Berenang ke Tepian



Pentigraf: Yant Kaiy

Mengarungi laut derita menurut banyak teman, tak membuat hati pesimis mengharap karunia Tuhan. Air mata pasti berhenti mengalir. Kehidupan selalu berubah. Seperti perubahan suamiku. Mulai dari sikapnya, mau menang sendiri. Kadang acuh tak acuh tatkala aku butuh bantuannya. Menyelesaikan pekerjaan rumah yang tersisa.

Mulai kukorek kesalahan diri. Tak ada menurutku. Hati terus berdebat, mengungkap pernik dosa padanya. Baru kutemukan titik terang tatkala aku memeluknya dari belakang.

“Cinta saling membutuhkan satu sama lain. Kau tidak. Kau hanya bersembunyi diantara tumpukan lelah dan lelah. Tak pernah kau kau memikirkan kebutuhanku. Sedangkan keinginanmu harus kululuskan. Kau hanya meminta hakmu, kewajibanmu menguap. Hilang tak berbekas. Tak mungkin lagi aku mengajarkan cinta padamu,” kicaunya tak berbatas pengertian lagi.[]

Pasongsongan, 1/4/2021



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Soa-soal Bahasa Madura Kelas III

Soal-soal Bahasa Madura Kelas IV SD

Soal dan Kunci Jawaban Bahasa Madura PAS Kelas IV SD

Amazing! Siswa SDN Soddara 1 Pasongsongan Raih Juara III se-Madura

SDN Soddara 1 Pasongsongan Turunkan 4 Atlet di Skill and Sport Competition 03 se-Madura

Mitos Uang Bernomer 999

Surajiya dan Juan Dali: sebuah Enigma dan Anak Kecil yang Mewarnai Langit

Soal dan Kunci Jawaban Bahasa Madura Kelas 3 SD di Sumenep

Upacara Bendera di SDN Padangdangan 2 Berlangsung Khidmat, Pembina Upacara Ingatkan Kesiapan Asesmen Sumatif Semester

MWC NU Pasongsongan Hadirkan Kiai Said Aqil Siradj: Menyambut Hari Santri dengan Pencerahan untuk Umat