Langsung ke konten utama

Cerpen: Ikhlas Dimadu

Karya: Yant Kaiy

Tantangan harus dihadapi untuk bisa meraih cita-cita dan cinta. Tidak boleh menyerah sebelum segala sesuatunya dimulai. Karena masalah akan menghias liku hidup manusia tanpa terkecuali.

Debur bergerak, menyibak hari. Ia telah diizinkan istrinya menikah lagi. Istrinya menyadari betul jikalau dirinya tidak bisa mengimbangi keperkasaan Debur. Usia istrinya terpaut satu tahun lebih muda.

Kendati usia Debur sudah enam puluh tiga tahun, ia tetap bergairah mencukupi nafkah lahir-batin suaminya.

Dari sekian banyak janda, Debur cenderung menyukai Kunti. Wanita seksi ini bekerja di salon kecantikan. Ia bercerai lantaran suaminya selalu menyakitinya. Sikap suaminya yang suka cemburu buta membuat rumah tangganya berantakan.

Kunti mempunyai anak satu duduk di bangku SMP. Sudah empat tahun menjanda. Sikapnya keibuan. Tidak genit. Parasnya oval serasi dengan hidung mancungnya.

“Aku akan menikahimu, Kun.”

“Kau serius?” tanya Kunti tidak percaya. Ia tersenyum menghormatinya. Karena banyak laki-laki dekat padanya hanya sebatas coba-coba. Seberapa bisa dia diajak berkencan.

“Aku tidak main-main!” tegas Debur ketika mengantar Kunti pulang ke rumah kontrakannya.

Debur meraih tangan Kunti. Ia menatap wanita impiannya. Debur jadi teringat masa lalunya, ketika ia masih pacaran dulu. Kini sikap yang sama Debur lakukan pada Kunti.

“Istrimu bagaimana?” korek Kunti.

“Istriku membolehkan aku menikah lagi. Dia tidak keberatan sama sekali. Justru ia mendukungku untuk mendapatkan cintamu,” ucap Debur apa adanya.

Lalu Debur menjelaskan kalau istrinya rela dipoligami asal tidak boleh membawa barang-barang di rumahnya. Tidak kalah pentingnya, seluruh gaji pensiun Debur hanya untuk istrinya. Jadi Debur mengandalkan pekerjaannya sebagai pemilik toko kelontong dalam menopang kebutuhan sehari-hari.

Dua pekan kemudian mereka menikah. Pernikahan keduanya berlangsung sederhana. Istri pertama Debur turut datang, mengikhlaskan suaminya menikah lagi. Para hadirin terharu dan salut akan sikap istri pertama Debur.[]

Pasongsongan, 1/1/2023



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nasib Guru Honorer PAI di Sumenep tidak Terurus

Catatan: Yant Kaiy Tidak adanya rekrutmen PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) bagi guru PAI (Pendidikan Agama Islam) di lingkungan Dinas Pendidikan Sumenep, menambah panjang penderitaan mereka. Karena harga dari profesi mulia mereka sebagai pendidik dibayar tidak lebih dari Rp 300.000,- per bulan. Rupanya pihak pemangku kebijakan masih belum terketuk hatinya untuk mengangkis mereka dari lembah ketidak-adilan. Sekian lama guru PAI terjebak di lingkaran mimpi berkepanjangan. Impian para guru PAI ini untuk menjadi PPPK menyublim seiring tidak adanya jaminan kesejahteraan. Namun mereka tetap berkarya nyata walau kesejahteraan keluarganya jadi taruhan. Mereka tetap tersenyum mencurahkan keilmuannya terhadap murid-muridnya. Animo itu terus bersemi karena ada janji Allah, bahwa siapa pun orang yang mendermakan ilmu agamanya, maka jaminannya kelak adalah surga. Barangkali inilah yang membuat mereka tidak bergolak dalam menyampaikan aspirasinya. Mereka tidak turu

Panji Gumilang Pesohor Akhir Kekuasaan Jokowi

Catatan: Yant Kaiy Emosi rakyat Indonesia berpekan-pekan tercurah ke Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Panji Gumilang. Episode demi episode tentangnya menggelinding bebas di altar mayapada. Akhirnya, lewat tangan-tangan penguasa ketenangan dan kenyamanan Panji Gumilang mulai terusik. Telusur mereka berdasar pernyataan dirinya tentang beberapa hal yang dianggap sesat oleh sebagian besar umat Islam di tanah air. Cerita tentangnya menenggelamkan beraneka berita krusial dalam negeri. Isu ketidakadilan, kasus besar menyangkut hajat hidup orang banyak menyublim di dasar laut Al Zaytun. Banyak orang bertanya-tanya, seberapa perkasa Panji Gumilang di mata hukum Indonesia. Ia bertakhta atas nama kebenaran walau kadang berseberangan jalan dengan organisasi Islam yang ada. Mungkin baginya, berbeda itu indah. Sekarang tugas penguasa menyembuhkan suasana negeri ini menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur. Tidak ada nilai tawar.[] - Yant Kaiy, Pimred apoymadura.com

SDN Panaongan 3 Layak Menyandang Predikat Sekolah Terbaik di Pasongsongan

Agus Sugianto (kanan) bersama Kepala Dinas Pendidikan Sumenep Agus Dwi Saputra. [Foto: Sur] apoymadura.com  - SDN Panaongan 3 terletak di Dusun Campaka Desa Panaongan Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Lokasinya masuk pelosok dengan jalan rusak ringan. Warga masyarakatnya sebagai besar bekerja di ladang sebagai petani. Musim penghujan mereka bercocok tanam jagung. Musim kemarau masyarakat lebih banyak menanam tembakau.  Ada pula sebagian dari mereka merantau ke kota lain. Bahkan ada yang bekerja di Malaysia, mengadu peruntungan agar kesejahteraan hidup lebih baik. Etos kerja warga masyarakat cukup tinggi. Mereka sadar, putra-putri mereka paling tidak harus punya pondasi keilmuan yang cukup. Agar dalam mengarungi hidup lebih indah, sesuai impiannya. Kendati perekonomian mereka rata-rata lemah, namun masalah pendidikan anak-anaknya menjadi sebuah prioritas. Karena mereka sadar, hidup bahagia itu lebih lestari dengan ilmu. Mereka menginginkan pendidikan putra-putrinya ke tingkat p