Irama Gelisah
Opini: Yant Kaiy
Banyak waktu yang dihabiskan untuk menuliskan sesuatu yang
berarti supaya orang lain dapat memahami isi tulisan yang saya buat. Apalagi
ketika mood tidak muncul. Seringkali saya mesti refreshing ke tempat-tempat
yang membuat suasana hati jadi rileks. Kendati begitu kadang tidak mempan,
suasana hati itu tidak tetap berada di jalur gelisah tak bertepi.
Lebih-lebih jika ada permasalahan keluarga, kalau dipaksakan
menulis akan tambah kacau dan amburadul. Kalaupun bisa tapi kualitas tulisan
menjadi kurang baik dan kurang berkesan bagi pembacanya.
Maka saya lebih senang tidak bekerja sama dengan media online
milik orang lain. Tidak dikejar waktu. Bebas mencurahkan karya tulis dalam
bentuk apa pun. Tidak ada kriteria spesifik yang memberatkan penulis. Cukup bagi
saya menelorkan karya tulis ke
apoymadura.com saja, media online
yang saya gawangi sendiri.
Tapi akhir-akhir ini saya gelisah karena tuntutan hidup yang
kian meningkat seiring anak-anak butuh biaya pendidikan. Cari pinjaman di jaman
now tidak mudah. Sedangkan mau pinjam ke bank tak punya barang berharga sebagai
jaminan.
Kebutuhan hidup keluarga selama ini didapatkan dari bercocok
tanam, berjualan eskrim ke sekolah-sekolah, menjajakan kerupuk ke
warung-warung. Pada malam harinya saya menulis dan istri mengurus kedua anak
kami.
Dulunya saya banyak berharap kepada apoymadura.com bisa mengangkis keterpurukan saya. Impian manis itu
akhirnya saya gantungkan di langit-langit kamar
tidur. Padahal saya berkarya tidak kenal waktu. Di saat orang lain sudah
terlelap dalam irama dengkurnya, saya sedang menyulam impian tak jelas.
Sebagian teman-teman ada yang menyudutkan saya, kalau kerja
yang nyata saja. Kerja menulis itu kan tidak pasti. Pekerjaan orang tukang
khayal.
Sebelumnya ada senior saya di kampung yang gila karena
bekerja sebagai penulis lepas di berbagai media massa. Freelancer writing itu
akhirnya dipasung di rumahnya karena di depan umum dia berteriak membaca puisi.
Keluarganya menjadi malu dibuatnya. Penulis lepas itu akhirnya meninggal dunia.
Barangkali nasib tidak sama. Ada teman saya yang memiliki media
online pribadi bisa menyumbangkan uang belanja setiap bulannya. Padahal sistem
pemasangan iklan di media sama saja. Haruskah saya terpasung dalam penjara
gelisah.
Namun saya percaya, bahwa pada masanya nanti saya akan
memetik hasilnya dari jerih payah yang telah dilakukan.[]
Yant Kaiy, penjaga gawang apoymadura.com
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan agar kita bisa memberikan pengalaman yang baik untuk pengunjung. Terima kasih.