akhirnya lulus jadi Tentara Nasional Indonesia. 

Dari sekian banyak yang saya tahu, kalau penyakit mata, buta warna katanya tidak bisa disembuhkan. 

Berpijak dari sini, saya pikir Ramuan Banyu Urip adalah bentuk pengobatan satu-satunya didunia yang bisa menyembuhkan buta warna. 

Saya juga banyak mendapat informasi dari berbagai tulisan di website apoymadura.com dan berbagai kanal sosial media, bahwa Ramuan Banyu Urip banyak juga peminatnya. 

Bahkan ketika saya berobat ke klinik Therapy Banyu Urip Pusat Yogyakarta, saya bertemu dangan pasien dari Perancis, Malaysia, Timor Leste, dan Singapura. 

Para pasien luar negeri itu menginap di asrama Therapy Banyu Urip Pusat Yogyakarta bersama puluhan pasien buta warna dari berbagai kota di Indonesia. 

Nilai lebih ini membuat saya bertambah yakin di hati kalau Ramuan Banywu Urip amat cocok  bagi seluruh umat manusia di muka bumi ini. 

Bravo Therapy Banyu Urip pimpinan MS Arifin. Maju terus Ramuan Banyu Urip menembus dunia.


4. Nasirudin Akmal

Awalnya saya tidak percaya bahwa Ramuan Banyu Urip bisa menyembuhkan penyakit buta warna, sebab yang saya tahu di pengobatan medis dan non-medis buta warna tidak bisa disembuhkan.

Maka ketika ada ramuan tradisional bisa menyembuhkan buta warna saya agak ragu kebenarannya.

Maka ketika anak saya menghendaki untuk berobat ke Therapy Banyu Urip saya pun meloloskan keinginannya.

Kendati saya sendiri masih belum yakin betul kalau Ramuan Banyu Urip bakal bisa menyembuhkannya. Nanti akan ketahuan kalau semua itu adalah omong kosong. Tapi saya tetap akan mengantarkan anak saya agar dia tidak kecewa.

Saya bersama istri dan anak-anak berangkat ke Yogyakarta. Satu mobil. Sampai di tempat tujuan, kami sisambut hangat dengan CEO Therapy Banyu Urip International, MS Arifin.

Lewat tes ishihara anak saya lebih separuh tidak bisa membaca huruf, angka dan lambang serta alur. Tetap saja, saya masih tidak percaya anak saya bakal sembuh di tempat klinik herbal itu.

Sebelum pulang saya bersama anak dan istri jalan-jalan dulu ke Malioboro dan Candi Borobudur.

Ketika kami hendak pulang, kami melihat ke asrama pasien rawat inap. Saya hitung hampir 40 pasien sedang menjalani rawat inap disitu. Kebanyakan diantaranya pasien buta warna.

Pada hari ke-12 ada telepon dari anak saya yang menyatakan bahwa dirinya sembuh dari buta warna.

Terdengar ia sangat senang, saya masih meragukan kebenaran itu. Saya tetap bersikap biasa-biasa saja. Jangan-jangan membual.

Akhirnya saya berangkat ke Yogyakarta. Dari Bapak MS Arifin saya baru percaya setelah ada surat keterangan dari rumah sakit yang menyatakan anak saya sembuh dari buta warna.

Alhamdullilah... Ini seperti mimpi. Ternyata Ramuan Banyu Urip bisa menyembuhkan buta warna. Ini pertama di dunia, ada ramuan herbal bisa menyembuhkan buta warna.


5. Nurul Komariah

Sebelumnya saya menghaturkan banyak terima kasih kepada CEO Therapy Banyu Urip International, yakni Bapak MS Arifin. 

Sebulan yang lalu saya pernah berobat di Pendopo MS Arifin, beralamat di Jalan Kiai Abubakar Sidik Desa/Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep, tepatnya di depan Bank Jatim.

Saya baru tahu kalau Pendopo MS Arifin menjadi base camp Therapy Banyu Urip Pusat Madura.

Saat saya kesitu diterapi langsung Bapak MS Arifin. Bahkan, sebelum saya pulang disedekahi Ramuan Banyu Urip oleh beliau.

Saya mempunyai keluhan mata katarak. Oleh dokter spesialis mata, saya disarankan untuk segera melakukan tindakan operasi. Karena menurut dia, katarak saya kalau dibiarkan akan menyebabkan kebutaan.

Keluarga saya amat mendukung karena biaya operasi dapat dijangkau dengan keuangan keluarga.

Tapi persoalannya bukan dari sisi finansial, melainkan dari kegagalan operasi yang justru banyak menimbulkan kebutaan. Seperti teman saya, habis operasi katarak justru tambah tidak melihat sama sekali.

Saya bersikeras, bahwa Ramuan Banyu Urip akan bisa menyembuhkan penyakit katarak.

Benar saja, mata katarak saya sekarang sudah sembuh setelah sepekan saya melakukan terapi mandiri di rumah dengan Ramuan Banyu Urip.

Sekali lagi, saya menghaturkan banyak terima kasih kepada Bapak MS Arifin atas segala bantuan. Semoga Allah SWT membalas seluruh kebaikan Bapak MS Arifin.

Salam juga buat keluarga Bapak MS Arifin.

Ramuan Banyu Urip benar-benar terbukti bisa menyembuhkan, bukan sekadar mengobati.

Hormat saya,

Nurul Komariah, Sampang.


Demikian lima ulasan dari para pengguna Ramuan Banyu Urip. Lebih jauh MS Arifin berharap agar ulasan terbaik tersebut bisa menjadi rekomendasi bagi pasien baru. (Kay) 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nasib Guru Honorer PAI di Sumenep tidak Terurus

Catatan: Yant Kaiy Tidak adanya rekrutmen PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) bagi guru PAI (Pendidikan Agama Islam) di lingkungan Dinas Pendidikan Sumenep, menambah panjang penderitaan mereka. Karena harga dari profesi mulia mereka sebagai pendidik dibayar tidak lebih dari Rp 300.000,- per bulan. Rupanya pihak pemangku kebijakan masih belum terketuk hatinya untuk mengangkis mereka dari lembah ketidak-adilan. Sekian lama guru PAI terjebak di lingkaran mimpi berkepanjangan. Impian para guru PAI ini untuk menjadi PPPK menyublim seiring tidak adanya jaminan kesejahteraan. Namun mereka tetap berkarya nyata walau kesejahteraan keluarganya jadi taruhan. Mereka tetap tersenyum mencurahkan keilmuannya terhadap murid-muridnya. Animo itu terus bersemi karena ada janji Allah, bahwa siapa pun orang yang mendermakan ilmu agamanya, maka jaminannya kelak adalah surga. Barangkali inilah yang membuat mereka tidak bergolak dalam menyampaikan aspirasinya. Mereka tidak turu

Panji Gumilang Pesohor Akhir Kekuasaan Jokowi

Catatan: Yant Kaiy Emosi rakyat Indonesia berpekan-pekan tercurah ke Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Panji Gumilang. Episode demi episode tentangnya menggelinding bebas di altar mayapada. Akhirnya, lewat tangan-tangan penguasa ketenangan dan kenyamanan Panji Gumilang mulai terusik. Telusur mereka berdasar pernyataan dirinya tentang beberapa hal yang dianggap sesat oleh sebagian besar umat Islam di tanah air. Cerita tentangnya menenggelamkan beraneka berita krusial dalam negeri. Isu ketidakadilan, kasus besar menyangkut hajat hidup orang banyak menyublim di dasar laut Al Zaytun. Banyak orang bertanya-tanya, seberapa perkasa Panji Gumilang di mata hukum Indonesia. Ia bertakhta atas nama kebenaran walau kadang berseberangan jalan dengan organisasi Islam yang ada. Mungkin baginya, berbeda itu indah. Sekarang tugas penguasa menyembuhkan suasana negeri ini menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur. Tidak ada nilai tawar.[] - Yant Kaiy, Pimred apoymadura.com

SDN Panaongan 3 Layak Menyandang Predikat Sekolah Terbaik di Pasongsongan

Agus Sugianto (kanan) bersama Kepala Dinas Pendidikan Sumenep Agus Dwi Saputra. [Foto: Sur] apoymadura.com  - SDN Panaongan 3 terletak di Dusun Campaka Desa Panaongan Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Lokasinya masuk pelosok dengan jalan rusak ringan. Warga masyarakatnya sebagai besar bekerja di ladang sebagai petani. Musim penghujan mereka bercocok tanam jagung. Musim kemarau masyarakat lebih banyak menanam tembakau.  Ada pula sebagian dari mereka merantau ke kota lain. Bahkan ada yang bekerja di Malaysia, mengadu peruntungan agar kesejahteraan hidup lebih baik. Etos kerja warga masyarakat cukup tinggi. Mereka sadar, putra-putri mereka paling tidak harus punya pondasi keilmuan yang cukup. Agar dalam mengarungi hidup lebih indah, sesuai impiannya. Kendati perekonomian mereka rata-rata lemah, namun masalah pendidikan anak-anaknya menjadi sebuah prioritas. Karena mereka sadar, hidup bahagia itu lebih lestari dengan ilmu. Mereka menginginkan pendidikan putra-putrinya ke tingkat p