Guru Hebat‼️ Program Pembentukan Perilaku Baik di SDN Panaongan 3: Kolaborasi Agus Sugianto dan Guru di Daerah Pelosok💪

Sdn panaongan 3 kecamatan Pasongsongan kabupaten Sumenep
Agus Sugianto, Kepala SDN Panaongan 3 Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. [Foto: Surya]

Pendidikan tidak hanya bertujuan untuk mencerdaskan anak bangsa secara akademis, tapi juga membentuk karakter yang mulia.

Hal ini sejalan dengan amanat Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang menekankan pentingnya pengembangan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, dan bertanggung jawab. 

Tapi, tantangan dalam mewujudkan pendidikan karakter semakin kompleks, terutama di sekolah-sekolah pelosok yang seringkali terkendala akses, fasilitas, dan kesadaran masyarakat.

Sekolah Pelosok

SDN Panaongan 3, yang berlokasi di Dusun Campaka, Desa Panaongan, Kecamatan Pasongsongan, Kabupaten Sumenep, merupakan salah satu sekolah dasar di daerah pelosok dengan keterbatasan infrastruktur. 

Kendati demikian, di bawah kepemimpinan Agus Sugianto sebagai kepala sekolah, lembaga ini berhasil menginisiasi berbagai program penguatan perilaku baik yang berdampak signifikan pada pembentukan karakter siswa.

Fenomena menarik di sekolah ini adalah tingginya dukungan dari seluruh guru, meskipun berada di lingkungan yang jauh dari pusat kota. 

Kolaborasi antara kepala sekolah, guru, dan masyarakat menciptakan ekosistem pendidikan yang kondusif bagi penanaman nilai-nilai positif. 

Padahal, di banyak daerah, sekolah-sekolah pelosok seringkali menghadapi kendala seperti kurangnya motivasi guru, minimnya partisipasi orang tua, atau keterbatasan sarana.

Telaah Program

Atas dasar itulah, tulisan ini akan mengkaji program-program pembentukan perilaku baik yang digagas Agus Sugianto, meskipun sekolah berlokasi di daerah pelosok. 

Selanjutnya, praktik baik ini bisa menjadi inspirasi bagi sekolah lain dalam menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas, tapi juga berakhlak mulia.

Program Perilaku Baik yang Digagas Agus Sugianto

Berikut adalah daftar program inovatif beserta penjelasan singkat mengenai tujuan dan pelaksanaannya:

1. Bundilakos (Berkebun di Lahan Kosong Sekolah)

Tujuan: Menanamkan kecintaan pada lingkungan, ketahanan pangan sekolah, dan pembelajaran praktik pertanian.

Pelaksanaan: Siswa menanam cabai, terong, jagung, pisang, dan tanaman obat keluarga (TOGA) sejak 2022.

Hasil panen digunakan untuk kebutuhan sekolah atau dibagikan ke masyarakat.

2. Pakasar (Pastikan Mereka Sarapan)

Tujuan: Memastikan siswa tidak belajar dalam keadaan lapar.

Pelaksanaan: Agus Sugianto secara rutin menanyakan siswa di pintu gerbang apakah mereka sudah sarapan.

Jika ada yang belum, guru memberikan penguatan tentang pentingnya sarapan.

3. Sapasate (Sarapan Pagi Bersama Teman)

Tujuan: Membiasakan sarapan sehat dan mempererat kebersamaan.

Pelaksanaan: Dilaksanakan setiap Sabtu setelah senam dan bersih-bersih taman kelas.

Orang tua dilibatkan untuk menyiapkan bekal, meningkatkan kepedulian keluarga terhadap gizi anak.

4. Bertasbih (Bersihkan Taman Kelas Biar Hijau)

Tujuan: Menumbuhkan tanggung jawab dan kepedulian terhadap kebersihan lingkungan.

Pelaksanaan: Setiap hari, setelah apel pagi, siswa membersihkan dan merawat taman kelas masing-masing.

5. Jumpayasin (Jumat Sapa Yatim dan Fakir Miskin)

Tujuan: Melatih empati dan kedermawanan siswa.

Pelaksanaan: Setiap Jumat, siswa menyisihkan sebagian uang jajannya.

Dana terkumpul disalurkan untuk anak yatim dan keluarga kurang mampu di sekitar sekolah.

6. Pembasuh (Pembiasaan Baca Sifat Allah Dua Puluh)

Tujuan: Memperkuat karakter religius dan akhlak mulia.

Pelaksanaan: Setiap Jumat setelah membaca Surat Yasin, siswa dan guru bersama-sama membaca sifat Allah yang 20.

7. Jumpaartis (Jumat Pramuka Agar Tangguh dan Istiqomah)

Tujuan: Membentuk mental disiplin, kerja sama, dan kemandirian.

Pelaksanaan: Kegiatan kepramukaan dilaksanakan setiap Jumat setelah Pembasuh dan Jumpayasin.

8. Sabers (Sabtu Bersih Sampah)

Tujuan: Meningkatkan kesadaran lingkungan dan pengelolaan sampah.

Pelaksanaan: Setiap Sabtu, siswa memungut dan memilah sampah (organik & anorganik).

Sampah plastik dikumpulkan untuk didaur ulang atau dijual.

9. Sunmastris (Sunatan Massal Gratis)

Tujuan: Memberikan layanan kesehatan sekaligus meringankan beban ekonomi orang tua.

Pelaksanaan: Dilaksanakan setiap libur semester dengan menggandeng puskesmas dan pemerintah desa.

10. Sibatu Keren (Literasi Baca Tulis Kelas Rendah)

Tujuan: Mempercepat kemampuan literasi dasar siswa kelas 1-3.

Pelaksanaan: Guru mata pelajaran yang jam kosong membantu mengajar membaca dan menulis.

11. Abang Samad (Aku Bangga Berbahasa Madura)

Tujuan: Melestarikan bahasa Madura halus sebagai identitas budaya.

Pelaksanaan: Siswa wajib berkomunikasi menggunakan bahasa Madura halus minimal seminggu sekali.

12. Bidikmipa (Bimbingan Akademik Matematika dan IPA)

Tujuan: Meningkatkan prestasi sains siswa untuk kompetisi.

Pelaksanaan: Bimbingan intensif Senin-Kamis bagi siswa berpotensi di bidang MIPA.

13. BIDIK MIDAS (Bimbingan Akademik Matematika Dasar)

Tujuan: Menguasai teknik cepat berhitung dasar.

Pelaksanaan: Salah satu guru ahli matematika melatih metode perkalian dan operasi dasar.

14. Progut (Program Guru Tamu)

Tujuan: Memberi inspirasi melalui kisah sukses praktisi.

Pelaksanaan: Mengundang tokoh (pengusaha, guru, dokter) untuk berbagi motivasi.

15. Bidikpediyah (Bimbingan Akademik Pendidikan Diniyah)

Tujuan: Memperdalam pengetahuan agama Islam.

Pelaksanaan: Bimbingan khusus materi diniyah seperti fiqih, akidah, dan akhlak.

16. Malesmama (Mari Lestarikan Macapat Madura)

Tujuan: Revitalisasi kesenian tradisional yang hampir punah.

Pelaksanaan: Siswa diajarkan tembang Macapat Madura oleh guru atau seniman lokal.

17. Bikat (Bimbingan Bakat)

Tujuan: Mengoptimalkan potensi non-akademik siswa.

Pelaksanaan: Setiap Sabtu, siswa mengikuti pelatihan sesuai minat (olahraga, seni, dan lain-lain).

Ke-17 program ini tidak hanya mengajarkan perilaku baik, tetapi juga membangun kemandirian, empati, dan kecintaan pada budaya lokal, sebuah bukti bahwa sekolah pelosok bisa menjadi pelopor inovasi pendidikan. [Surya]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penemuan Mayat di Rumah Kosong Gegerkan Warga Panaongan, Sumenep

Terbaru‼️ R4 Mendapat Jalur Khusus PPPK 2025🔥

Inkanas Ranting Banyu Urip Sinduadi Sering Raih Juara Umum di Kejurda

Penutupan MPLS di SDN Soddara 2 Ditandai dengan Pelepasan Balon dan Makan Bersama

Kiai Ali Akbar Syamsul Arifin: Jejak Wali Pesisir dan Raja yang Menjawab Salam dari Rahim

KKKS Pasongsongan Buka Donasi untuk Bapak Akbar, Guru Honorer PAI yang Derita Penyakit Jantung

Cegah Pengaruh Negatif Sejak Dini, SMA Islam Darunnajah Gelar Sosialisasi Anti Judi Online dan Napza

KKKS Pasongsongan Buka Donasi untuk Bapak Akbar, Guru PAI yang Alami Penyakit Jantung

SMA Islam Darunnajah Gelar Workshop Penyusunan Modul Ajar Berbasis Deep Learning dan AI

Regulasi PPPK Bikin Pusing, Honorer Sumenep Tambah Bingung