Postingan

Menampilkan postingan dengan label News

Ki Sagara Tampil di Pagelaran Macopat Lesbumi NU Sumenep, Penonton Terpukau

Gambar
Ki Sagara (kiri) saat tampil membawakan tembang Macopat Madura. [Foto: Surya] PAMEKASAN — Kesenian tradisional Madura kembali menggema melalui pagelaran Macopat kolaboratif yang mempertemukan dua perkumpulan seni budaya ternama di Kabupaten Sumenep dan Pamekasan. Sabtu malam (5/7/2025)  Acara ini melibatkan perkumpulan Macopat Lesbumi MWC NU Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep dan perkumpulan Macopat Bintang Sembilan dari Lesbumi MWC NU Kecamatan Pasean, Kabupaten Pamekasan.  Bertempat di kediaman Tohari, Desa Bindang, Kecamatan Pasean, pagelaran ini menarik perhatian warga sekitar.  Sebagai tuan rumah, Tohari tak hanya membuka ruang bagi kolaborasi budaya ini, tapi juga secara khusus mengundang salah satu maestro Macopat Madura, Ki Sagara dari Batumarmar, Kabupaten Pamekasan. Kehadiran Ki Sagara menjadi sorotan utama malam itu. Dengan suara emasnya, ia sukses memukau seluruh hadirin, menyuguhkan tembang-tembang Macopat yang penuh makna.  Alunan tembang klasik b...

Penemuan Mayat di Rumah Kosong Gegerkan Warga Panaongan, Sumenep

Gambar
Muhammad Hasan (tengah) bersama personil Polsek Pasongsongan. [Foto: Surya] SUMENEP –  Warga Dusun Sumur Kramat, Desa Panaongan, Kecamatan Pasongsongan, dikejutkan dengan penemuan sesosok mayat laki-laki di sebuah rumah kosong milik Jamal. Korban ditemukan dalam kondisi telah meninggal dunia. Sabtu malam (5/7/2025).  Kabar tersebut dilaporkan warga kepada Kepala Desa Panaongan, yang langsung bergerak cepat dengan melakukan pengecekan ke lokasi kejadian.  Kepala Desa kemudian berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mencari identitas korban dan membawa jenazah ke Puskesmas Pasongsongan guna pemeriksaan lebih lanjut. "Korban bernama H. Sukkur, lahir di Sumenep pada 30 Desember 1961. Ia merupakan warga Dusun Raas, Desa Masalima, Kecamatan Masalembu, beragama Islam, sudah menikah, dan bekerja sebagai nelayan," terang Kepala Desa Panaongan.  KTP korban. [Foto: Surya] Menurut Muhammad Hasan, salah satu perangkat Desa Panaongan, korban sempat turun dari kendaraan dengan nia...

Pagelaran Macopat Kolaborasi Lesbumi NU Pasongsongan dan Pasean Pukau Penonton dengan Kisah Nurbuat

Gambar
Pagelaran Macopat Lesbumi Pasongsongan dan perkumpulan Macopat Bintang Sembilan. [Foto: Surya] PAMEKASAN – Suasana malam di Desa Bindang, Kecamatan Pasean, Kabupaten Sumenep, dipenuhi oleh alunan syair dan nuansa spiritual yang mendalam dalam pagelaran Macopat kolaborasi antara dua perkumpulan budaya, yakni Macopat Lesbumi MWC NU Kecamatan Pasongsongan dan Macopat Bintang Sembilan dari Lesbumi MWC NU Kecamatan Pasean. Sabtu malam (5/7/2025).  Acara yang digelar di kediaman Tohari ini berhasil menyedot perhatian warga sekitar.  Masyarakat antusias menyimak pertunjukan seni sastra lisan khas Madura yang kini semakin jarang ditemui.  Sebelum pementasan, suasana acara diselimuti kekhidmatan dengan siraman rohani dari pengasuh Pondok Pesantren Al-Mukarromah, yang mengajak para hadirin untuk merenungi nilai-nilai spiritual dalam kehidupan. Pementasan Macopat kali ini mengangkat kisah Nurbuat, yang diyakini sebagai syair-syair tentang cahaya kenabian Rasulullah SAW.  “Kisah...

KH. Imam Hasyim: Musik Tong Tong, Kebanggaan Budaya MadurašŸ”„

Gambar
Salah satu peserta Parade Musik Tradisional Tong Tong di Lapangan Giling. [Foto: Ifend] SUMENEP – Wakil Bupati Sumenep, KH. Imam Hasyim, secara resmi melepas Parade Musik Tradisional Tong Tong di Lapangan Giling, Desa Pangarangan, Sabtu (28/06/2025).  Ribuan warga hadir menyambut semangat budaya dalam rangka Bulan Bung Karno. Dalam sambutannya, Kiai Imam menegaskan bahwa musik Tong Tong adalah warisan leluhur yang mencerminkan semangat gotong royong dan jati diri Madura. “Alhamdulillah, musik Tong Tong kini jadi bagian Kharisma Event Nusantara (KEN) 2025. Ini pengakuan nasional yang harus kita jaga bersama,” ungkapnya. Ia juga mengajak generasi muda untuk aktif melestarikan budaya, bukan hanya menonton. Sementara itu, Kepala Disbudporapar Kabupaten Sumenep, H. Moh. Iksan, S.Pd., M.T., menjelaskan bahwa parade ini diikuti oleh enam grup musik Tong Tong dari berbagai kecamatan. Penyelenggaraan acara ini tidak hanya menampilkan seni pertunjukan, tetapi juga menegaskan nilai-nilai keb...

Pengawas Bina TK Kecewa: Kurikulum Ditolak Berkali-Kali oleh Dinas Pendidikan SumenepšŸ”„

Gambar
DPKS gelar Rembuk Pendidikan. [Foto: Surya] SUMENEP — Sebuah ungkapan kekecewaan disampaikan kelompok pengawas bina Taman Kanak-Kanak (TK) di Kabupaten Sumenep.  Hal itu terkait proses pembuatan kurikulum yang kerapkali ditolak Dinas Pendidikan. Rabu (25/6/2025).  Penolakan tersebut dinilai tidak proporsional karena kesalahan yang ditemukan sejatinya bukan kesalahan fatal. Permasalahan ini disampaikan langsung oleh juru bicara pengawas bina TK dalam forum Rembuk Pendidikan. Serap aspirasi ini digelar Dewan Pendidikan Kabupaten Sumenep (DPKS) di Gedung Graha STKIP PGRI Sumenep. “Kita tahu, TK binaan saya adalah swasta. Tapi proses pembuatan kurikulumnya selalu saja ditolak, bahkan berkali-kali, hanya karena kesalahan kecil. Ini sangat menyita waktu, tenaga, dan biaya. Harus bolak-balik ke Dinas Pendidikan. Saya sebagai pengawas yang membawahi 27 kecamatan juga sangat kecewa,” tegas sang juru bicara di hadapan para peserta rembuk. Menurut para pengawas, sikap Dinas Pendidikan y...

Sekolah Negeri Terbelenggu Aturan, Sekolah Swasta Bebas BerkreasišŸ”„

Gambar
Rembuk Pendidikan Dewan Pendidikan Kabupaten Sumenep. [Foto: Surya] SUMENEP — Ketimpangan mencolok antara sekolah negeri dan swasta di Kabupaten Sumenep akhirnya meledak di forum Rembuk Pendidikan yang digelar Dewan Pendidikan Kabupaten Sumenep, bertempat di Graha STKIP PGRI. Rabu (25/6/2025).  Kelompok pengawas bina SMP angkat bicara, menyuarakan keresahan yang selama ini dipendam. “Sekolah negeri seperti dikurung aturan. Guru-gurunya takut bergerak. Mau bikin acara saja pikir seribu kali. Sementara sekolah swasta? Bebas! Orang tua siap keluar jutaan rupiah demi acara perpisahan megah,” tegas salah seorang juru bicara pengawas bina SMP.  Para pengawas menyebut bahwa tenaga pendidik di SMP negeri lebih memilih bermain aman ketimbang menjalankan kegiatan bermakna, hanya karena takut dianggap melanggar regulasi.  Padahal, kegiatan seperti perpisahan bisa berdampak besar: Memperkuat hubungan sekolah dan masyarakat, serta menarik minat calon siswa baru. “Kalau begini terus, ...

Pengawas Bina SMP Sumenep Soroti Ketimpangan Aturan antara Sekolah Negeri dan SwastašŸ”„

Gambar
Rembuk Pendidikan di Gedung Graha STKIP PGRI Sumenep. [Foto: Surya] SUMENEP — Kelompok pengawas bina SMP di Kabupaten Sumenep menyuarakan keresahan atas ketimpangan perlakuan regulasi antara sekolah negeri dan swasta. Rabu (25/6/2025).  Menurut mereka, aturan yang terlalu kaku justru menghambat kreativitas dan inisiatif di sekolah negeri. Keresahan ini disampaikan dalam forum Rembuk Pendidikan yang digelar Dewan Pendidikan Kabupaten Sumenep di Gedung Graha STKIP PGRI Sumenep.  Dalam kesempatan itu, para pengawas menyoroti bahwa sekolah negeri sering terikat oleh berbagai regulasi yang membuat tenaga pendidik enggan melaksanakan kegiatan non-akademik yang berdampak positif. “Kalau di sekolah negeri, para guru takut ambil risiko karena khawatir melanggar aturan. Padahal, kegiatan seperti perpisahan siswa bisa menjadi sarana promosi untuk menarik siswa baru,” ungkap juru bicaranya. Sementara itu, sekolah swasta dinilai lebih bebas dalam bergerak.  Bahkan, pada momen perpisa...

Pengawas Bina SD Sampaikan Keresahan Soal Sarpras dan Mutasi Guru di Rembuk PendidikanšŸ”„

Gambar
Rembuk Pendidikan yang digelar Dewan Pendidikan Kabupaten Sumenep. [Foto: Surya] SUMENEP — Kelompok pengawas bina SD menyuarakan keresahan mereka terhadap berbagai persoalan yang dialami banyak sekolah dasar di sejumlah kecamatan, baik di wilayah daratan maupun kepulauan. Rabu (25/6/2025).  Penyampaian itu dituangkan dalam forum Rembuk Pendidikan yang digelar Dewan Pendidikan Kabupaten Sumenep (DPKS), bertempat di Gedung Graha STKIP PGRI Sumenep. Dalam forum tersebut, para pengawas mengungkapkan kekhawatiran serius terkait kondisi sarana dan prasarana sekolah yang memprihatinkan.  Banyak gedung sekolah mengalami kerusakan berat, tapi tak kunjung direhabilitasi.  Padahal, kondisi tersebut membahayakan keselamatan siswa dan guru dalam kegiatan belajar-mengajar. Tapi, upaya rehabilitasi sering terhambat oleh regulasi.  Berdasarkan aturan yang berlaku, sekolah dengan jumlah siswa kurang dari 60 orang tidak bisa diusulkan untuk rehap.  Kebijakan ini dinilai tidak ber...