Langsung ke konten utama

Surat Sahabat

 


Surat Sahabat

Puisi: Yant Kaiy

 

sungguh aku belum merasakan nyaman hingga saat ini

dahaga persahabatan itu menggiring hasrat

beragam suku, agama serta keturunan berbeda telah hadir di tanganku

setumpuk surat dari sahabat setumpah-darah saling berjauhan

kebanggaan mulai menelanjangi sekujur raga amat berarti

tidak sampai di sini kumerasakan akan berhenti sejenak

hanya kadang timbul keinginan mendesak terjang naluri

 

ternyata kesenangan bukanlah dari menggunung harta-benda

kebahagiaan ternatal lewat bait kepuasan batin mengesankan

di sini banyak perjuanganku lewat pengorbanan barangkali tiada artinya bagi seseorang tak sama hobbynya

karena kusering mengalami kekecewaan menyiksa diri

tak cukup mengobatinya begitu saja dengan nasihat penyejuk hati

mungkin rasa kecewa itu kusering mengungkapkannya

lewat sajak dan kebanggaan menyulut jadi buih - buih kebahagiaan

 

sekitarku tak pernah tahu akan sikapku kurang bersahabat

lantaran pergaulanku terlalu sempit bagi dunia saban halimun luruh ke bumi

semestinya aku harus bersikap bagaimana?

sekadar menghilangkan kekesalan menelantarkan persahabatan

atau lewat baris-baris kalimat puisi?

tidak, aku tak suka akan persahabatan seperti itu

yang kuidamkan persahabatan dapat membuang frustrasi

atau dapat menangkap isi tersimpan erat di benak, itu saja

namun mereka sungguh tak mengerti akan duniaku

untuk mengutarakannya

mereka terlalu sensitif terhadap terhadapku

meyakinkan tak bisa mulut ini berbicara pada mereka

sehingga mereka selalu salah duga yang bukan - bukan terhadapku

 

kubuka amplop berwarna putih seguci persahabatanku

jantung berdetak hebat manakala untaian kalimatnya membuat tawa

bercerita tentang angin musim yang menimpa perkampungannya

bercerita tentang pengalamannya selama mengembara

sungguh kebahagiaan mengopeni kegersangan jiwa yang terasa hambar

 

kututup kembali bersama tidur jiwa dalam lingkup mimpi.

 

Madura, 04/12/92

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nasib Guru Honorer PAI di Sumenep tidak Terurus

Catatan: Yant Kaiy Tidak adanya rekrutmen PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) bagi guru PAI (Pendidikan Agama Islam) di lingkungan Dinas Pendidikan Sumenep, menambah panjang penderitaan mereka. Karena harga dari profesi mulia mereka sebagai pendidik dibayar tidak lebih dari Rp 300.000,- per bulan. Rupanya pihak pemangku kebijakan masih belum terketuk hatinya untuk mengangkis mereka dari lembah ketidak-adilan. Sekian lama guru PAI terjebak di lingkaran mimpi berkepanjangan. Impian para guru PAI ini untuk menjadi PPPK menyublim seiring tidak adanya jaminan kesejahteraan. Namun mereka tetap berkarya nyata walau kesejahteraan keluarganya jadi taruhan. Mereka tetap tersenyum mencurahkan keilmuannya terhadap murid-muridnya. Animo itu terus bersemi karena ada janji Allah, bahwa siapa pun orang yang mendermakan ilmu agamanya, maka jaminannya kelak adalah surga. Barangkali inilah yang membuat mereka tidak bergolak dalam menyampaikan aspirasinya. Mereka tidak turu

Panji Gumilang Pesohor Akhir Kekuasaan Jokowi

Catatan: Yant Kaiy Emosi rakyat Indonesia berpekan-pekan tercurah ke Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Panji Gumilang. Episode demi episode tentangnya menggelinding bebas di altar mayapada. Akhirnya, lewat tangan-tangan penguasa ketenangan dan kenyamanan Panji Gumilang mulai terusik. Telusur mereka berdasar pernyataan dirinya tentang beberapa hal yang dianggap sesat oleh sebagian besar umat Islam di tanah air. Cerita tentangnya menenggelamkan beraneka berita krusial dalam negeri. Isu ketidakadilan, kasus besar menyangkut hajat hidup orang banyak menyublim di dasar laut Al Zaytun. Banyak orang bertanya-tanya, seberapa perkasa Panji Gumilang di mata hukum Indonesia. Ia bertakhta atas nama kebenaran walau kadang berseberangan jalan dengan organisasi Islam yang ada. Mungkin baginya, berbeda itu indah. Sekarang tugas penguasa menyembuhkan suasana negeri ini menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur. Tidak ada nilai tawar.[] - Yant Kaiy, Pimred apoymadura.com

SDN Panaongan 3 Layak Menyandang Predikat Sekolah Terbaik di Pasongsongan

Agus Sugianto (kanan) bersama Kepala Dinas Pendidikan Sumenep Agus Dwi Saputra. [Foto: Sur] apoymadura.com  - SDN Panaongan 3 terletak di Dusun Campaka Desa Panaongan Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Lokasinya masuk pelosok dengan jalan rusak ringan. Warga masyarakatnya sebagai besar bekerja di ladang sebagai petani. Musim penghujan mereka bercocok tanam jagung. Musim kemarau masyarakat lebih banyak menanam tembakau.  Ada pula sebagian dari mereka merantau ke kota lain. Bahkan ada yang bekerja di Malaysia, mengadu peruntungan agar kesejahteraan hidup lebih baik. Etos kerja warga masyarakat cukup tinggi. Mereka sadar, putra-putri mereka paling tidak harus punya pondasi keilmuan yang cukup. Agar dalam mengarungi hidup lebih indah, sesuai impiannya. Kendati perekonomian mereka rata-rata lemah, namun masalah pendidikan anak-anaknya menjadi sebuah prioritas. Karena mereka sadar, hidup bahagia itu lebih lestari dengan ilmu. Mereka menginginkan pendidikan putra-putrinya ke tingkat p