Dulu dan Kini Masih ada Cinta
Pentigraf: Yant Kaiy
Aku menyukai Debur ketika masih duduk di bangku SMA.
Kepribadiannya sederhana. Wajahnya lumayan tampan, di atas rata-rata teman
cowok sekelasku. Dia juga bukan dari keluarga berada. Yang membuat aku kepincut
pada dia yaitu sikap pendiamnya. Ia bicara seperlunya saja. Walau
demikian aku tak berani mengungkapkan perasaan cinta terhadapnya karena
berbagai pertimbangan. Salah satunya wajahku tidak terlalu cantik. Aku juga
tidak begitu pintar dan bukan dari kaum jet set.
Karena sebuah pertimbangan masa depanku dan keluarga,
akhirnya aku menerima lamaran guruku sendiri. Sebagai Pegawai Negeri Sipil
(PNS) tentu akan bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Aku harus tahu diri
dan mencari pendamping hidup yang pasti-pasti saja. Akhirnya aku setengah terpaksa
mengambil cintanya, walau getar-getar kasmaran ini masih pada Debur. Munafik,
berontak batinku bergemuruh.
Kini setelah dua puluh sembilan tahun, antara aku dan Debur
tepisah jarak, waktu, dan status. Aku dan dia sudah punya anak. Akan tetapi
getar-getar cinta itu masih tersisa. Kuakui ini sebuah dosa, namun kenangan itu
terus bergelantungan di rongga jiwa. Semakin aku memberangusnya, ada perih
menyiksa batin ini. Duh, Gusti… Ampunilah hamba-Mu!
Pasongsongan, 26/2/2020
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan agar kita bisa memberikan pengalaman yang baik untuk pengunjung. Terima kasih.