Terlanjur
Pentigraf: Yant Kaiy
Kuakui dia cantik, muda, menggairahkan, penuh senyum
menggoda. Tapi dia tetap menganggapku sebagai gurunya. Cintanya sebatas itu
terhadap hasrat diri. Dan aku tak bisa mengelak ketika hujan cinta menyiksa
malam-malam berhalimunku.
Tatkala kupegang tangannya, dia menundukkan kepalanya.
Ketika kuraih lehernya, dia bergeming hingga desah nafasnya menyentuh darah
syahwatku.
Setelah kubaui keperawanannya, kami tak menyesal dalam
kenikmatan membuncah. Namun di dasar kalbuku, virus penyesalan membombardir
alam sadarku. Dia seperti darah dagingku.[]
Pasongsongan, 27/8/2020
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan agar kita bisa memberikan pengalaman yang baik untuk pengunjung. Terima kasih.