Langsung ke konten utama

Kemacetan Jalan Protokol Pasongsongan Akibat Pawai Karnaval HUT RI ke-78

 

Karnaval Pasongsongan bikin macet
Dari kiri: Sapulan, Dafiruddin, Kapolsek Pasongsongan, dan Agus Sugianto. Mereka bersama-sama mempersiapkan penyelenggaraan karnaval di start karnaval Pasongsongan, tepatnya di Lapangan Sawunggaling. [Foto: Yant Kaiy]
apoymadura.com  - Perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-78 di Kecamatan Pasongsongan, Kabupaten Sumenep, berlangsung meriah dengan adanya pawai karnaval yang menjadi daya tarik utama. Selasa (29/8/2023). 

Namun, semarak perayaan juga membawa dampak tak terduga, yakni kemacetan lalu lintas yang signifikan di jalan protokol Kecamatan Pasongsongan.

Pawai karnaval merupakan tradisi yang tidak asing dalam perayaan kemerdekaan di berbagai daerah. 

Acara ini menjadi sarana bagi masyarakat untuk berpartisipasi, mengekspresikan semangat nasionalisme, dan memeriahkan perayaan dengan kostum dan dekorasi yang mengagumkan. 

Namun, perayaan kali ini juga menunjukkan sisi lain dari kegembiraan, yaitu tantangan dalam mengatur arus lalu lintas.

Pawai karnaval di Kecamatan Pasongsongan menampilkan berbagai kelompok peserta. Mulai tingkat TK/RA, SD/MI, SMP,/MTs dan peserta umum.

Karnaval 17 Agustus Pasongsongan

Pernak-pernik hiasan merah-putih mulai dari topi, ikat kepala, busana, bendera kecil memenuhi jalan-jalan kecil di desa, menciptakan atmosfer yang menggugah semangat patriotisme. 

"Namun, pawai yang seharusnya menjadi sumber kegembiraan bagi warga juga mengubah jalan-jalan menjadi jalur yang tersendat. Sehingga lazim ada istilah di tengah-tengah masyarakat Pasongsongan, kalau tidak macet bukan karnaval namanya," terang Agus Sugianto, ketua koordinator panitia semua bidang lomba perayaan HUT RI Pasongsongan. 

Pemerintah setempat, dalam hal ini Forkopimcam (Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan) Pasongsongan dan pihak panitia jauh-jauh hari telah mengambil tindakan dengan memberikan imbauan untuk menghindari jalur yang bakal dilewati peserta pawai karnaval. 

Imbauan itu terus menerus dipublikasikan lewat media sosial dan pengumuman lewat penyiaran publik. 

"Meskipun demikian, peserta karnaval untuk kali ini sangat banyak. Lebih banyak dari tahun-tahun sebelumnya. Pokoknnya diluar ekspektasi segenap panitia," tambah Agus Sugianto. 

Diluar prakiraan pula jumlah pengunjung membludak, memadati pinggir jalan raya. Diperparah kesadaran pengendara sepeda motor juga begitu rendah.

Karnaval Pasongsongan 2023

Beberapa faktor tersebut menjadikan suasana jalan raya Pasongsongan macet tak terelakkan.  

Antrian kendaraan panjang dan laju lalu lintas yang melambat menyebabkan frustrasi bagi para pengendara.

Beberapa warga yang terjebak dalam kemacetan mengungkapkan kebingungan mereka karena tidak dapat mencapai tujuan mereka dengan cepat. 

Evaluasi Terperinci
Pawai karnaval yang berlangsung dalam rangka memeriahkan HUT Kemerdekaan RI memang memiliki makna dan nilai yang penting.

Namun, kejadian kemacetan yang terjadi membuka diskusi tentang perlunya perencanaan yang lebih matang untuk mengurangi dampak negatif pada mobilitas masyarakat. 

Sebenarnya pemerintah, penyelenggara acara, dan masyarakat telah berkolaborasi dalam mencari solusi yang tepat, terutama pihak kepolisian dan beberapa instansi setempat. 
Berita terbaru tentang karnaval Pasongsongan
"Kami sudah berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait masalah kemacetan ini. Kepada Polsek, Koramil, Kecamatan Pasongsongan dan pihak-pihak lainnya," terang Sapulan kepada jurnalis apoymadura.com, ketua penyelenggara karnaval. 

Kedepan dirinya akan mengevaluasi perayaan festival karnaval untuk meminimalisir kemacetan. 

Musik Tongtong
Ada salah satu sekolah yang memaksakan diri mendatangkan Musik Tongtong dalam barisan regu karnavalnya. Padahal sudah ada ketentuan dan disepakati bersama, kalau menyertakan Musik Tongtong akan didiskualifikasi dari perlombaan. 

Biang kerok penyebab kemacetan di jalan protokol tersebut menurut pengamatan banyak pihak yaitu adanya Musik Tongtong. 

Perlu diketahui, Musik Tongtong menggunakan lebih separuh jalan raya. Mereka menaiki kendaraan dorong dengan ketinggian dekornya mencapai tiga meter lebih

"Kami telah meminta dengan hormat kepada sekolah bersangkutan untuk memilih dua opsi. Musik Tongtong dilepas sebelum atau sesudah pelaksanaan karnaval. Tapi pihak sekolah tetap ngotot dan bertanggung jawab penuh kalau musik tradisional tersebut tidak akan bikin macet," terang Sapulan.

Hujatan dan kecaman dari para peserta lomba pun mengalir yang diarahkan kepada seluruh panitia penyelenggara. 

"Tapi nasi sudah jadi bubur, kami sangat mengerti akan kekecewaan mereka," sela Sapulan. 
Karnaval pasongsongan sangat meriah
Di tengah semarak bendera merah-putih dan semangat kemerdekaan, kejadian kemacetan ini mengingatkan kita bahwa merayakan kemerdekaan juga harus diiringi dengan tanggung jawab terhadap kelancaran dan keamanan lalu lintas. 

Dengan kolaborasi yang baik dan upaya bersama, kita kelak dapat menjaga semangat perayaan tetap hidup sambil tetap memperhatikan kepentingan masyarakat dalam hal mobilitas.

"Semoga momentum perayaan kemerdekaan ini dapat menjadi titik awal untuk perubahan yang positif dalam menghadapi tantangan kemacetan pada acara-acara masa depan," pungkasnya. [kay]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nasib Guru Honorer PAI di Sumenep tidak Terurus

Catatan: Yant Kaiy Tidak adanya rekrutmen PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) bagi guru PAI (Pendidikan Agama Islam) di lingkungan Dinas Pendidikan Sumenep, menambah panjang penderitaan mereka. Karena harga dari profesi mulia mereka sebagai pendidik dibayar tidak lebih dari Rp 300.000,- per bulan. Rupanya pihak pemangku kebijakan masih belum terketuk hatinya untuk mengangkis mereka dari lembah ketidak-adilan. Sekian lama guru PAI terjebak di lingkaran mimpi berkepanjangan. Impian para guru PAI ini untuk menjadi PPPK menyublim seiring tidak adanya jaminan kesejahteraan. Namun mereka tetap berkarya nyata walau kesejahteraan keluarganya jadi taruhan. Mereka tetap tersenyum mencurahkan keilmuannya terhadap murid-muridnya. Animo itu terus bersemi karena ada janji Allah, bahwa siapa pun orang yang mendermakan ilmu agamanya, maka jaminannya kelak adalah surga. Barangkali inilah yang membuat mereka tidak bergolak dalam menyampaikan aspirasinya. Mereka tidak turu

Panji Gumilang Pesohor Akhir Kekuasaan Jokowi

Catatan: Yant Kaiy Emosi rakyat Indonesia berpekan-pekan tercurah ke Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Panji Gumilang. Episode demi episode tentangnya menggelinding bebas di altar mayapada. Akhirnya, lewat tangan-tangan penguasa ketenangan dan kenyamanan Panji Gumilang mulai terusik. Telusur mereka berdasar pernyataan dirinya tentang beberapa hal yang dianggap sesat oleh sebagian besar umat Islam di tanah air. Cerita tentangnya menenggelamkan beraneka berita krusial dalam negeri. Isu ketidakadilan, kasus besar menyangkut hajat hidup orang banyak menyublim di dasar laut Al Zaytun. Banyak orang bertanya-tanya, seberapa perkasa Panji Gumilang di mata hukum Indonesia. Ia bertakhta atas nama kebenaran walau kadang berseberangan jalan dengan organisasi Islam yang ada. Mungkin baginya, berbeda itu indah. Sekarang tugas penguasa menyembuhkan suasana negeri ini menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur. Tidak ada nilai tawar.[] - Yant Kaiy, Pimred apoymadura.com

SDN Panaongan 3 Layak Menyandang Predikat Sekolah Terbaik di Pasongsongan

Agus Sugianto (kanan) bersama Kepala Dinas Pendidikan Sumenep Agus Dwi Saputra. [Foto: Sur] apoymadura.com  - SDN Panaongan 3 terletak di Dusun Campaka Desa Panaongan Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Lokasinya masuk pelosok dengan jalan rusak ringan. Warga masyarakatnya sebagai besar bekerja di ladang sebagai petani. Musim penghujan mereka bercocok tanam jagung. Musim kemarau masyarakat lebih banyak menanam tembakau.  Ada pula sebagian dari mereka merantau ke kota lain. Bahkan ada yang bekerja di Malaysia, mengadu peruntungan agar kesejahteraan hidup lebih baik. Etos kerja warga masyarakat cukup tinggi. Mereka sadar, putra-putri mereka paling tidak harus punya pondasi keilmuan yang cukup. Agar dalam mengarungi hidup lebih indah, sesuai impiannya. Kendati perekonomian mereka rata-rata lemah, namun masalah pendidikan anak-anaknya menjadi sebuah prioritas. Karena mereka sadar, hidup bahagia itu lebih lestari dengan ilmu. Mereka menginginkan pendidikan putra-putrinya ke tingkat p