Teknik Penyehatan Air Hujan
Artikel Kesehatan: Yant Kaiy
Keluhan tentang problem air bersih semakin santer terdengar. Di beberapa wilayah kota besar, sebab
air tanahnya lebih banyak yang tercemar, baik oleh limbah industri maupun limbah rumah
tangga. Sementara itu, air PAM masih sangat terbatas.
Maka khususnya daerah-daerah yang langka akan
air bersih,
sangat pantaslah mulai membudidayakan air hujan sebagai air bersih. Karena kita sadar kebutuhan
air bersih juga kian mendesak, terutama untuk air minum serta industri pangan.
Limbah industri maupun limbah rumah tangga di kota-kota besar di Indonesia semakin parah. Dan pencemaran tersebut sangat berpengaruh negatif terhadap usia harapan hidup manusia. Lebih mengerikan lagi tingkat usia harapan hidup orang Indonesia termasuk yang rendah di Asia.
Menurut data dari WHO, sedikitnya 30.000 orang
yang meninggal dunia di negara-negara berkembang setiap harinya lantaran kekurangan air bersih dan
fasilitas sanitasi yang kurang sehat. Dan angka tersebut cenderung meningkat
tanpa terkendali.
Cara
penyehatan
Air hujan berasal dari air yang menguap dan mengembara di udara bebas. Kemudian mengalami kondensasi
serta jatuh kembali ke bumi
sebagai
air hujan. Air hujan tidak mengandung garam
mineral seperti garam dapur, garam yodida dan sebagainya. Sebab melalui media
udara, air hujan justru banyak mengandung gas 02 dan CO2 yang mudah membuat
karatan bak besi.
Air hujan yang jatuh di daerah perkotaan dan
industri bergesekan dengan udara yang banyak mengandung debu dan bakteri berbahaya bagi kesehatan manusia. Untuk itu air
hujan agar bisa diminum atau untuk memasak harus melewati suatu
teknik penyehatan terlebih dulu.
Dibandingkan dengan
air tanah, air hujan mempunyai kelemahan lantaran kurangnya garam-garam
mineral. Karena itu perlu diberikan garam kalsium ke dalamnya. Dan zat kapur
ini banyak dijual oleh para pedagang bahan bangunan.
Kalsium ini berperan
penting dalam pembentukan gigi dan tulang. Di samping itu juga mempunyai andil
dalam pencegahan penyakit jantung serta peredaran darah.
Sebelum dilarutkan ke
dalam air, zat kapur harus dibersihkan dari semua kotoran yang mungkin ada. Kemudian
larutkan kapur ini dan masukkan ke dalam bak air. Lalu aduk agar larut dengan
sempurna. Dosis kapur yang dibubuhkan cukup antara 25 - 100 gram untuk setiap
100 liter air hujan. Jika kebanyakan maka airnya akan terasa pahit.
Pembubuhan kalsium ini
sudah cukup, karena garam-garam mineral lainnya mudah didapati dari bahan-bahan
makanan.
Pembubuhan garam kalsium
juga dapat memerdekakan gas CO2 dari air hujan, baik gas CO2 sendiri yang biasa
maupun yang agresif, karena gas tersebut dapat mengakibatkan kerusakan pipa,
tembok, dan beton.
Untuk meningkatkan
mutu, ke dalam air hujan hendaknya dibubuhkan kaporit, agar bakteri atau kuman
yang mungkin terdapat di dalamnya dijamin lenyap.
Suatu penelitian
memperlihatkan, dosis setengah garam kaporit per 100 liter air hujan telah
cukup memadai. Namun karena kaporit yang dijual di pasar rata-rata mempunyai
kadar aktif 36 persen dari berat total, maka jumlah yang sebenarnya harus
dilarutkan sebanyak: 100/35 x 1,5 mg liter = 4,29 mg/liter atau sebanyak 4,29
gram kaporit per 100 liter air hujan.[]
Diolah dari berbagai sumber
Publish: Tabloid Mutiara (Minggu ll/12/1991)
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan agar kita bisa memberikan pengalaman yang baik untuk pengunjung. Terima kasih.