Gemuruh di Dada



Pentigraf: Yant Kaiy

Tiba-tiba di dada bergemuruh. Jantung berdegup hebat di tengah keramaian. Kubertahan. Menyeimbangkan kenyataan. Bersandiwara tersenyum walau perih hati mulai menyeruak. Pelan membuyarkan pikiran.

Kubuang pandangan ke objek lain, bukan pelaminan. Karena dia duduk berdua dengan wanita idaman lain. Cinta kami memang telah putus. Tapi kenangan indah bersamanya ternatal.

Segera aku berbaur. Bercerita dengan orang-orang sekitar. Namun tetap saja otakku menggiring mata ini ke arahnya.[]

Pasongsongan, 16/11/2021



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Surat Terbuka untuk Haji Her (H Khairul Umam): Ajakan untuk Membangun Kesejahteraan Bersama

Soa-soal Bahasa Madura Kelas III

Soal-soal Bahasa Madura Kelas IV SD

Samsul Arifin: Figur Kuat yang Siap Memajukan Desa Pamolokan

Harmoni Indah Lusyana Jelita & Umar Dhany Kawesa dalam "Untung Masih Ada Ramadhan"

Membangun Mindset Masyarakat Indonesia tentang Keampuhan Ramuan Tradisional

Berbagi Pesan Inspiratif Kepala SDN Padangdangan 2 di Acara Buka Puasa Bersama

Tantangan dalam Membangun Kepercayaan Masyarakat terhadap Ramuan Tradisional

Amazing‼️ SDN Panaongan III Buktikan Keterbatasan Bukan Penghalang Prestasi

Ramuan Banyu Urip: Terapi 5 Menit untuk 45 Macam Penyakit