Kendang Dumek, Warisan Budaya Masyarakat Pulau Kangean Sumenep

Pulau Kangean Sumenep Madura
Arif Mahmud (kanan) bersama pemilik kanal YouTube Pendopo Madura dalam acara podcast. [Foto: Yant Kaiy]

apoymadura - Musik Kendang Dumek merupakan salah satu kesenian tradisional asli dari Pulau Kangean. Pulau yang terkenal dengan sebutan Pulau Cukir ini termasuk dalam wilayah Kabupaten Sumenep Madura. 

Kesenian ini memiliki karakteristik unik dan telah menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat setempat. Sabtu (3/8/2024). 

"Permainan musik Kendang Dumek biasanya dimainkan oleh empat orang yang masing-masing memiliki peran khusus," terang Arif Mahmud yang berasal dari Dusun Cangkreng Desa Angon-Angon Kecamatan Arjasa Kabupaten Sumenep. 

Para pemain musik Kendang Dumek terdiri dari 4 orang, antara lain:

Dua pemukul kendang; mereka memainkan kendang dengan irama yang dinamis dan penuh semangat.

Satu pemukul gong; pemain ini menambah dimensi bunyi yang lebih dalam dan ritmis pada keseluruhan musik.

Satu peniup saronen; saronen adalah alat musik tiup tradisional yang menghasilkan nada-nada melengking dan melodis, menjadi pelengkap sempurna bagi kendang dan gong.

"Kendang Dumek bukan sekadar hiburan, tetapi juga berfungsi sebagai pengiring dalam berbagai acara adat dan upacara penting di Pulau Kangean," terang Arif Mahmud. 

Lelaki murah senyum ini sekarang jadi guru di SDN Padangdangan 2 Pasongsongan. 

Arif Mahmud juga menjelaskan, bahwa musik Kendang Dumek seringkali dimainkan dalam acara pernikahan, pencak silat, karapan kerbau, dan acara ritual adat lainnya. 

"Musik ini menghadirkan suasana meriah, semarak dan penuh semangat pada setiap perhelatan yang digelar," ungkap Arif Mahmud. 

Musik Kendang Dumek juga seringkali ditampilkan pada acara-acara formal ketika ada kunjungan pejabat atau menyambut kedatangan tokoh penting.

"Kendang Dumek merupakan permainan musik lengkap yang menggabungkan beberapa unsur bunyi dan ritme dalam satu kesatuan sangat dunamik," tegas Arif Mahmud. 

Kendang Dumek tidak hanya mencerminkan kreativitas masyarakat Kangean, tetapi juga menunjukkan betapa kayanya warisan budaya yang dimiliki oleh masyarakat Kangean. 

"Adalah tanggung jawab kita untuk terus melestarikannya dengan cara ikut peduli. Tidak anti pati terhadap keberadaannya," harapnya. [Surya]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Soa-soal Bahasa Madura Kelas III

Soal-soal Bahasa Madura Kelas IV SD

Soal dan Kunci Jawaban Bahasa Madura PAS Kelas IV SD

SMPN 1 Pasongsongan Perkenalkan Program Pendidikan kepada Siswa SDN Panaongan 3 dalam Sosialisasi Penerimaan Siswa Baru

Herbal Gondowangi Bondowoso Beri Bantuan Sepatu Olahraga ke Siswa SDN Panaongan 3 Sumenep yang Berlokasi di Desa TerpencilšŸ’„

Miris‼️ Warga Pasongsongan Merasa Khawatir, Jembatan Sungai Angsono Masih Gelap GulitašŸ˜Ž

Penyembelihan Hewan Qurban di Pendopo Therapy Banyu Urip Berlangsung LancaršŸ”„

Sumenep Digegerkan Dugaan Korupsi BSPS: Kepala Desa Dungkek Beri Klarifikasi Sepihak😁

Juknis Tunjangan Sertifikasi Guru Honorer 2025, Masih Perlu EvaluasišŸ˜‡

Subsidi Upah Rp 600 Ribu: Solusi Cepat atau Ilusi Kesejahteraan Guru Honorer⁉️