Penantian tak Menentu
Pentigraf: Yant Kaiy
Aku mengerti tentang
arah mata angin berhembus. Begitu pula yang terjadi pada sang pujaan hati,
mengkhianati kesetiaan, mendustai segala janji suci menyakitkan jiwa. Aku tak
mau mendengar lagi sejuta alasannya.
Aku pun bisa
mengarahkan biduk cinta ini ke dermaga impian bahagia. Namun semua tak semudah
mengunyah kacang tanah goreng. Membutuhkan proses dalam rentang waktu tak
tentu. Aku tak mau mencari kemenangan diantara persaingan dia yang telah
mendapatkan tambatan rindu di lain sukma.
Hidup hanya sekali.
Aku tak mau sakit hati lagi, walau tidak mungkin menutup diri.[]
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan agar kita bisa memberikan pengalaman yang baik untuk pengunjung. Terima kasih.