Guru Honorer



Pentigraf: Yant Kaiy

Tonah dan suaminya menjadi guru honorer disalah satu SD Negeri di pelosok desa kelahirannya. Jalan rusak dan berlumpur bila musim hujan terus mereka lalui dengan perasaan ikhlas menuju ke sekolah. Gaji keduanya hanya cukup beli bahan bakar kendaraan roda dua, sabun mandi, shampo, odol dan deterjen bubuk. Selebihnya buat uang jajan kedua anaknya.

Kisah sedih ini luput dari perhatian pihak berwenang. Pemangku kebijakan publik seolah tutup mata dan telinga. Mereka seolah sibuk dengan sikap memperkaya diri sendiri. Biarlah mereka buntung asalkan dirinya untung.

Ketika ada rekrutmen aparatur sipil negara lewat tes, keduanya ikut berkompetisi. Tapi apa lacur, impiannya untuk menjadi pegawai negeri kandas di tengah jalan. Mereka tidak lolos uji kompetensi.[]

Pasongsongan, 11/11/2021



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Soa-soal Bahasa Madura Kelas III

Soal-soal Bahasa Madura Kelas IV SD

Madura Breaking News💥 BKN Resmi Tunda Pelaksanaan Seleksi PPPK Tahap II😭 Peserta Wajib Tahu😭🆘

Praktik Korupsi BSPS di Sumenep Terungkap, Kades 🅱️🅾️ngkar Sistem Jual Beli yang Merugikan

KKG Gugus 02 SD Pasongsongan Gelar Rapat Rutin Bulanan

Besok‼️ Penyerahan SK CPNS dan PPPK di Sumenep, Momentum Awal Pengabdian bagi Ratusan Calon ASN

Soal dan Kunci Jawaban Bahasa Madura PAS Kelas IV SD

Inspirasi Kepala Sekolah: Agus Sugianto Bangun Kedekatan dengan Murid SDN Panaongan 3😁

Luar Biasa🔥 Polres Sampang Tertibkan Kendaraan Bermotor, Razia hingga Kecamatan⁉️

Kepercayaan Publik terhadap SDN Panaongan 3 Kian Meningkat, Wujud Nyata Pembelian Kendaraan Roda Tiga🔥