Tembang Santet (Bagian V)
Cerpen:
Yant Kaiy
Saya heran berbaur
kecewa, mengapa Kiai Haji Umar mau menerima kehendak warga agar saya dienyahkan
dari tanah kelahiran tempat saya dibesarkan. Berulangkali kemarahan warga
terhadap saya terungkap dengan jalan mau menghabisi nyawa saya sekeluarga
dengan terang-terangan. Namun saya tidak menanggapinya dan mencoba bersabar.
Akan tetapi, saya
kalap ketika salah seorang tetangga hendak membinasakan jiwa yang tak bersalah
ini, sehingga terjadilah perkelahian seru. Satu lawan satu.
Berulangkali sabetan
celuritnya mengarah ke tubuh saya secara membabi-buta, penuh amarah. Saya kenal
orangnya, dia adalah teman baik seperguruan pencak silat di 'Burung Merak
Sambernyawa'. Tapi mengapa dia juga ikut-ikutan segera mau memusnahkan saya
dari muka bumi ini?
Akhirnya, dengan tak
disengaja karena membela diri, saya pun mampu membinasakannya. Sreet..
Kelebatan pedang memuncratkan isi perut teman seperguruan saya, dia tak
berkutik lagi. Jatuh tersungkur bersimbah darah. (Bersambung)
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan agar kita bisa memberikan pengalaman yang baik untuk pengunjung. Terima kasih.