Ke Lain Hati
Pentigraf: Yant Kaiy
Tak terpikirkan kalau
aku akan jatuh cinta terhadapnya karena perbedaan usia terlampau jauh. Lebih
pantas Dia menjadi anakku. Pada bening matanya ada dahaga kasih dari
orang-orang terdekatnya, lewat senyum polosnya tersimpan aroma asmara ingusan.
Bak gayung bersambut Dia membalas permainan cinta setengah hatiku. Tiba-tiba
rasa bersalah ternatal tanpa bisa terkendali lagi diantara hasrah membara.
Kubelai rambutnya
seperti ketika aku membelai anakku saat menjelang tidurnya. Pelukan hangatku
membangkitkan desah kikuknya, menggelinjang seperti cacing kepanasan. Pasrah.
Tak ada sesal seujung kuku pun.
Ketika cinta terlarang
kami langgar diantara telanjang, keringat mengalir diantara dendam tak
berkesudahan. Cukup mudah terlampiaskan. Tidak seperti saat membuka resleting
karatan busana istri di rumah. Sulit dan acapkali menjengkelkan.[]
Pasongsongan, 27/12/2020
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan agar kita bisa memberikan pengalaman yang baik untuk pengunjung. Terima kasih.