Secangkir Kopi
Pentigraf: Yant Kaiy
Kudiamkan
dia dingin. Seharian terbakar emosi akibat cekcok tak berkesudahan. Tanpa
ujung. Persoalan lama menguras pikiran bijak. Mau menang sendiri,
mempertahankan keinginan saling mengalahkan. Melibatkan orang-orang berwajah
topeng munafik. Sikap seorang penjilat; dimana mereka berlabuh, disitu mereka
menyandarkan kepalanya.
Telah kusadarkan dia. Segala rayu tak mampu meredam gejolak. Tiada guna. Secangkir kopi tak disentuhnya. Matanya merah darah, tampak liar. Aku gagal membuatnya tenang.
Sekali lagi kutuangkan kopi panas dari termos. Aromanya menyentuh permukaan cinta. Dia hanyut. Kuciumi sekujur tubuhnya tanpa sisa. Ada desah. Tiba-tiba dia tarik selimut. Dia membauiku.[]
Pasongsongan, 20/11/2021
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan agar kita bisa memberikan pengalaman yang baik untuk pengunjung. Terima kasih.