Perjalanan Dangdut Indonesia (Bagian III)
![]() |
Yus Yunus, penyanyi dangdut asal Sumenep Madura |
Artikel Musik: Yant Kaiy
Langkah di tanah air
Dengan digelarnya Lomba Cipta Lagu Dangdut Tingkat Nasional 1991 di Balai Sidang Senayan Jakarta beberapa waktu lalu, jelas ini sudah diakui sebagai musik tuan
rumah yang keberadaannya tak mudah lekang tergerus aliran musik dari luar. Faktanya sepuluh lagu dangdut yang digelar kesemuanya mengetengahkan tema dan musik
yang
sangat beraneka ragam. Dari sana tercermin bahwa lagu dangdut asal jadi, kini bukan zamannya lagi.
Bali
Tersenyum karya Denny Albar yang berhasil menjadi nominasi lagu terbaik
pertama dengan vokal Bariah Hamid, menyuguhkan komposisi musik yang sarat akan pesan kebudayaan Indonesia, baik melodi maupun improvisasinya. Dengan polesan irama musik daerah Bali, Denny mampu mengolaborasikan
musiknya dalam warna semi rock. Liriknya pun tidak cengeng
dan bernilai lebih serius.
Sembilan lagu finalis lainnya: Di balik Tirai Tradisi, Kau Tetap
Misteri, Aku Ingin Kasih Sayang, Si Kecil (lagu terbaik II), Tanda Cinta,
Rembulan Di Siang
Hari, Rahasia Kehidupan (lagu
terbaik III), Untukmu Seniman, dan
Mati Pun Berani juga diciptakan
dengan imajinasi dan stiyle "rasa memiliki” yang tinggi dan penuh
bobot.
Memang, kini tiada lagi keraguan tentang eksistensi musik dangdut dalam percaturan budaya di negeri ini. Mungkin, dengan semangat yang begitu menggebu telah membuat ucapan para seniman yang dilontarkan dalam musik dangdut seperti "terlalu" vokal dan verbal. Namun kita tidak perlu menangkapnya dari sudut pandang arogansi atau ketakaburan. Itu semua hanya buncahan rasa haru dan kebahagiaan yang terpencar.
Dan mungkin langkah ini merupakan pertama kali
musik dangdut bermetamorfosis
sehingga menatalkan sebuah keniscayaan special. Dua puluh tahun yang lalu, dangdut hanya dapat
dimainkan di pinggiran kampung dan dinikmati oleh orang-orang yang memakai sarung dan kopyah. Namun kini seiring perkembangan
kreativitas seniman-seniman
dangdut yang dipacu tanpa henti, endingnya panji-panji dangdut semakin berkibar di
jalannya.
Didukung pula oleh industri rekaman
yang membuka tangan lebar-lebar, otomatis berjubellah kaset-kaset lagu berirama 'dansa lembut’ itu di bursa percaturan persaingan tak terelakkan. Memang, tak bisa
dihindari, dari sekian banyak lagu yang beredar di pasaran, berbagai macam
pula tema dan versi yang dihadirkan. Namun dari pandangan positif, jelas membludaknya rekaman dangdut telah menciptakan
situasi yang kondusif dalam era perkembangan dangdut itu sendiri.
Di sini pula akan bermunculan persaingan-persaingan
menuntut kerja lebih giat dan aktif. Tidak akan dapat sebuah lagu laris atau meledak di
pasaran, kalau ada lagu yang lebih baik. Iklim komersial – meski dikatakan orang dapat mendorong
pada kondisi lebih positif,
realitanya terbalik, sehingga menghasilkan produk yang kehilangan
kualitas dan asal jadi, lantas mencuatkan kreativitas.
Itulah fenomena yang dapat kita telusuri dalam era dunia
musik dangdut Indonesia. (Habis)
Publish: Koran Berita Yudha (8/12/1991)
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan agar kita bisa memberikan pengalaman yang baik untuk pengunjung. Terima kasih.