Tanpa Pamrih



Pentigraf: Yant Kaiy

Kemiskinan tak mengubah pendiriannya untuk menjadi orang berguna bagi semua umat. Segala yang bisa dikerjakan ia lakukan penuh ketekunan. Biar dibayar berapa pun tak pernah mengeluh. Debur bekerja apa saja: Mulai kuli bangunan, menarik becak, kernet truk, nelayan, ojek sepeda motor, tiap tahun jadi petani tembakau.

Ketika dirinya menjadi pedagang kitab-kitab Islam di sudut pasar kota kelahirannya, penampilannya tidak lusuh lagi. Tampak rapi dengan balutan busana muslim.

Tiba-tiba ada yang meminangnya, seorang gadis cantik dan kaya. Debur menolaknya. Ia tak ingin kedua orang tuanya malu. Karena perbedaan status sosial, bagai langit dan bumi.[]

Pasongsongan, 14/4/2021

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BPRS Bhakti Sumekar Pasongsongan Salurkan Sedekah di SDN Panaongan 3

Abu Supyan: Kepala SD yang Memiliki TK Satu Atap Diminta Segera Urus Izin Operasional

MS Arifin Menerima Kunjungan Ahli Pengobatan Alternatif di Yogyakarta

Anak Yatim di SDN Panaongan 3 Terima Santunan dari BPRS Bhakti Sumekar Pasongsongan Kabupaten Sumenep

Saran Agus Sugianto dalam Rapat KKG SD Gugus 02 Pasongsongan

Ramuan Banyu Urip Bawa Serda Arifin Go International

Agus Sugianto Sependapat dengan Pengawas Bina SD, Dorong Pengurusan Izin Operasional TK Satu Atap

Cara Penggunaan Ramuan Banyu Urip Sesuai Anjuran MS Arifin

KKG SD Gugus 02 Pasongsongan Gelar Rapat Penyegaran dan Konsolidasi

Abah Asep, Perjalanan Panjang Sang Pejuang Herbal Therapy Banyu Urip