Tempe dapat Mengatasi Diare dan Penyakit Jantung (Bagian II)


 

Artikel Kesehatan: Yant Kaiy

Khasiat

Tidak hanya kaya akan zat gizi yang sangat dibutuhkan oleh tubuh, namun ternyata tempe mempunyai nilai tambah bagi kesehatan. Adalah ilmuwan berkebangsaan Belanda AG Van Veen, yang pertama kali menemukan bahwa tempe ada banyak pengaruh baik terhadap penderita disentri.

Penelitian demi penelitian pendapat Veen diperkuat lagi dengan munculnya dua pakar gizi Indonesia, Erwin Affandi dan Mien K. Mahmud, menemukan senyawa antibakteri pada tempe antara lain Shigella sp dan Salmonella sp.

Sejauh itu Mien K Mahmud dalam studinya menemukan adanya suatu khasiat tambahan dari tempe. Selain dapat bermanfaat mengatasi diare kronik pada bayi, ternyata tempe juga mampu menanggulangi kurang kalori protein, intoleransi gula, kegagalan pertumbuhan, melabsorpsi lemak, serta ketidakmampuan mencerna protein. Selain itu semua, ternyata tempe juga dapat memperbaiki kondisi saluran pencernaan serta menambah berat badan.

Tak cuma itu, sakit jantung (kardiovaskuler), penyakit yang menjadi momok dalam kehidupan, berdasarkan studi kabarnya dapat dicegah dengan mengonsumsi tempe. Hal tersebut dikatakan Prof. Dr. Soesanto Mangkuwijoyo, yang meneliti serta mengamati daya hipokolesteremik tempe. (Habis)

 

Diolah dari berbagai sumber

Publish: Koran Jaya Karta (2/8/1992)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Soal-soal Bahasa Madura Kelas IV SD

Soa-soal Bahasa Madura Kelas III

Soal dan Kunci Jawaban Bahasa Madura PAS Kelas IV SD

Hairus Samad Kenang Sosok Ustadz Patmo: Ulama Muda Berpandangan Jauh ke Depan

Soal dan Kunci Jawaban Bahasa Madura Kelas 3 SD di Sumenep

Surajiya dan Juan Dali: sebuah Enigma dan Anak Kecil yang Mewarnai Langit

LPI Nurul Ilmi Gelar Peringatan Hari Guru Nasional 2025 dengan Baca Yasin, Tahlil, dan Doa Bersama

Jurnal Pembelajaran Mendalam dan Asesmen 2.0 (Umum) dengan Topik Pendekatan Understanding by Design dalam Perencanaan Pembelajaran

Mitos Uang Bernomer 999

Contoh Jurnal PPG Modul 1 Pembelajaran Sosial Emosional, dengan Topik Pentingnya Collaborative, Social, and Emotional Learning (CASEL)