Langsung ke konten utama

Corona dalam Perspektif Islam

Eko Supriyono

Opini: Eko Supriyono, S.Pd., M.Pd.
Saat ini dunia sedang disibukkan dengan upaya untuk menanggulangi virus corona covid 19, bahkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan sebagai pandemi. Dan Presiden Joko Widodo menetapkan status darurat nasional corona. Lalu apa virus corona/covid 19 itu? 
Menurut situs WHO, virus corona adalah keluarga besar virus yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan dan manusia. Pada Manusia, corona diketahui dapat menyebabkan infeksi pernafasan mulai dari flu biasa hingga penyakit yang lebih parah seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS), dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Virus corona tidak hanya berdampak bagi kesehatan, akan tetapi berdampak dalam segala aspek kehidupan manusia. Perekonomian lumpuh, bahkan pertumbuhannya minus (CNN Indonesia).Virus corona telah menimbulkan kematian yang luar biasa, pada negara-negara yang terdampak virus ini, ribuan manusia telah menjadi korban. 
Bahkan banyak tenaga medis yang ikut membantu menanganipun ikut jadi korban (meninggal dunia). Kebanyakan korban meninggal dialami oleh penderita dengan usia manula dan memiliki penyakit penyerta seperti bronchitis, dan lain-lain. 
Anjuran physical distancing yang dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia membuat orang-orang tetap di rumah dan tidak pergi keluar untuk melakukan aktivitas biasanya, belajar, bekerja, berdoa dari rumah.
Apakah corona itu muncul secara tiba tiba? Tentu saja tidak, mari kita cermati firman Allah berikut ini :
Dalam QS At Tagabun :11,“ Tidak ada musibah yang menimpa ( seseorang, golongan / bangsa ) kecuali dengan izin Allah, dan barang siapa beriman kepada Allah, niscaya Allah akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah mengetahui segala sesuatu”.
Dalam QS An Nissa : 79, “Kebajikan apapun yang kamu peroleh semua dari Allah, keburukkan apapun yang menimpamu berasal dari kesalahanmu ssendiri”.
Dalam QS Ar Rum : 41, “ Kerusakan yang terjadi di darat dan laut karena perbuatan manusia. Allah menghendaki agar manusia merasakan sebagian dari akibat perbuatan mereka agar mereka kembali ke jalan yang benar”.
Dengan pandemi corona ini kita bisa mengambil hikmah yang positif : dengan corona : segala bentuk kemaksiatan berhenti ( tempat hiburan, karaoke, tempat perjudian, tempat pelacuran tutup semua), keluarga kumpul kembali dengan pola hidup sederhana, corona mengajarkan hidup bersih, cara bersin, cara menguap dan cara batuk yang benar. 
Corona meyadarkan bahwa kematian itu dekat dengan kita,. Corona mengingatkan kita untuk selalu mohon ampunan dan pertolongan Allah SWT., bahkan dari hasil pantauan NASA dengan berhentinya aktivitas industri dan transportasi beberapa bulan ini lapisan ozon yang lubang menutup dan menebal lagi, es di kutub juga menjadi tebal kembali.
Walaupun banyak dampak positif yang kita dapatkan akan tetapi mayoritas manusia banyak yang berkeluh kesah kepada Tuhannya, Ya Allah pandemi apa yang menimpa kami ini?  "Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepada kalian dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan”.(QS Al baqarah : 155).
Kemudian ada yang mengeluh mengapa kami harus diuji dengan pandemi (wabah) seperti ini?  "Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan “kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?”, ( QS Al AnKabut:2 ), sebagian dari mereka mengeluh mengapa harus terjadi pada kami?Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta” ( QS. Al Ankabut :3), sebagian yang lain mengeluh, darimana datangnya musibah ini ya Allah?.
“Dari mana datangnya musibah ini ? Katakanlah, itu dari dirimu sendiri.” (QS Al Imran :165), dan mereka ada yang memprotes,tapi Ya Allah, wabah ini sungguh buruk bagi kami …, “ Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu amat baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal itu amat buruk bagimu, Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS Al Baqarah : 216), mererka yang tidak kuat berkata, telah sesak nafas kami, berat hidup kami, gara-gara wabah ini …, “ Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” ( QS Al Baqarah : 286), mereka yang biasa beraktifitas mengeluh, kami tidak bisa bekerja ya Allah, kami dikurung dirumah saja, kami tidak bisa berbuat apa-apa…, “ janganlah kamu bersikap lemah, dan jangan pula kamu bersedih hati, kamulah orang-orang yang paling tinggi derajatnya, jika kamu orang-orang yang beriman.” ( QS Al Imran : 139 ).
Sebagian orang yang lain berkata, terkadang wabah ini memberikan tekanan yang demikian dahsyat kepada kami. Rasanya kami telah menyerah kalah. Sebagian dari kami bahkan telah berputus asa. “ Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Rabbnya, kecuali orang-orang yang sesat (QS Al Hijr : 56), sebagian orang yang lain menyahut, kami menjadi gelisah, tidak tenang, karena beban berat yang kami hadapi akibat wabah ini… “ orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah, Ingatlah, hanya dengan mengngat Allah hati menjadi tenteram. ( QS Ar-Ra’du : 28).
Orang yang telah putus asa berkata,di saat sempit seperti ini, masih adakah jalan keluar bagi kami? Masih adakah pintu rezeki untuk menyambung hidup kami ya Allah ?. “ Barang siapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan memberikan baginya jalan keluar ( dalam semua masalah yang dihadapinya), dan memberinya rezeki yang tidak disangka-sangkanya.”( QS Ath-Thalaq : 2-3).
Para karyawan pabrik mengeluh, perusahaan telah memotong gaji kami, bahkan sebagian dari kami, sudah tidak memiliki pekerjaaan lagi. Siapa yang akan memberikan rezeki kepada kami?. “Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah yang memberikan rezekinya”. ( QS Hud : 6 ).
Mereka yang tidak betah di rumah mengeluh, sudah lebih satu bulan kami menjalani kebijakan Stay At Home. Rasanya sudah tidak kuat untuk terus menerus dikurung didalam rumah. Lelah ya Allah. Sungguh kami tidak tahu, sampai kapan suasana ini... “Hai orang-orangyang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu beruntung” ( QS. Al Imran : 200 ).
Mengapa kami disuruh bersabar ya Allah, lanjut mereka … “Allah menyukai orang-orang yang sabar”. (QS.Ali Imran : 146). Adakah balasan atas kesabarankami ya Allah ?. “sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan.” (QS. An-Nahl : 96 ). Alhamdulillah ya Allah, seberapa banyakkah pahala yang akan Paduka berikan kami ?. ”Sesungguhnya hanyaorang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas”( QS.Az Zumar : 10).
Subhanallah… lalu bagiamana nasib kami di akherat ya Allah ?. ”sedang para malaikat masuk ke tetmpat-tempat mereka dari semua pintu (surga), (sambil mengucapkan) selamat atas kesabaran kalian. Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu.” ( QS. Ar-Ra’du:23-24 ). Alhamdulillah , alhamdulillah, alhamdulillah. Sekarang kami tenang ya Allah. Kami ridha dengan ketentuan-Mu. Kami sabar dengan ujian-Mu. “Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepada-Nya “ ( QS. Al-Bayyinah: 8 ). “Dan keridhaan allah adalah lebih besar,itu adalah keberuntungan yang besar.” ( QS. At-Taubah : 72). (Walau a’lam)
Ya Allah yang membolak balikkan hati manusia, jangan Engkau bolak balik hati kami agar selalu beriman dan taat kepada-Mu. Aamiin.[]
- Eko Supriyono, S.Pd., M.Pd.( Guru Geografi SMAN 3 Nganjuk Jatim)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nasib Guru Honorer PAI di Sumenep tidak Terurus

Catatan: Yant Kaiy Tidak adanya rekrutmen PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) bagi guru PAI (Pendidikan Agama Islam) di lingkungan Dinas Pendidikan Sumenep, menambah panjang penderitaan mereka. Karena harga dari profesi mulia mereka sebagai pendidik dibayar tidak lebih dari Rp 300.000,- per bulan. Rupanya pihak pemangku kebijakan masih belum terketuk hatinya untuk mengangkis mereka dari lembah ketidak-adilan. Sekian lama guru PAI terjebak di lingkaran mimpi berkepanjangan. Impian para guru PAI ini untuk menjadi PPPK menyublim seiring tidak adanya jaminan kesejahteraan. Namun mereka tetap berkarya nyata walau kesejahteraan keluarganya jadi taruhan. Mereka tetap tersenyum mencurahkan keilmuannya terhadap murid-muridnya. Animo itu terus bersemi karena ada janji Allah, bahwa siapa pun orang yang mendermakan ilmu agamanya, maka jaminannya kelak adalah surga. Barangkali inilah yang membuat mereka tidak bergolak dalam menyampaikan aspirasinya. Mereka tidak turu

Panji Gumilang Pesohor Akhir Kekuasaan Jokowi

Catatan: Yant Kaiy Emosi rakyat Indonesia berpekan-pekan tercurah ke Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Panji Gumilang. Episode demi episode tentangnya menggelinding bebas di altar mayapada. Akhirnya, lewat tangan-tangan penguasa ketenangan dan kenyamanan Panji Gumilang mulai terusik. Telusur mereka berdasar pernyataan dirinya tentang beberapa hal yang dianggap sesat oleh sebagian besar umat Islam di tanah air. Cerita tentangnya menenggelamkan beraneka berita krusial dalam negeri. Isu ketidakadilan, kasus besar menyangkut hajat hidup orang banyak menyublim di dasar laut Al Zaytun. Banyak orang bertanya-tanya, seberapa perkasa Panji Gumilang di mata hukum Indonesia. Ia bertakhta atas nama kebenaran walau kadang berseberangan jalan dengan organisasi Islam yang ada. Mungkin baginya, berbeda itu indah. Sekarang tugas penguasa menyembuhkan suasana negeri ini menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur. Tidak ada nilai tawar.[] - Yant Kaiy, Pimred apoymadura.com

SDN Panaongan 3 Layak Menyandang Predikat Sekolah Terbaik di Pasongsongan

Agus Sugianto (kanan) bersama Kepala Dinas Pendidikan Sumenep Agus Dwi Saputra. [Foto: Sur] apoymadura.com  - SDN Panaongan 3 terletak di Dusun Campaka Desa Panaongan Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Lokasinya masuk pelosok dengan jalan rusak ringan. Warga masyarakatnya sebagai besar bekerja di ladang sebagai petani. Musim penghujan mereka bercocok tanam jagung. Musim kemarau masyarakat lebih banyak menanam tembakau.  Ada pula sebagian dari mereka merantau ke kota lain. Bahkan ada yang bekerja di Malaysia, mengadu peruntungan agar kesejahteraan hidup lebih baik. Etos kerja warga masyarakat cukup tinggi. Mereka sadar, putra-putri mereka paling tidak harus punya pondasi keilmuan yang cukup. Agar dalam mengarungi hidup lebih indah, sesuai impiannya. Kendati perekonomian mereka rata-rata lemah, namun masalah pendidikan anak-anaknya menjadi sebuah prioritas. Karena mereka sadar, hidup bahagia itu lebih lestari dengan ilmu. Mereka menginginkan pendidikan putra-putrinya ke tingkat p