Embun Pagi
Pentigraf: Yant
Kaiy
Impian malam menjadi gairah pagi. Ada banyak hasrat
tersembunyi tatkala langkah kaki menginjak embun di rerumputan. Ia seolah
menyapaku. Aku tak mempedulikan mereka demi anak-istri. Aku harus bisa meraih
impian tadi malam sebelum matahari tenggelam. Kadang ada noktah keraguan bahwa
harapan akan jadi kenyataan.
Mengais rejeki saban hari, tak pernah lelah. Sejuta
pengharapan dari rumah sederhanaku terlantun lewat untaian madah pada Ilahi.
Selalu basah bibir ini berdzikir kepada-Nya. Karena kepada Dia kami gantungkan
cita-cita.
Ketika aku pulang, mereka menyambutku dengan seutas senyum.
Hilang lelah berganti gairah. Selalu begitu setiap hari. Apalagi yang mesti aku
lupakan?
Pasongsongan, 26/3/2020
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan agar kita bisa memberikan pengalaman yang baik untuk pengunjung. Terima kasih.