Langsung ke konten utama

Pasongsongan Miliki Tempat Wisata Potensial

Mohammad Ali Al Humaidy (kanan)
bersama Yant Kaiy dari apoymadura.com.


Apoy Madura, Sumenep – Wilayah Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep Madura yang terkenal dengan penganan “petis pancitan” mempunyai tiga destinasi wisata yang berprospek cerah mendatangkan banyak pengunjung.

Imbas dari banyaknya pengunjung tentu akan meningkatkan perekonomian masyarakat sekitarnya. Karena mereka akan membelanjakan uangnya di tempat pariwisata tersebut.

Ketiga tempat itu adalah:

Yang pertama Astah Buju’ Panaongan, berlokasi di Desa Panaongan Kecamatan Pasongsongan Sumenep yang keberadaannya ditemukan dalam timbunan pasir setinggi kurang lebih 17,5 meter pada 13 september 1999. Di nisan makam para arifbillah ini tertulis Syekh Al-Arif Abu Said (wafat 1292) dan Syekh Abu Suhri (wafat 1281).

Yang kedua Astah Syekh Ali Akbar, terletak di Dusun Pakotan Desa/Kecamatan Pasongsongan Sumenep. Tokoh penyebar agama Islam ini wafat 14 Jumadil Akhir 1000 H dan merupakan paman dari Raja Sumenep ke-29, yakni Raja Bindara Saod.

Yang ketiga Goa Soekarno, berlokasi di Desa Panaongan Kecamatan Pasongsongan Sumenep. Obyek wisata ini berada di bawah batu cadas. Di dalamnya ada stalaktit dan stalakmit yang eksotis.
 
Goa Soekarno
“Tapi selama ini hanya Goa Soekarno yang gencar berpromosi lewat media massa. Sehingga tak ayal obyek wisata ini banyak pengunjungnya setiap hari. Padahal Goa Soekarno adalah tempat wisata baru ketimbang Astah Buju’ Panaongan dan Astah Syekh Ali Akbar,” komentar Mohammad Ali Al Humaidy kepada apoymadura.com. Kamis (28/5/2020).

Lewat sambungan telepon, Dosen IAIN Madura ini mengingatkan, kalau sarana promosi adalah ujung tombak mendatangkan banyak penikmat pariwisata.

“Jadi jangan anggap sepele soal pariwara ini. Selanjutnya adalah tempat parkir, toilet, musholla, kuliner menjadi nilai tambah agar para wisatawan merekomendasikan kepada temannya kalau tempat itu enak dan nyaman dikunjungi,” pungkasnya. (Yant Kaiy)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nasib Guru Honorer PAI di Sumenep tidak Terurus

Catatan: Yant Kaiy Tidak adanya rekrutmen PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) bagi guru PAI (Pendidikan Agama Islam) di lingkungan Dinas Pendidikan Sumenep, menambah panjang penderitaan mereka. Karena harga dari profesi mulia mereka sebagai pendidik dibayar tidak lebih dari Rp 300.000,- per bulan. Rupanya pihak pemangku kebijakan masih belum terketuk hatinya untuk mengangkis mereka dari lembah ketidak-adilan. Sekian lama guru PAI terjebak di lingkaran mimpi berkepanjangan. Impian para guru PAI ini untuk menjadi PPPK menyublim seiring tidak adanya jaminan kesejahteraan. Namun mereka tetap berkarya nyata walau kesejahteraan keluarganya jadi taruhan. Mereka tetap tersenyum mencurahkan keilmuannya terhadap murid-muridnya. Animo itu terus bersemi karena ada janji Allah, bahwa siapa pun orang yang mendermakan ilmu agamanya, maka jaminannya kelak adalah surga. Barangkali inilah yang membuat mereka tidak bergolak dalam menyampaikan aspirasinya. Mereka tidak turu

Panji Gumilang Pesohor Akhir Kekuasaan Jokowi

Catatan: Yant Kaiy Emosi rakyat Indonesia berpekan-pekan tercurah ke Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Panji Gumilang. Episode demi episode tentangnya menggelinding bebas di altar mayapada. Akhirnya, lewat tangan-tangan penguasa ketenangan dan kenyamanan Panji Gumilang mulai terusik. Telusur mereka berdasar pernyataan dirinya tentang beberapa hal yang dianggap sesat oleh sebagian besar umat Islam di tanah air. Cerita tentangnya menenggelamkan beraneka berita krusial dalam negeri. Isu ketidakadilan, kasus besar menyangkut hajat hidup orang banyak menyublim di dasar laut Al Zaytun. Banyak orang bertanya-tanya, seberapa perkasa Panji Gumilang di mata hukum Indonesia. Ia bertakhta atas nama kebenaran walau kadang berseberangan jalan dengan organisasi Islam yang ada. Mungkin baginya, berbeda itu indah. Sekarang tugas penguasa menyembuhkan suasana negeri ini menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur. Tidak ada nilai tawar.[] - Yant Kaiy, Pimred apoymadura.com

SDN Panaongan 3 Layak Menyandang Predikat Sekolah Terbaik di Pasongsongan

Agus Sugianto (kanan) bersama Kepala Dinas Pendidikan Sumenep Agus Dwi Saputra. [Foto: Sur] apoymadura.com  - SDN Panaongan 3 terletak di Dusun Campaka Desa Panaongan Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Lokasinya masuk pelosok dengan jalan rusak ringan. Warga masyarakatnya sebagai besar bekerja di ladang sebagai petani. Musim penghujan mereka bercocok tanam jagung. Musim kemarau masyarakat lebih banyak menanam tembakau.  Ada pula sebagian dari mereka merantau ke kota lain. Bahkan ada yang bekerja di Malaysia, mengadu peruntungan agar kesejahteraan hidup lebih baik. Etos kerja warga masyarakat cukup tinggi. Mereka sadar, putra-putri mereka paling tidak harus punya pondasi keilmuan yang cukup. Agar dalam mengarungi hidup lebih indah, sesuai impiannya. Kendati perekonomian mereka rata-rata lemah, namun masalah pendidikan anak-anaknya menjadi sebuah prioritas. Karena mereka sadar, hidup bahagia itu lebih lestari dengan ilmu. Mereka menginginkan pendidikan putra-putrinya ke tingkat p