Langsung ke konten utama

Rahasia Ikan Tahan Lama

Cerita anak

Cerita Anak: Yant Kaiy

Kata Pengantar:

Salam sejahtera bagi semua pembaca.

Buku Rahasia Ikan Tahan Lama ini tercipta sebab adanya kenyataan yang terjadi di sekitar kita. 

Dalam cerita ini, kita akan bersama-sama menjelajahi kehidupan anak gadis luar biasa dan belajar tentang cara membuat ikan supaya bisa tahan lama. 

Kita dibawa kepada kehidupan anak pesisir yang cerdik, punya ide kreatif, pemikiran jauh kedepan. Memanfaatkan hasil laut bisa berguna dalam memenuhi kebutuhan ikan dilain waktu. 

Melalui cerita ini, mari kita bersama-sama merenungkan kebermanfaatan jangka panjang supaya sumber ikan laut tidak cepat habis. 

Selamat menikmati petualangan ini. Kita dapat mengambil inspirasi dari perjalanan hidup Tona, dalam keterbatasan ada peluang untuk berkarya nyata. 

Semoga Anda menemukan banyak pesan moral didalamnya. 

[Penulis]


01

Tona anak seorang nelayan. Keluarganya dari kalangan warga biasa-biasa saja. Penghasilan ayahnya hanya mengandalkan dari hasil laut. 

Tona saat ini duduk di kelas 4 SD Negeri. Ia tergolong anak cerdas dan selalu ada di peringkat tiga besar sebagai bintang kelas. 

Di rumah, Tona rajin belajar. Patuh dan berbakti kepada orang tuanya. Ia selalu membantu pekerjaan ibunya di dapur. Seperti mencuci piring, menyapu lantai, mencuci baju, bahkan ia pandai memasak. 

Dia anak bungsu dari tiga bersaudara. Kedua kakaknya bekerja di Malaysia bersama istrinya. 

Hidup Tona tidak banyak tingkah. Perilakunya yang sopan membuat para tetangga sekitarnya banyak yang menyukainya. 

02

Pocokan adalah istilah yang digunakan oleh masyarakat nelayan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Pocokan merupakan satu masa dimana hasil tangkap ikan nelayan ada di posisi puncak. 

Musim pocokan mengacu pada hasil tangkap ikan nelayan tatkala lagi melimpah. Biasanya musim ini terjadi pada Agustus hingga masa dimana para nelayan tidak bisa melaut lagi karena cuaca buruk. Terjadi angin barat. 

03.

Ahad pagi, ayah Tona pulang membawa ikan sangat banyak. Harga ikan terlalu murah. Biasa, hukum pasar tatkala barang banyak pembelinya sedikit, harga pasti murah. 

"Aku mau bakar ikan bersama teman-teman, Bu," ucap Tona kegirangan. 

"Boleh. Mana temanmu?" 

"Aku akan menghubunginya," sahut Tona sembari berlalu. 

04.

Tujuh teman Tona datang hampir bersamaan. Mereka mulai memilih ikan layang (Bahasa Madura: juko' kaben) terbaik. 

Sebagian dari teman Tona ada yang membersihkan ikan-ikan segar tersebut dan membakarnya di atas bara api. Terlebih dulu ikan-ikan itu ditusuk pakai tusukan sate agar mudah dibolak-balik.

Sebagian lagi ada yang mempersiapkan bumbunya di cobek. 

Bumbunya cukup sederhana. Ada kecap manis, irisan tipis bawang merah, jeruk nipis dan sedikit cabai. Semua bahan tersebut diulek. 

05

Ikan bakar segar sudah tersaji. Siap untuk dimakan. Tona dan teman-temannya terlihat riang gembira. 

Ikan bakar itu dimakan dengan bumbu kecap. Rasanya gurih dan aromanya harum. Rasa amis sedikit berkurang karena ada air perasan jeruk nipis. 

06

Sehabis makan, teman-teman Tona mencuci bersih semua perabot dapur yang telah digunakan. 

Ada nilai kebersamaan dan keakraban diantara keluarga Tona dan teman-temannya.  Tercipta jalinan komunikasi mesra diantara mereka. 

07

Sepulang teman-temannya, Tona dan ibunya dibingungkan dengan banyaknya ikan. 

Kalau dipindang masih merepotkan juga. Karena setiap hari harus dihangatkan, kalau tidak akan basi. 

"Bagaimana kalau ikan-ikan ini dikeringkan saja, Bu?" usul Tona. 

Ibunya sedikit terdiam. Sejenak ia berfikir. 

"Ya. Kenapa sedari tadi ibu tak sempat berpikir kesana," tukasnya tiba-tiba. 

08

Sejurus kemudian ibu dan anak itu mulai membelah ikan-ikan pakai pisau. Insang dan isi perut ikan dibuang. 

Setelah bersih, semua ikan dicelupkan ke garam. Lantas diletakkan pada sebuah anyaman bambu untuk dijemur. 

"Kenapa menggunakan garam, Bu?" tanya Tona

"Tujuannya agar cepat kering. Fungsi lainnya biar ikan ketika dimasak tidak perlu dikasih garam lagi," selanya. 

09

Proses penjemuran ikan membutuhkan waktu tiga hari. Lebih kering lebih baik. Hal ini dimaksudkan agar ikan tidak busuk dalam penyimpanan. 

10

Tiga hari kemudian, Tona lalu memasukkan ikan kering tersebut kedalam plastik bekas bungkus beras. Ia ikat kuat agar tidak ada celah binatang kecil masuk. 

Untuk lebih aman, bungkusan ikan kering itu dimasukkan lagi ke bungkusan plastik lebih besar. 

"Saya tahu sekarang, biar ikan ini tidak hancur dimakan binatang kecil kan?" tebak Tona. 

"Betul, Nak. Biasanya kalau hanya dibungkus sekali ikan kering mudah rusak... "

"Dan tak laku dijual," potong Tonah sembari membantu ibunya mengangkat bungkusan ikan kering.[]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nasib Guru Honorer PAI di Sumenep tidak Terurus

Catatan: Yant Kaiy Tidak adanya rekrutmen PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) bagi guru PAI (Pendidikan Agama Islam) di lingkungan Dinas Pendidikan Sumenep, menambah panjang penderitaan mereka. Karena harga dari profesi mulia mereka sebagai pendidik dibayar tidak lebih dari Rp 300.000,- per bulan. Rupanya pihak pemangku kebijakan masih belum terketuk hatinya untuk mengangkis mereka dari lembah ketidak-adilan. Sekian lama guru PAI terjebak di lingkaran mimpi berkepanjangan. Impian para guru PAI ini untuk menjadi PPPK menyublim seiring tidak adanya jaminan kesejahteraan. Namun mereka tetap berkarya nyata walau kesejahteraan keluarganya jadi taruhan. Mereka tetap tersenyum mencurahkan keilmuannya terhadap murid-muridnya. Animo itu terus bersemi karena ada janji Allah, bahwa siapa pun orang yang mendermakan ilmu agamanya, maka jaminannya kelak adalah surga. Barangkali inilah yang membuat mereka tidak bergolak dalam menyampaikan aspirasinya. Mereka tidak turu

Panji Gumilang Pesohor Akhir Kekuasaan Jokowi

Catatan: Yant Kaiy Emosi rakyat Indonesia berpekan-pekan tercurah ke Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Panji Gumilang. Episode demi episode tentangnya menggelinding bebas di altar mayapada. Akhirnya, lewat tangan-tangan penguasa ketenangan dan kenyamanan Panji Gumilang mulai terusik. Telusur mereka berdasar pernyataan dirinya tentang beberapa hal yang dianggap sesat oleh sebagian besar umat Islam di tanah air. Cerita tentangnya menenggelamkan beraneka berita krusial dalam negeri. Isu ketidakadilan, kasus besar menyangkut hajat hidup orang banyak menyublim di dasar laut Al Zaytun. Banyak orang bertanya-tanya, seberapa perkasa Panji Gumilang di mata hukum Indonesia. Ia bertakhta atas nama kebenaran walau kadang berseberangan jalan dengan organisasi Islam yang ada. Mungkin baginya, berbeda itu indah. Sekarang tugas penguasa menyembuhkan suasana negeri ini menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur. Tidak ada nilai tawar.[] - Yant Kaiy, Pimred apoymadura.com

SDN Panaongan 3 Layak Menyandang Predikat Sekolah Terbaik di Pasongsongan

Agus Sugianto (kanan) bersama Kepala Dinas Pendidikan Sumenep Agus Dwi Saputra. [Foto: Sur] apoymadura.com  - SDN Panaongan 3 terletak di Dusun Campaka Desa Panaongan Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Lokasinya masuk pelosok dengan jalan rusak ringan. Warga masyarakatnya sebagai besar bekerja di ladang sebagai petani. Musim penghujan mereka bercocok tanam jagung. Musim kemarau masyarakat lebih banyak menanam tembakau.  Ada pula sebagian dari mereka merantau ke kota lain. Bahkan ada yang bekerja di Malaysia, mengadu peruntungan agar kesejahteraan hidup lebih baik. Etos kerja warga masyarakat cukup tinggi. Mereka sadar, putra-putri mereka paling tidak harus punya pondasi keilmuan yang cukup. Agar dalam mengarungi hidup lebih indah, sesuai impiannya. Kendati perekonomian mereka rata-rata lemah, namun masalah pendidikan anak-anaknya menjadi sebuah prioritas. Karena mereka sadar, hidup bahagia itu lebih lestari dengan ilmu. Mereka menginginkan pendidikan putra-putrinya ke tingkat p